BAB 1

30 8 3
                                    

"Aku pingin lihat Spongebob!" Ucapku kepada Mas Sandy.

"Gantian Adek, Aku mau lihat One Piece." Kenapa gak mau ngalah sih? Aku kan Adek! Mas Sandy tetap mengambil alih remot yang aku pegang, dan mengganti saluran TV.

"Tapi Aku baru sebentar lihatnya. IBUUU!!" Teriakku pada akhirnya mengadu ke Ibu.

"Sandy, ngalah sama Adiknya!" Yup, memang harus begitu. Terima kasih Ibunda.

Dengan wajah yang terlihat sangat tidak ikhlas, pada akhirnya Mas Sandy memberikan remot itu kepadaku yang aku sambut dengan senyuman lebar. Betapa bahagianya menjadi seorang Adik.

                                          ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"WOY VYA!!" Aku terkesiap, otomatis menoleh ke kanan tempat sumber suara berasal.

"Apasih, pakai teriak segala. Aku gak budeg kok." Balasku dongkol.

"Aku dari tadi panggil, tapi kamu gak nyahut-nyahut." Protes Dini padaku.

"Emang iya? Maaf deh, gak kedengeran." Ringisku merasa bersalah.

"Ngelamunin apasih emangnya sambil senyum-senyum? Kamu punya pacar yaa." Godanya padaku.

Pacar apaan, selama 21 tahun ini aku masih betah dengan status single yang kumiliki.

"Nggak ada. Kok sendirian, anak-anak yang lain mana?" tanyaku sambil melihat jam pada ponsel, pasalnya kami akan menghadiri acara seminar pada pukul 10.00 dan sekarang sudah pukul 09.45. Mereka tadi izin Sholat Dhuha, Aku yang sedang berhalangan bertugas menjadi penjaga barang bawaan mereka.

Dini yang sedang memainkan ponselnya melirik ke arahku sekilas, "Ke kantin Fakultas."

Di kampus tempatku menimba ilmu ini memang setiap Fakultas memiliki kantin masing-masing, meskipun di kampus terdapat kantin bersama tapi letaknya cukup jauh untuk beberapa Fakultas, sehingga kantin pada masing-masing Fakultas sangat memudahkan kaum malas gerak seperti kami.

"Kuy berangkat!" Aku dan Dini menoleh ke belakang, disana ketiga teman kami telah berdiri sambil membawa bungkusan kresek yang aku yakini adalah jajan yang mereka beli di kantin.

Membawa tas masing-masing, kami akhirnya berangkat menuju aula diadakannya seminar. Kali ini kami mengikuti seminar tentang "Peran Pustakawan pada Era Digital". Sebagai seorang mahasiswa jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan tentu sangat penting untuk mengikuti perkembangan zaman saat ini. Stigma mengenai Pustakawan di Indonesia yang memiliki citra hanya sebagai 'penjaga buku' menjadikan kami mahasiswa Ilmu Perpustakaan perlu mengkaji lebih dalam mengenai peran pustakawan, sehingga kami nanti dapat mengubah stigma tersebut. Seminar kali ini sangat cocok untuk kami ikuti, karena di era digital saat ini perpustakaan yang beralih menjadi online menjadikan kami perlu untuk menggali kembali peran dan kontribusi apa yang dapat kami tawarkan kepada pemustaka.

                                                         ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pukul 13.00 Seminar selesai dilaksanakan. Aku dan teman-temanku yang lain keluar dari aula tempat diadakannya seminar.

"Langsung Pulang?" Tanyaku kepada teman-temanku. Kami saat ini berada di semester 5, dan dikarenakan sejak menginjak semester 3 kami dibebaskan memilih mata kuliah kami masing-masing terdapat beberapa mata kuliah yang tidak sama yang kami ambil pada semester ini, sehingga Aku tidak mengetahui jadwal masing-masing dari mereka.

"Iya, hari ini aku cuma ada satu matkul" Jawab Riri, yang diangguki oleh Dini, Jasmin, dan Kiya. Bersama-sama kami pun menuju parkiran motor, letaknya tidak jauh dikarenakan letak Fakultas kami di ujung dan parkiran juga berada di ujung kampus.

Bukan Hanya Tentang 'Aku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang