[2] Hiro

253 32 9
                                    

ADM: Agensi Detektif Mouri

"Hoamm..."

Sinar matahari pagi menyusup malu-malu dari balik tirai kamar. Manik biru sang pemuda mengerjap beberapa kali sampai akhirnya benar-benar terbuka.

"Jam berapa ini...? Kok mataharinya terang amat sih...." Monolog Hiro setengah sadar.

DUAKKK

Pintu kamar itu dengan teganya ditendang oleh sang detektif. Tak pakai lama, Conan langsung berjalan menuju sisi ranjang tempat Hiro tidur.

"WOI KID! CEPETAN BANGUNN!!!" Bentak Conan penuh emosi.

"Bentar lagi, Aoko..." Racau Hiro yang masih setengah sadar.

"Gue bukan pacar lo sat!" Conan menyibak selimut Hiro. "Bangun, dasar pemalas!"

Hiro tiba-tiba dah seger. "Gue gak pemalas! Lagian lo ngapain ganggu tidur nyenyak gue sih?!"

Conan menghela napas kesal. "Kemaren 'kan kita udah janjian berangkat ke ADM jam 8! Sekarang liat ini udah jam berapa?!"

Hiro terdiam sebentar. "... Jam 7?"

"Iya sih jam 7, tapi jam 7.50 ege." Jawab Conan sambil menjitak dahi Hiro.

"Anjing!"

Kali ini mulutnya yang disentil Conan. "Watch your languange."

"Dah sono cepet siap-siap, gue tunggu di teras." Jawab Conan sambil berjalan keluar dari kamar tesebut.

Sebuah Volkswagen Beetle kuning melaju kencang membelah jalanan pagi kota Beika yang sepi. Di dalamnya, tampak sang pemilik mobil beserta dua orang anak kecil berusia kisaran 6-7 tahun duduk bosan. Ketiganya sedang pergi menuju ke Distrik 2 Kota Beika.

"Naa Hakase, harus gitu aku tinggal sama Kudou?" Tanya Hiro tiba-tiba. [Hakase — Profesor]

"Kalau kamu emang ga mau, mending ngomong aja dari kemaren. Pada akhirnya yang memutuskan tuh bukan aku atau Hakase, tapi Kanjeng Ratu Yang Mulia Dipertuan Agung Haibara Ai." Bukan, bukan profesor Agasa yang berbicara. Tapi makhluk berkacamata bulat di sampingnya, Conan.

"Waduh itu sih ngga dulu deh, hehehehe." Tawa Hiro canggung. Dia agaknya takut dengan aura mengintimidasi si bungsu Miyano.

Sesampainya di Agensi Detektif Mouri, Conan langsung melompat turun dari mobil. Dirinya membuka bagasi mobil tersebut, kemudian mengeluarkan kardus-kardus di dalamnya. Hiro ikut turun dan membantunya.

Selesai mengeluarkan semuanya, Conan menutup pintu bagasi. "Makasih Hakase, sampai nanti!"

"Ou, hati-hati Conan-kun!"

Conan berlari menaiki tangga diikuti Hiro. Ia menekan bel rumah yang berada di samping pintu.

ting tong!

Terdengar suara seorang remaja perempuan dari dalam ADM. "Haaa'i!"

Ia membuka pintu, sambil tersenyum ia berkata, "Silahkan masuk!"

Remaja perempuan tadi, Mouri Ran, kebingungan melihat tidak ada orang di depan pintu. Sampai akhirnya Conan menyahut.

"Tadaima!" [Tadaima — Aku pulang]

Sontak Ran melihat ke bawah. Ditatapnya bocah berkacamata itu sambil tersenyum.

"Okaeri, Conan-kun." [Okaeri — Selamat datang kembali]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shrunk?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang