Jangan lupa vote komen 🩷
Happy reading~***
Komandan Yudhistira terdiam seraya menatap para petugas pemadam kebakaran memadamkan api di desa Rawa Ungu. Dia memang terlihat bekerja, tapi tatapannya kosong, seperti sedang berpikir sesuatu. Minggu kemarin terjadi kebakaran di Rawa Biru yang lokasinya berada di dekat lokasi saat ini. Tadi pagi pasar hewan di Rawa ungu terbakar, kali ini warkop di Rawa Ungu juga.
"Komandan."
Yudhistira menoleh lalu tersenyum saat melihat seseorang yang dia kenal, yaitu Hendra temannya yang berprofesi sebagai seorang polisi.
"Anak buahmu tidak menemukan apa pun yang berkaitan dengan penyelidikan?" tanya pria berjaket kulit.
Senyum Yudhistira memudar, sepertinya temannya ini ditugaskan untuk menyelidiki kasus yang baru saja dia pikirkan. Pria beranak satu itu menghela nafas pelan. "Jangan libatkan anak buahku, biarkan mereka bekerja sesuai dengan ketentuannya," sahutnya lalu kembali menatap jalannya pemadaman.
"Yud, ini menyangkut keselamatan banyak orang. Tolong kerja samanya," ujar Hendra memelas. Netranya terus menatap temannya berharap temannya mau bekerja sama dan kasusnya segera selesai.
Yudhistira tidak menjawab, dia tidak tahu harus menjawab apa. "Hen, aku tidak ingin terlibat," sahutnya seraya menoleh temannya sebentar lalu melangkahkan kaki meninggalkan temannya. Komandan itu tahu kalau memang ada yang tidak beres, tapi dia tidak mau terlibat sampai pada penyelidikan. Apa lagi beberapa saat yang lalu, saat dia melaporkan kebakaran yang terjadi di pasar hewan, atasannya langsung menyimpulkan kalau itu kesalahan Human Eror. Dia tidak ingin membantah atasannya, meski dia sebenarnya mencurigai sesuatu.
"Yudhi, desa Rawa ini dulu tempat lahir dan bermain kita." Hendra kembali bersuara seraya mengikuti langkah Yudhistira. "Kamu mau, tempat lahir kita di ubah menjadi bangunan tinggi?" imbuhnya.
Yudhistira menghentikan langkahnya lalu menoleh. "Maksudnya?" tanyanya.
"Ini baru dugaan, kalau kebakaran yang terjadi sejak minggu kemarin adalah di sengaja." Hendra menjelaskan hasil penyelidikan sementaranya pada teman kecilnya. "Jangan lupa kalau tanah ini itu tanah sengketa, Yudhi. Makanya kedua orang tua kita dulu memilih pindah, karena itu," lanjutnya.
Hendra dan Yudhi, mereka pernah tumbuh bersama sampai mereka berusia 7 tahun. Namun, keadaan memisahkan, karena keduanya pindah ke kota yang berbeda. Dan mereka kembali dipertemukan setelah bertahun-tahun lamanya, mereka dipertemukan lima tahun yang lalu dengan kesuksesan yang berbeda. Yudhistira sebagai komandan kebakaran, dan Hendra sebagai polisi penyidik.
Yang diucapkan oleh Hendra pun benar, kalau desa yang dulu bernama desa Rawa yang kini terbagi menjadi tiga desa. Desa Rawa Biru, Rawa Ungu, dan Rawa Ijo, adalah desa yang tidak jelas tanahnya milik siapa dan berakhir tanah itu menjadi tanah sengketa antara warga dan juga pemerintah.
"Tapi bukankah jika kamu tetap menyelidiki itu akan berpengaruh untuk pekerjaanmu, Hen? Lawannya orang tinggi," tutur Yudhi memperingati temannya agar berhenti menyelidiki.
Hendra terdengar menghela nafas. "Kamu lihat orang-orang itu." Tangan panjangnya menunjuk gerombolan warga yang sedang melihat proses pemadaman. Ada banyak orang berpakaian sangat sederhana terlihat sangat sedih dan kebingungan. "Itu baru sebagian. Belum yang lain. Bagaimana jika rumah-rumah mereka di ambil tanpa imbalan?" imbuhnya. "Kebanyakan dari mereka juga hanya berprofesi sebagai buruh harian lepas. Mereka tidak seberuntung kita," jelasnya panjang lebar. Pria berambut sedikit gondrong itu terus membujuk Yudhistira untuk bekerja sama, bahkan keduanya tidak menyadari kalau api sudah hampir padam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesatria Geni
Fanfic"Mereka bahkan lebih menakutkan dari api. Mereka benci api, tapi mereka tidak takut dengan sang anala. Disaat orang-orang menjauh, mereka berlari mendekat. Mereka dekat dengan api, tapi mereka tidak bersahabat." Petugas pemadam kebakaran mugkin seri...