Prolog
.
Di sebuah jalan raya yang menembus hutan di utara Barcelona, seorang pemuda melajukan Rolls Royce Boat Tail melampaui batas kecepatan yang diperbolehkan. Mesin elektrik tanpa suara, diikuti akselerasi linear kendaraan mewah itu membuat setiap kecepatan nyaris terasa serupa—cukup membahayakan bagi orang yang tidak dapat menguasai diri dengan baik.
Beruntung, pemuda ini memiliki skill yang cukup bagus. Malah, dapat dikatakan, jauh lebih bagus daripada para pengemudi deretan mobil hitam mengkilap seragam yang berusaha mengejarnya di belakang.
Si pemuda pemilik mata biru sejernih Laut Aegea tersebut tetap tenang. Justru, dia tersenyum—dengan hanya mengangkat salah satu sudut bibir—ke arah spion. Sialan. Anak buah ayahnya banyak sekali. Dan lebih sial lagi, tersebar di berbagai negara di benua biru.
Melarikan diri dari mereka cukup menantang. Merepotkan. Namun, ini adalah sesuatu yang harus dilakukan. Axel Toussaint—si pemuda tampan pengemudi salah satu sport car keluaran terbaru itu—harus berhasil kali ini. Dia tidak memiliki masa depan di dalam keluarganya. Dan harga dirinya terlalu tinggi untuk hanya sekedar hidup menumpang tanpa melakukan apa pun. Jadi, lebih baik dia menentukan nasibnya sendiri mulai sekarang.
Meski usianya baru sembilan belas.
Axel memasang earbuds di telinganya saat melihat bahwa salah satu asisten pribadi kepercayaannya menghubungi.
"Dengar, Sigismund. Katakan pada Papa aku tidak bisa pulang sekarang karena aku sudah mengadakan janji temu dengan politikus Prancis paling menjanjikan. Pierre Laurent. Kau tahu siapa dia, kan? Aku—"
"Tuan Muda," sela si asisten dengan sebuah urgensi dalam suaranya. "Ayah Anda tidak peduli. Dia hanya menginginkan Anda pulang sekarang."
"Sigismund—"
"Ini berkaitan dengan kakak Anda."
Axel Toussaint melirik sebuah program navigasi berisikan foto satelit di dasbor. Lalu, menyadari bahwa kini ia telah mengitari Pegunungan Collserola—dan bersiap memasuki Jalan Raya B-20 ke arah Barcelona. Dengan tenang, pemuda itu menekan pedal gas sedikit lebih dalam. Melaju sedikit lebih cepat.
"Kakakku? Anthony?" Pemuda itu bertanya untuk memastikan.
Terdengar suara aneh Sigismund menahan tawa di seberang sana. "Seingat saya, kakak Anda hanya satu."
Axel memutar bola mata. "I don't have time for this—Aku tidak punya waktu untuk ini."
Sigismund masih muda. Hanya beberapa tahun di atas Axel sendiri. Namun, si asisten asal Republik Ceko tersebut memiliki ambisi dan kejelian yang disukai oleh si tuan muda. "Tuan Muda Axel. Ini mungkin bisa menjadi titik balik perjuangan Anda."
Axel Toussaint terdiam selama beberapa saat. Otaknya berputar cepat, sementara kedua tangannya berkoordinasi untuk melakukan salah satu manuver paling menakjubkan yang pernah dilakukan seseorang dari kalangannya.
Mobil sport berwarna biru dengan kap terbuka yang dikendarainya kini berbalik menghadap ke belakang. Berhenti total. Membuat para pemburunya—para pengawal yang dikirim oleh sang ayah, kalang kabut melakukan rem mendadak.
"Bien—Baik. Aku mendengarmu, Sigismund. Kau punya waktu tiga puluh detik untuk menjelaskan segala situasinya sebelum aku memutuskan untuk pergi bertemu dengan Pierre Laurent dan menawarkan kerjasama bisnis kepadanya," kata Axel serius.
Sigismund menjawab secepat yang ia bisa. "Kakak Anda—Tuan Muda Anthony—melakukan kesalahan. Lagi. Kali ini, kesalahannya cukup fatal. Tuan Besar memberikan kesempatan dan syarat untuk sebuah pengampunan, tetapi sepertinya Tuan Anthony cukup keras kepala. Ini adalah kesempatan Anda untuk mendengarkan penawaran ayah Anda. Mungkin, beliau akan mengabulkan apa yang selama ini Anda inginkan."
![](https://img.wattpad.com/cover/361851069-288-k762390.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Running After You [21+]
Romance🔞⚠️ FOLLOW UNTUK MEMBACA SEMUA BAB 🔞⚠️ Running After You . Axel Toussaint selalu merasa bahwa kecerdasan, kekuatan, bakat luar biasa besar, dan keberaniannya sia-sia karena dia terlahir sebagai anak nomor dua dari lima bersaudara. Seorang pewaris...