Namanya Na Jaemin, pemuda berusia dua puluh lima tahun yang dijodohkan dengan seorang pria manis bernama Jung Haechan. “Om Jaem!” teriak si manis saat melihat tunangannya tengah berada di parkiran sekolah.Haechan langsung berlari tanpa mempedulikan murid-murid lain yang tengah berjalan di sepanjang lorong sekolah, tujuannya hanya satu untuk saat ini, memeluk Jaemin yang tengah berdiri sambil merentangkan tangannya.
“Jangan lari, bayi.”
Haechan tak memperdulikan ucapan Jaemin karena sungguh Haechan ingin segera pergi dari area sekolah karena semua mata tengah tertuju pada tunangannya. Enak saja menatap miliknya, om Jaem itu hanya miliknya dan hak patennya.
“Aku tuh nggak suka tau Om kalau pada liatin Om. Om itu punyaku. Om,” panggil Haechan diakhir kalimat.
“Apa sayangku?”
Haechan langsung merentangkan tangannya, tanda jika dia meminta Jaemin untuk menggendongnya. Jaemin sih mau mau saja menggendong dan memangku beruang semok miliknya ini. Kalau kata Jaemin sih, lumayan tangannya bisa melakukan senam dengan meremas pantat si manis.
“Abang udah pulang belum, Om?” tanya Haechan saat Jaemin mulai membawanya masuk ke dalam mobil.
“Belum kayaknya. Dia kan maniak kerja.”
Haechan menganggukkan kepalanya saat mendengar jawaban Jaemin. Haechan tak heran dengan tabiat sang kakak yang sangat gemar bekerja hingga lupa untuk mencari pasangan.
“Kayak Om,” ucap Haechan sambil menyembunyikan wajahnya dipelukan Jaemin.
Jaemin hanya tersenyum mendengar penuturan beruang semok miliknya itu. Sungguh Jaemin tak apa dicap sebagai maniak kerja karena Jaemin bekerja juga untuk masa depan keduanya. “Mau ikut ke kantor nggak? sekalian nanti mampir ke ruangannya bang Jaehyun,” tawar Jaemin pada si manis.
Sekedar informasi, Jaehyun adalah nama kakak laki laki Haechan, satu satunya keluarga yang Haechan miliki. Melihat tak ada pergerakan dari si manis Jaemin bisa simpulkan jika Haechan hanya ingin berdua dengannya. “Mau pulang aja?” tanya Jaemin untuk memastikan lagi.
“Iya, mau berduaan aja sama Om. Mau dimanja manja sama Om, mau tidur sambil dipeluk sama Om,” ungkap Haechan pada Jaemin.
“Iya sayang. Nanti kita berduaan sampai kamu puas.”
Jaemin berucap sambil matanya fokus memperhatikan jalanan yang ada dihadapannya. Jaemin hanya tersenyum saat merasakan hembusan nafas teratur mengenai lehernya, Haechan tengah tertidur di atas pangkuannya.
“Cepet banget tidurnya si beruang nakal,” guman Jaemin saat melirik ke bawah, lebih tepatnya ke arah wajah si manis yang tengah tertidur dengan damai.
Sisa perjalanan menuju rumah yang Jaemin tempati bersama keluarganya hanya ada keheningan karena si pembuat suara tengah terlelap dan terjatuh dalan alam mimpi. Semerbak wangi floral yang bercampur dengan aroma bayi yang keluar dari tubuh Haechan membuat Jaemin candu dan ingin menghirupnya lagi dan lagi.
Jaemin membunyikan klakson mobilnya saat dirinya telah sampai di depan gerbang rumahnya, menunggu satpam untuk membukakan gerbang besar itu.
“Om, udah sampai?” tanya Haechan dengan suara serak khas bangun tidur.
“Sudah, digendong atau jalan sendiri?”
Tanpa berfikir panjang, Haechan langsung mengeratkan tangannya pada tubuh Jaemin dan kembali menyembunyikan wajahnya di pelukan si pria ketika merasakan Jaemin mulai bergerak membuka pintu mobil. Sebenarnya Jaemin tak perlu bertanya karena dirinya juga akan menggendong beruang nakal itu.
“Langsung pacaran terus, mentang mentang punya pasangan,” ucap Mark yang tengah duduk di ruang tamu.
“Jomblo diem aja, makanya cari pacar biar bisa kayak gini,” balas Jaemin dengan tangan yang meremas pantat bulat milik Haechan.
Cup
Cup
CupHaechan tiba tiba saja mencium bibir Jaemin berulang kali dan itu dia lakukan di hadapan Mark. “Om Malk nggak bisa kayak gini kan, wle,” ejek Haechan sambil menjulurkan lidahnya ke arah Mark.
Ingatkan Mark untuk tidak menceburkan sepasang love bird tersebut ke Palung Mariana karena jika Mark melakukannya maka bisa dipastikan dirinyalah yang akan dihabisi oleh Jung Jaehyun yang terhormat.
Jaemin sih hanya fokus menatap Haechan yang tengah tersenyum manis sambil menampilkan dua gigi kelincinya yang menambah kesan menggemaskan pada si manis.
“Ngapain kemari bang?”
“Minggat, di rumah sepi nggak ada orang,” jawab Mark sambil memainkan ponsel miliknya.
Jaemin yang tiba tiba mendudukkan Haechan di sofa dan itu membuat Haechan terkejut. “Om mau kemana?” tanya Haechan berusaha menahan air matanya.
“Stop drama anak kecil,” ucap Mark sambil memiting keponakannya.
Iya, Haechan adalah keponakan dari Mark. Mark merupakan adik dari Jaehyun, ayahnya si manis yang kini tengah mencebikkan bibirnya. Makanya Mark benar benar tak berani berbuat aneh aneh pada Haechan karena nyawanya nanti menjadi bayarannya.
“Mau ganti baju sebentar, nanti peluk kamu lagi. Janji nggak lama,” ucap Jaemin sambil mengecup bibir Haechan sesaat.
“Ikut.”
Haechan memulai jurus andalannya, merengek dengan mata bulat lucu dan bibir mencebik yang merupakan kelemahan terbesar seorang Na Jaemin. “Aku mau ikut, Om. Nggak mau sama Om Malk,” rengek Haechan lagi yang membuat Jaemin akhirnya luluh.
Dengan sekali tarik Haechan sudah berpindah ke gendongan Jaemin, tubuh mungilnya seketika hilang dibalik tubuh besar Jaemin.
Cup
Kali ini Jaemin yang memulai mencium si manis, melumat bibir mungil yang sejak tadi terus menggodanya. Saat keduanya sudah sampai ke dalam kamar yang Jaemin tempati tiba tiba pintu terkunci dari dalam dan terdengar desahan dari si manis.
Tanpa perlu dijelaskan kita sudah tahu bukan apa yang terjadi dengan sepasang love bird tersebut.
Jangan lupa berikan banyak cinta dan dukungan dalam bentuk vote dan komen sebanyak banyaknya.
Next update mau pair apa guys?
KAMU SEDANG MEMBACA
Adendum • Haechan Harem
FanfictionBerisi kumpulan cerita oneshoot Haechan dengan member NCT sebagai dominan