Dengan stelan jas yang bertengger rapi di tubuh tegapnya pria dengan wajah tampan yang memiliki gelar sebagai CEO salah satu yang mempunyai pengaruh besar di negaranya. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang properti dengan memiliki cabang di berbagai kota maupun negara selain itu diapun masih memiliki bisnis dibidang lainnya seperti pusat perbelanjaan juga berbagai resort yang berada di beberapa pantai. Kekayaan yang dimilikinya tentunya tidak lepas dari hasil kerja keras yang dia lakukan selama ini sehingga diapun dijuluki sebagai orang yang gila kerja.
"Selamat siang tuan, pesawat yang akan mengantar anda untuk menuju Spanyol sudah siap," Miguel Carlo De Luca pria tampan dengan wajah datar itupun menatap pada sekertaris sekaligus asisten pribadinya.
"Bagaimana dengan semua laporannya, apakah sudah siap?"
"Sudah tuan semuanya sudah siap tidak ada yang terlewatkan sedikitpun seperti yang anda minta."
Miguel mengangguk kemudian berdiri dari duduknya mengambil jas yang tergantung di ujung ruangan miliknya, pria itupun melangkahkan kakinya mendahului Haidar sekertaris nya.
Beberapa pekerjaan yang mengharuskan dirinya untuk berpergian dengan waktu yang singkat, mengurus hal-hal yang memang memerlukan dirinya untuk meluangkan waktu yang sangat menguras hingga sampai sekarang dia tidak memiliki perempuan yang selalu ditanyakan ibunya untuk segara dikenalkan pada keluarga besarnya.
Miguel tidak terlalu memusingkan hal tersebut tetapi terkadang rengekan ibunya tentang kapan dia akan mengenalkan seorang perempuan membuat ia kadang kala kesal sampai kadang berakhir dengan dia bertengkar dengan ayahnya karena tidak sengaja meninggikan suaranya pada istri tercinta ayahnya yang juga merupakan ibu kandungnya.
Dia bukannya tidak ingin hanya saja dia tidak memiliki waktu luang untuk memikirkan hal tersebut, dia pikir itu bisa dia lakukan nanti saat ada seseorang yang benar benar bisa membuatnya tertarik karena selama ini tidak ada yang bisa membuatnya tertarik sama sekali.
"Haidar tolong belikan ibuku tas atau apapun itu setelahnya agar aku bisa bekerja dengan tenang untuk saat ini," Haidar paham betul apa yang diperintahkan bosnya untuk nyonya keluar De Luca tersebut.
Sebuah hadiah yang sebenarnya merupakan sogokan kecil untuk ibu kandung tuannya tersebut agar kali ini berharap tidak ada pertanyaan yang selalu diulang hampir setiap hari.
Setelah pesawat pribadi milik tuannya landing Miguel dan Haidar langsung menuju sebuah perusahaan yang memiliki kerja sama dengan perusahaan miliknya. Sesampainya di sana dia langsung di persilahkan masuk dan langsung melakukan diskusi untuk kerjasama antar perusahaan tersebut.
-
"Sialan, ahhhhh fuckk bedebah brengsekkk aku sangat membencimu papa aku membenci mu sangat sangat membenci mu," wanita dengan dress hitam selutut yang sudah lusuh itu terus terusan mengumpat dengan wajah yang memerah menahan kesal.
Sejak tadi dia terus terusan berlari ke sana kemari untuk menghindari orang-orang suruhan ayahnya yang terus saja mengajar untuk membawa paksa dirinya kembali ke negara kelahirannya.
Beberapa pasang mata yang melihat dan mendengar umpatan yang terus dia layangkan mungkin akan mengira bahwa dia adalah orang gila terserah dia tidak perduli hatinya sangat kesal setengah mati saat beberapa orang suruhannya ayahnya kembali mengganggu hidupnya yang tenang hampir dua tahun ini.
Matanya kembali menajam saat dua orang yang dia tahu adalah sebagi orang suruhannya ayahnya itu terlihat sedang melihat-lihat sekitarnya membuat ia kembali harus waspada dan berakhir dengan terpaksa membuka salah satu mobil yang tidak tau milik siapa untuk ia jadikan sebagai tempat persembunyian sementara.
"Nona sepertinya anda salah membuka pintu mobil," sebuah suara yang mengagetkan dirinya membuat ia menoleh ke depan dan secara spontan diapun menoleh ke samping saat merasakan ada seseorang yang memperhatikannya.
"Ah ak-aku tau bisa kah kalian menolongku aku sedang dikejar orang jahat, aku takut mereka membawa sebuah senjata," dua pria yang ada di mobil itupun saling tatap.
"Aku mohon, tolong aku," dengan tampang memelas dan keadaan yang sangat memprihatinkan ia rasa mereka akan luluh dan dapat menolongnya untuk menghilang dari orang-orang itu.
Setelah mendapat anggukan dari pria yang ada di sampingnya pria yang berada di tempat pengemudi pun menjalankan mobilnya membelah ibu kota Spanyol menuju entah kemana dia tidak tau yang dia pikirkan kali ini bagaimana agar terhindar dari orang-orang suruhan ayahnya. Sampai dia pun tidak berfikir bahwa orang yang dia mintai tolong mungkin saja memiliki niat jahat juga tetapi dia tidak memperdulikannya.
"Kau memiliki masalah apa sampai dikejar orang-orang, apakah kau merampok," mendengar suara berat dari orang disampingnya mau tak mau dia menatap mata tajam pria tersebut yang berbicara tetapi sambil terus menatap fokus pada tab yang dipegangnya.
Dalam hati pun dia mengumpat memang sepertinya orang-orang akan beranggapan seperti itu melihat penampilan dirinya yang sangat lusuh dan dengan kaki yang tidak terbalut apapun ah sialan rasa kesal dan marah itupun kembali datang membuatnya terpaksa melebarkan bibir nya dengan paksa.
"Ah walaupun aku tidak memiliki apapun aku tidak mungkin mencuri tuan aku hanya tidak sengaja menumpahkan kopi di baju orang itu, karena aku takut jadi aku kabur saja aku tidak tau ternyata dia menyuruh banyak orang untuk mengejar ku."
Jawaban asal yang dia ucapkan membuat pria disampingnya hanya mengangguk saja tidak memperdulikan masalah apa yang sedang perempuan itu hadapi toh apa perdulinya diapun tidak tau kenapa dia menanyakan hal tersebut biasanya pun dia tidak pernah perduli dengan urusan orang lain apalagi orang yang tidak dia kenal sama sekali.
"Em nona anda ingin di antar sampai mana karena kami akan menuju bandara," tanya pria dibalik pengemudi itu.
"Ah bandara turunkan aku di situ saja," tanpa ucapan apapun dia pun mengangguk dan keadaan di dalam mobil pun kembali hening membuat perempuan tersebut terlihat bingung dan memilih untuk melihat keluar kaca jendela.
Dia tidak tau keberanian seperti apa sampai-sampai dia dengan berani dan tak tau malu menumpang dalam mobil orang yang dia yakini pun pemilik mobil sekaligus orang yang ada di sampingnya ini bukan orang sembarangan terlihat dari mobil dan pakaian yang orang itu pakai ditambah dengan keseriusan yang ditampilkan saat melihat tab nya dia semakin berharap-harap cemas semoga saja suasana hati orang di sampingnya sedang baik sehingga dia mau berbaik hati membantu dirinya yang sedang membutuhkan pertolongan ini.
Sesampainya di sebuah bandara dia langsung membuka pintu menunduk sambil mengatakan terimakasih kepada pria yang masih saja sibuk dengan tab nya itu.
"Terimakasih tuan atas kebaikannya maaf dengan lancang memasuki mobil anda," setalah mengatakan hal tersebut diapun berlari dengan cepat memasuki bandara meninggalkan pria yang sekarang sedang menajamkan matanya menatap sebal ke arah perempuan yang sudah menghilang ntah kemana.
"Haidar cari tau informasi tentang perempuan itu dan pastikan tidak ada berita aneh-aneh yang keluar besok tentang hal tadi." Perintahnya yang langsung diangguki oleh asistennya.
Bukan apa-apa dia hanya tidak ingin berita aneh-aneh tersebar seperti sebelum-sebelumnya, karena pergerakan yang dia lakukan apalagi hal seperti tadi pasti akan mengundang wartawan-wartawan gila berita mengeluarkan berita sampah yang pastinya mengganggu ketenangannya.
Jangan lupa vote guys buat dukung aku supaya lanjutin ceritanya, sorry ya kalau ada kesalahan dalam penulisan yang buat kalian ga nyaman mohon dimaklumi....
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless Heart
RomanceGrace tidak pernah berpikir untuk jatuh cinta pada seorang pria bernama Miguel, dia seharusnya tidak perlu terlena dalam lautan cinta yang pria itu berikan. seharusnya sejak awal grace tetap pada pendiriannya bahwa dia sangat membenci miguel, pria d...