"Hei, apakah kau masih mengingatku??" tanya seorang mahasiswa, bernama Jaden.
"Uh? Hmm.. Kau.. Jaden? Bukan??" tanya Elio.
"Benar sekali. Kau sekarang sama sahaja, tetap manis dan cantik" ujar Jaden.
Elio hanya tersenyum.
Jaden menundukkan sedikit kepalanya, untuk melihat wajah Elio yang terhalang rambut. Jaden pun menyelitkan rambut Elio ke telinga gadis itu.
"Eh" Elio sedikit kaget akan tindakan Jaden.
"Haha, kau sangat lucu" ucap Jaden.
————
Yuji POV
Aku menghadiri kelas pada pagi ini. Aku sangat bersemangat karena aku akan bertemu dengan Elio, aku samgat lapar. Aku menginginkan darah Elio sekarang.
Aku buka pintu kelas dan aku melihat pemandangan yang tidak menyenangkan. Ya, Elio bersama seorang mahasiswa yang sungguh aku benci.
Aku mendekati dua orang itu yang sedang berbual dan tertawa bersama.
"Minggir." ucapku.
Jaden menoleh ke belakang, dan menatapku dengan tatapan remeh. Aku ingin memukul wajahnya sekarang.
"Ck, masih banyak bangku kosong. Dan gua yang pertama duduk disini." ujar Jaden kepadaku.
"I don't care, bro. Minggir sekarang sebelum gue bertindak lebih jauh." ucapku.
"Lo pikir gua bakal takut, huh?"
Jaden berdiri, dan menghadapkan tubuhnya ke arahku. Tinggi aku dan Jaden tak berbeda jauh, hanya beberapa cm sahaja.
Aku sangat emosi sekarang, aku sudah mengepalkan tanganku, bersedia untuk memukul perut Jaden.
Namun, aksiku dihentikan terlebih dahulu oleh Elio. Elio berdiri di tengah tengah antara aku dan Jaden. Aku menatap gadis mungil itu.
"Jangan berantem, ini masih pagi." ucapnya, bergantian menatap aku dan Jaden.
"And, Jaden. Kamu duduk dimana mana aja, tapi jangan disebelah aku." sambungnya.
Aku menatap sinis Jaden, lalu menunjukkan senyum kemenangan aku.
Yuji POV End.
————
"Aku lapar." kata Yuji ke Elio.
Elio menoleh ke arah Yuji yang berada disebelahnya. Lalu, Elio tersenyum.
"Ingin pergi ke toilet sekarang, mhm?" tanya Elio.
"Siapa yang akan menolaknya? Ayo, aku tak ingin membuang buang waktu."
Yuji menarik tangan Elio.
————
"Mhmm.. pelan pelan Yuji.."
Slurpp!
"A-Akh!"
Yuji menghentikan aksinya, lalu ia menatap wajah Elio yang kesakitan.
"Apakah aku kasar?? Maafkan aku" ujar Yuji.
"Engga, lanjutkan sahaja.."
"Eum.. Baiklah. Jika kau kesakitan, tarik sahaja rambutku."
Yuji menjilat habis darah Elio yang tersisa di leher Elio, sembari tangannya berkerja melepas satu persatu kancing kemeja Elio.
Yuji menurunkan wajahnya ke belahan gundukan Elio.
"Kau sangat wangi. Bolehkah aku mencicipi ini?" tanya Yuji meminta izin.
"Tentu sahaja." sahut Elio.
Yuji mengangkat bra yang Elio pakai. Dan terlihat nipple berwarna pino milik Elio. Payudara Elio tidaklah besar, namun tak juga kecil. Sangat pas jika di tangan Yuji.
Yuji memulakan aksinya. Tangan sebelahnya meremas gundukan Elio, sementara itu lidahnya memainkan nipple Elio.
"Ahh.. Yuji~ Geliihh" desah Elio perlahan.
"Mmhhmmm.."
————
Segitu aja ya.