16- We're done.

176 24 2
                                    

"Aku sedang meeting, Al." begitu balasannya ketika Alesha memintanya untuk menjemputnya di kampus.

Juan sedang berkoordinasi dengan salah satu promotor yang akan membawa grup K-Pop pekan depan. Juan mendapat kesempatan untuk menjadi biro perjalanan setiap artis dan kru yang akan berada di Indonesia akhir pekan ini.

"Untuk unit yang digunakan tolong bisa dipastikan baik semua ya, Pak Juan?"

"Iya, kami sudah pastikan semua armada yang akan digunakan adalah armada dengan kualitas terbaik."

"Baik Pak Juan sementara akan kami jelaskan sedikit mengenai jadwal di hari pertama. Menjemput di bandara pukul tujuh malam, jumlah yang akan dijemput sudah kami kirimkan via e-mail, kemudian langsung menuju hotel. Setelah itu sopir armada akan dapat kamar dan istirahat. Selain jadwal konser, berkolaborasi dengan pihak lain, mereka juga memiliki free time. Kami akan memberikan detilnya nanti malam setelah fiksasi jadwal."

Setelah menyelesaikan rapatnya, Juan keluar dari gedung itu dengan lelah. Sudah berhari-hari ia pulang larut bahkan jarang bersua dengan orang-orang di rumah sewanya.

°°°

Denting alat makan yang bergesekan menjadi satu-satunya suara yang memenuhi seisi rumah ketika tiga manusia sedang menikmati sarapannya. Menu hari ini adalah nasi goreng sayur ala Melvin.

"Kalian akan kemana hari ini?" Alesha bertanya.

Melvin tampak berpikir. Ia tidak memiliki rencana apapun selain ia pun malas untuk datang ke kafe. Sedangkan Juan menjawab setelah ia menyeruput jus jeruknya.

"Aku akan pulang."

Alesha menjawab pertanyaannya sendiri ketika tidak ada yang hendak membalasnya. Juan menoleh dengan tatapan tak sukanya.

"Kenapa tidak bilang?" tanyanya.

"Bagaimana caraku memberi tahu jika kamu enggan menemuiku?" balas Alesha sedikit sarkas.

Juan meletakkan sendok dan garpunya dengan helaan napas panjangnya.

"Alesha, aku tidak bisa menuruti permintaanmu karena aku sedang bekerja. Kamu tahu aku sedang mendapat project yang aku inginkan. Apa kamu tidak bisa juga memberi toleransi untuk hal itu? Aku tidak sedang berlibur di sini!"

Melvin masih duduk di tempatnya ketika Juan membalas Alesha dengan nada yang sedikit lebih tinggi dari biasanya. Ia yang merasa tidak nyaman karena harus mendengar itu semua, akhirnya mengangkat piringnya dan beranjak dengan menggumamkan sebuah kalimat "Sepertinya aku harus pergi,"

Juan tidak pernah membentak Alesha hingga hari ini, ketika ia merasa Alesha tidak sekalipun mengerti tentang dirinya. Apa yang ia lakukan selama ini untuknya tampak tidak terlihat oleh perempuan itu hanya karena satu penolakan yang ia berikan.

"Tanpa kamu memintapun, aku selalu menuruti perkataanmu ketika aku bisa. Alesha, I do love to treat my girl—you like a queen, it's true. Tapi aku berharap kamu tidak selalu meminta hal yang mustahil ketika aku tidak bisa. Aku bukan lagi remaja yang dunianya terpusat hanya pada satu titik dan bersenang-senang. Aku bekerja, Alesha. Kenapa kamu tidak juga mengerti?!"

Alesha mendengar setiap perkataan Juan membuatnya semakin marah.

"Apa begitu susah untuk memberi kabar? Aku tidak mempermasalahkan mengenai dirimu yang menolak permintaanku, Juan. Aku mempermasalahkan kamu yang akhir-akhir ini enggan bertatap muka denganku. Kamu selalu menghindariku. Aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa kesalahanku!"

Alesha beranjak dari kursinya dengan kasar. Ia begitu marah dengan Juan yang tidak juga mengerti tentang betapa buruk sifatnya yang suka menghilang.

"Aku akan pulang. Keretaku sore ini." katanya ketus sebelum pergi membawa piring kotornya

"Aku antar." balas Juan yang sedang mencoba menenangkan dirinya.

"I am not your queen anymore." balasnya.

"Apa maksudmu?"

"We're done, Juan. Aku tidak sanggup lagi menoleransi sikapmu."

TIGA BULAN. (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang