Gojo ngapain si?
.
.Drap! Drap! Drap!
Buakk!!
Pukulan telak di wajah Gojo yang tampan tanpa cela itu membuat keheningan yang begitu hebat di lorong rumah sakit.
Di sana, Sukuna. Sang pelaku pemukulan cuma menatapnya bengis dengan kilat mata yang menyala-nyala.
Murka. Semua orang yang melihat nya sekilas pun tahu bahwa orang dengan perawakan tinggi besar itu tengah murka pada lelaki bersurai putih di hadapannya.
"Kau, sialan!"
Gojo cuma tertunduk dengan darah mengalir dari hidungnya. Tak berniat ia membalas. Menyeka darahnya pun tidak. Wajahnya total kunyu, layu dan putus asa. Paham betul kenapa sukuna datang kesana dan marah padanya. Tapi ia juga tak berniat meluruskan apapun.
Karena dia memang bersalah.
Nafas sukuna tersenggal-senggal. Amarahnya memuncak. Ia kira Gojo akan balik memukulnya dan membela diri. Jika itu benar terjadi, maka Sukuna bersumpah akan membunuhnya detik itu juga. Tapi hal tersebut tak terjadi. Gojo tak membalas sama sekali. Seolah benar-benar menyesal. Dia tak menyangkal sama sekali saat Sukuna menyerapahi dan memukulnya berkali-kali. Amarahnya berhasil di redakan karena beberapa petugas menghampiri mereka. Dari tempat duduk yang bersebrangan, keduanya menunggu dengan gusar sampai lampu operasi berubah menjadi hijau.
Waktu demi waktu berlalu tapi dokter Nanami tak kunjung keluar dari ruangan operasi sejak Yuuji memasukinya pertama kali. Sudah hampir 6 jam namun kekhawatiran mereka belum juga mereda. Sudah bolak-balik suster dan perawat keluar masuk ruangan dengan berbagai peralatan. Tiap satu jam sekali mereka akan datang dengan tabung oksigen dan hilir mudik membawa nampan dengan darah berceceran membasahi kain.
Sukuna semakin tak nyaman sementara Gojo sudah total putus asa. Apa semuanya tak bisa di perbaiki? Apa benar-benar berakhir? Apa Yuuji tak akan bertahan?
Pikirannya di hantui oleh pikiran-pikiran negatif. Tangannya sedari tadi terus meremat satu sama lain. Berdoa. Berdoa agar istrinya baik-baik saja.
//
"Oh, ini enak. Dimana kamu membelinya?" Gojo mengunyah baso dalam mulutnya dengan lahap. Aroma harum mengepul menguar dari mangkoknya.
Yuuji berbalik. Masih memakai apron nya. "Anda suka? Saya membuatnya. Itu mudah, siapapun bisa membuatnya jika mengikuti resepnya!" Senyum yang cerah itu muncul. Itu baru lima hari sejak mereka tinggal bersama. Tapi Gojo memperhatikan bahwa Yuuji bisa beradaptasi dengan sangat baik. Dia bisa berteman dengan siapa saja. Menempatkan dirinya dengan baik dimana saja. Termasuk di tempat ini. Padahal Gojo berniat menjahati nya agar dia tak betah di rumah ini, tapi sifat Yuuji yang telaten dan hati-hati itu malah membuat Gojo jadi terlena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulchritude |GoYuu| END |
RandomDi jodohkan cuma demi menghasilkan keturunan, Gojo melampiaskan semuanya pada pasangannya, Yuuji. Entah itu hasrat, kemarahan, cinta dan kasih sayang. this is GoYuu. bl. yaoi. ok? Pict from pinterest