O5

268 40 7
                                    

Semuanya telah sampai di ruangan bawah tanah, terdapat lorong yang sangat panjang dan gelap di ruang bawah tanah ini.

Sunoo menegang, dia merasa sangat familiar dengan tempat ini. Namun, perasaan yang menyeruak bukanlah perasaan menyenangkan atau rindu melainkan perasaan tegang, takut, dan cemas.

Sunoo bergetar, kakinya nampak tidak kuat berdiri. Bahunya juga bergetar hingga tak mampu memegang ponselnya sendiri. Sunoo jatuh terduduk, dia seperti orang ketakutan padahal dia tidak pernah ke tempat ini sebelumnya hanya saja tubuhnya otomatis menjadi seperti ini.

Alice menatap itu dia tercengang, dia tidak tahu apa yang terjadi pada Sunoo hingga pemuda itu sampai seperti ini.

Riki tersenyum manis melihat tingkah Sunoo, dia tahu bahwa ingatan memang bisa hilang tapi efek traumatis tidak akan pernah hilang kecuali kau melakukan terapi.

Riki sengaja membuat Sunoo tidak berdaya untuk saat ini dengan memancing trauma yang dibuatnya dulu. Di mana Sunoo dengan berani melawannya, Riki menyeret Sunoo kemudian menguncinya di salah satu ruangan bawah tanah.

Sunoo dibiarkan selama seminggu tanpa makanan, tanpa minuman, tanpa mengobati luka yang di deritanya, di ruang yang gelap.

Riki melakukan hal itu agar
Sunoo mau menuruti dirinya, kekasihnya itu sempat mengetahui bahwa Riki adalah ketua pembunuh bayaran yang membunuh ibunya. Berita ini didengar Sunoo dari keluarga Kim yang berusaha untuk mengambil Sunoo kembali.

Saat itu setelah hukuman Sunoo pun tidak berani melawan Riki, tatapannya terasa kosong, tubuhnya bergetar. Ingatan-ingatan penyiksaan yang Riki lakukan membuat Sunoo benar-benar ketakutan hingga melupakan fakta bahwa ibunya meninggal ditangan Riki.

Namun, sialnya Sunoo tetap diambil oleh para bajingan-bajingan tidak tahu diri ini. Mereka mencuci otak Sunoo, hingga melupakan dirinya.

Riki tidak terima, semua kenangan manis yang dia ciptakan bersama Sunoo hilang begitu saja dikarenakan bajingan seperti mereka semua.

Selama itu juga Riki menyelidiki siapa saja orang yang membantu proses penculikan Sunoo. Riki mendapatkan hasil bahwa yang melakukan penculikan terhadap Sunoo adalah, salah seorang kaki tangannya yaitu Zee, Keluarga Kim, kekasih dari Alice yang merupakan seorang psikolog yaitu Jongyun dan seorang pengacara bernama Lee Min.

Riki mencatat semua nama itu, dia akan menghukum orang-orang yang telah berani merebut kekasih hatinya bahkan mereka juga mencuci otak kekasih hatinya sampai melupakan dirinya.

"Sunoo, kau tidak apa-apa?" Tanya Alice, perlahan bangkit dari kursi rodanya.

Obat pelemah syaraf yang diberikan Riki telah hilang khasiatnya, hal itu memang di rencanakan oleh Riki. Sebelum menghukum semua orang Riki akan mempermainkan mereka semua.

"Kak kau sudah bisa berjalan?" Tanya Sunoo kaget, dia kembali ke alam sadarnya.

Alice mengangguk, "Kau kenapa?"

"Aku tidak tahu, tapi aku merasa lemas di seluruh tubuhku membuat aku tidak bisa melakukan apapun bahkan untuk bersuara saja aku kelelahan," jawab Sunoo dengan suara pelan.

"Apakah kau memiliki fobia terhadap ruang bawah tanah?" Tanya Riki.

Sunoo menggeleng, "Aku merasa tidak pernah mengalami hal yang membuat ku trauma terhadap ruang bawah tanah, hanya saja perasaan ini seperti menjelaskan ada sesuatu yang hilang dalam memori kepalaku, seperti kejadian yang membuat ku trauma dihilangkan begitu saja namun efeknya masih mempengaruhi diriku!"

Alice melotot, dia mendadak gugup. Apa mungkin kejadian traumatis akan mengembalikan ingatan Sunoo?

Tidak ini tidak boleh terjadi, dia tidak boleh mengingat bagaimana cara mereka menyiksa Sunoo hingga membuat pemuda itu melupakan Riki dari kehidupannya.

"Mungkin hanya perasaanmu saja Sunoo, kau tidak pernah mengalami kejadian traumatis apapun! Oh, mungkin juga karena ini gelap, kau tau sendiri kan bahwa kau adalah orang yang penakut jadi mungkin saja kau seperti ini karena takut!" Seru Alice mengalihkan pembicaraan.

Sunoo mengangguk, "Mungkin saja, kakak benar. Riki, bisakah kau membantuku untuk duduk di kursi roda? Sepertinya saat ini yang membutuhkan kursi itu adalah aku."

Riki mengangguk, akhirnya kursi ini akan kembali bersama sang pemiliknya.

"Tentu!" Riki membantu Sunoo untuk duduk di kursi roda milik kekasih Riki.

"Perlu kakak yang mendorongnya?" Tanya Alice.

"Tidak perlu, Riki saja." Tolak Sunoo, dia tidak tahu apa yang terjadi hanya saja dia menginginkan Riki lah yang mendorong kursinya.

Riki tersenyum puas, dia menatap Alice dengan tatapan mengejek seperti, 'Lihat, walaupun milikku melupakan aku, dia tetap setia padaku!'

Sebenarnya Riki sudah menyiapkan alasan jika Sunoo menolak untuk didorong olehnya, tapi nyatanya Sunoo memilih Riki jadi dia tidak perlu mengatakan alasan apapun lagi.

Hal itu benar-benar membuat Alice mendecih, kemudian dia memimpin jalan, "Dimana letak generator listrik?"

"Di ruangan ke-enam!" Ucap Riki, itu adalah ruangan dimana dia menyekap Sunoo saat itu.

Alice mengangguk, dia harus menyelesaikan ini dengan cepat setelah itu dia akan pergi untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Lagipula dia sudah tidak membutuhkan Sunoo setelah berhasil membuat Sunoo tanda tangan untuk mengalihkan warisan miliknya menjadi milik dirinya dan ibunya.

Riki hanya memperhatikan Alice yang nampak gegabah, sedangkan Sunoo dia merasa sangat familiar ketika dirinya duduk di kursi roda ini dengan Riki yang mendorong dirinya.

Sunoo menyentuh tangan Riki yang berada di pegangan kursinya, "Apakah aku adalah sosok yang kau ceritakan itu? Ah...itu aku hanya merasa seperti familiar hingga membuat ku menduga hal seperti itu!"

"Kau ben..."

"ARGH! ADA KEPALA!" Teriak Alice ketika sudah masuk ke dalam ruangan nomor 6.

Sunoo melotot sedangkan Riki, dia tersenyum, "Saatnya permainan di mulai,"

Evil Helper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang