Warning ⚠️
BXB Content ⚠️
Sebuah cerita seorang Fans yang selalu menumpahkan keluh kesahnya kepada sang Idol, lewat akun Instagram.
Seokmin as Idol
Joshua as Fans.
Seokmin X Joshua SVT
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seokmin yang tadi sedang sibuk dengan ponselnya, terkejut karena Joshua memanggil namanya.
"Seok..." ucap Joshua lirih.
Seokmin pun langsung mendekat kepadanya, "kamu butuh sesuatu?"
Joshua menggelengkan kepalanya, "Seokmin aku minta maaf. Selama ini udah merepotkan kamu."
Yang mendengar itu spontan mengelus lembut kepala Joshua, "gapapa, ini semua karena kemauan aku kok."
Joshua yang mendapatkan perlakuan itu hanya bisa terdiam. Hatinya bergemuruh riuh, jantungnya ribut tak terkendali.
"Besok harus nurut ya? Kamu harus konsultasi sama dr. Jeon. Aku temenin." ucap Seokmin menenangkan.
"Aku rencana mau pulang, kamu di tinggal sendiri gapapa?" tanya Seokmin memastikan.
Jujur saja untuk saat ini Joshua tidak ingin sendirian di rumah sakit, karena ia mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan disini.
"Seok, disini aja. Boleh?" ucap Joshua.
Pria berhidung bangir itu diam seperti patung, netranya tak lepas dari sosok indah di hadapannya.
***
Mereka duduk di ruang tunggu bersama, sementara Joshua menunggu giliran untuk bertemu dengan psikiaternya. Seokmin mencoba membuat Joshua untuk tetap tenang, mengalihkan perhatiannya dengan bercerita tentang hal-hal yang lucu dan menghiburnya. Joshua pun mulai tersenyum kecil, Ia terhibur.
Setelah beberapa saat menunggu, nama Joshua pun di panggil. Seokmin dengan perlahan mendorong kursi roda Joshua menuju ruang konsultasi. Keduanya disambut baik oleh dr. Jeon.
"Selamat Pagi, Joshua. Saya dr. Jeon yang akan selalu siap mendengarkan seluruh ceritamu kapan saja. Bagaimana kabarmu hari ini?" Ujar dr. Jeon ramah.
Namun, yang ditanya hanya diam. Tidak merespon sama sekali, dr. Jeon pun kembali membuka percakapan keduanya.
"Sepertinya kamu sudah sedikit membaik, melihat ada bias kamu disini, benarkan? Coba deh, fans mana sih yang beruntung selain kamu? Cuma kamu saja loh.." tetapi masih tidak ada respon dari Joshua. Sepertinya Joshua masih enggan untuk membuka diri kepada orang lain.
Tentu saja dr. Jeon tidak menyerah, segala cara ia lakukan supaya pasiennya terbuka atau sekedar sedikit bercerita kepadanya. Tentu saja semua itu tidak sia-sia, Joshua akhirnya membuka mulutnya, menceritakan serta menumpahkan segalanya yang selama ini Joshua pendam bertahun-tahun. Walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama.
Setelah konsultasi selesai, mereka berdua keluar dari ruangan psikiater dan Joshua terlihat sedikit lebih lega. Seokmin pun turut tersenyum lega melihat perubahan pada laki-laki gemasnya lalu mengajaknya untuk kembali ke kamar inap Joshua.
Di perjalanan, Seokmin mendengarkan cerita-cerita Joshua tentang sesi konsultasi itu dan memberikan semangat padanya. Pada saat Joshua melakukan sesi konsultasi dengan dr. Jeon, Seokmin berada di ruang terpisah, jadi tentu saja- Seokmin tidak tahu apa yang terjadi pada sesi itu. Tetapi pada akhinya, mereka berdua berbicara tentang banyak hal, membuat suasana menjadi lebih ringan dan Joshua kembali sedikit ceria.
Ketika tiba di kamar inap, Joshua mengucapkan terima kasih kepada Seokmin, karena kalau saja tidak ada Seokmin, mungkin Joshua malam itu sudah berada di alam yang berbeda.
"Seok, makasih banyak.. padahal kita cuma.. maksudnya, gue cuma fans lo.." ucap Joshua penuh dengan kehati-hatian.
"It's okay, lo pasti bisa kok lewatin semuanya. Tapi, lain kali jangan melakukan hal yang aneh-aneh, ya?" jawab Seokmin, tangannya refleks mengelus puncak kepala Joshua.
Joshua mengangguk kecil, lalu tersenyum pada Seokmin.
Seokmin merasa senang bisa membantu Joshua dan berjanji untuk selalu mendukungnya baik di masa sulit maupun senang. Mereka berdua sama-sama berharap agar Joshua bisa pulih dengan baik dan kembali menjadi dirinya yang ceria.
Keduanya pun kemudian dikejutkan oleh dering telpon dari handphone Seokmin.
"Babi, ngagetin aja." umpat Seokmin tanpa sadar diiringi kekeh kecil Joshua.
"Angkat dulu.."
"Enggak ah, reporter.."
"Loh? Lo di cari reporter? Gara-gara apa?" Tanya Joshua penasaran.
Seokmin tertawa lepas melihat ekspresi Joshua yang menurutnya sangat lucu, "Gara-gara aku di rumah sakit, terus ketauan lagi pacaran sama kamu."
"Enggak kok, becanda aja... jangan melotot gitu, nanti mata kamu lepas." lanjut Seokmin.
Joshua mungkin tidak ingat, atas kejadian tempo hari yang telah terjadi. Seokmin sedikit lega kalau memang dugaanya itu benar. Jadi, ia memutuskan untuk tidak memberitahu Joshua tentang kejadian itu. Seokmin takut, jika seadainya ia menceritakan kejadian kemarin akan membuat kondisi mentalnya memburuk. Mengingat, Ia tadi di wanti-wanti oleh dr. Jeon supaya Joshua tidak terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak perlu karena kondisi kesehatan mentalnya yang masih rentan.
Sialnya, handphonenya terus berdering tanpa henti membuat Seokmin mau tidak mau mengangkat telpon itu.
"Shua, sebentar ya. Aku angkat telpon dulu diluar." ujar Seokmin, Ia tidak ingin Joshua mendengar percakapannya dengan sang Manajer.
"Apaan?"
"Bang, buruan dah lu maunya gimana? itu berita malah makin kemana-mana tau. Gue kena semprot si Bos." jawab Ichan.
"Duh gimana ya, Chan. Gue tadinya mau ngakuin dia pacar gue, tapi kondisinya lagi enggak memungkinkan banget. Lo bisa handle gak, Chan?" timpal Seokmin.
"Dih bocah ngeselin. Tapi sebelumnya gue minta maaf di atas materai ya, bang. Soalnya gue udah ceritain masalah lo ini ke Si Bos, gue tahu lo enggak bakalan cerita ke dia jadi ya.. gue yang cerita. Gapapa kan, ya?"
"Gapapa, syukur deh kalau dia udah tahu. Gue ngikut aja deh, Chan. Gue mau ngurusin Joshua dulu. Udahan ya telponnya? Kalau mau bahas masalah kemarin lewat chat aja. Biar Joshua enggak tahu, gue takut mentalnya keganggu lagi." ucap Seokmin mengakhiri percakapan keduanya melalui telpon.
Seokmin kemudian kembali, pada saat itu juga Seokmin melihat Joshua yang sedang kesulitan hanya untuk menggapai gelas air yang akan ia ambil.
"Kamu tuh, kalau butuh apa-apa bilang. Nih minum, pelan-pelan minumnya.." ujar Seokmin yang menyodorkan gelas air. Selesai meminum air, Suster kemudian masuk untuk mengecek keadaan Joshua. Lalu memberikan beberapa obat yang harus Joshua minum nanti, serta memberitahu Seokmin bahwa ia di minta untuk selalu memberikan support kepada Joshua kapanpun itu.
. . . . .
Segitu dulu, terimakasih dan maaf kalian sudah menunggu sangat lama.... Maaf lahir batin juga, teman-teman online-ku❤️
See you di chapter atau narasi berikutnya yang gak tau kapan 😁😁