"Di dunia ini, udah banyak orang yang jahat".
-Mala Launa Zafiena-•••••
ELANG SCHOOL INTERNATIONAL. Begitulah tulisan yang terpampang jelas dan besar di atas gerbang gedung sekolah terbesar yang berada di kota Jakarta tersebut. Sekolah yang diisi lebih dari lima ribu siswa dan siswi itu, karena disebut sebagai sekolah internasional terbaik disana.
Gedung sekolah yang memiliki interior design mewah berwarna putih lalu dipadukan dengan warna abu gelap menambah kesan sekolah itu seperti ELANG SCHOOL INTERNATIONAL yang sebenarnya. Gedung yang berlantai 5 itu mempunyai kelas sebanyak dua ratus kelas lalu ditambah dengan 10 kantin, kantor guru dan BK, 10 pos satpam, 50 toilet untuk perempuan dan laki-laki.
Saking besarnya sekolah itu, pihak sekolah menyediakan dua puluh lift untuk menuju kelantai atas. Guru-gurunya pun tak kalah banyak, terdapat 200 guru pengajar yang mengajar disekolah itu.
Siswa dan siswi berlalu lalang memenuhi area sekolah. Seragam sekolah yang dipadukan dengan almamater membuat siswa-siswi terlihat keren apalagi dipadukan dengan barang-barang mewahnya masing-masing.
"Ini sekolah atau istana ?". Ucap seorang perempuan dengan warna rambut blonde yang diikat satu itu. Bernama Aura Xafiera.
"Jangan bikin malu. Inget, kita itu Baddas Girls". Ujar temannya yang bernama Moa Jatirama dengan rambut yang digerainya berwarna merah maroon.
"La, kita gak salah masuk sekolah kan ?". Tanya Andira Madiva yang berada disamping Mala Launa Zafiena. Andira termasuk perempuan yang memiliki trust issue yang berlebihan, meskipun terkenal Baddas.
Mala hanya berdecak, mendengar ketiga temannya itu sangat bawel sekali. Padahal hanya harus mengikuti perintah dan masukan dari Mala saja.
"So, kelas kita dimana ?". Tanya Giana Ardana. Perempuan berwajah kalem itu bersuara. Lama-lama berdiri di tengah-tengah lapangan membuat mereka seperti gembel yang diungsikan ke tempat baru.
"Ikut gue". Suruh Mala lalu berjalan memimpin jalan mereka. Teman-temannya pun mengikutinya dari belakang.
Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah lalu menaiki lift untuk sampai di lantai 3 sekolah itu. Sepanjang berjalan di koridor tadi, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Tapi itu sudah menjadi hal biasa.
"Gila ya, gede juga nih sekolah". Celetuk Aura setelah keluar dari lift dan sudah berada dilantai tiga bersama teman-temannya.
Tidak ada yang menggubris ucapannya, Aura mencebikkan bibirnya kesal. Sedangkan Mala, seperti biasa perempuan itu memasang wajah datar dan mata elangnya.
Mereka masuk pada satu kelas yang sama. Lantas mereka pun langsung duduk dibangku yang tersedia diruangan itu. Tidak satu bangku berdua karena meja disana diperuntukkan satu meja untuk satu orang.
"Anjing, punya mata gak lo ?!". Maki Mala pada seseorang yang barusaja menabrak dirinya. Mala menyorotkan tatapan elangnya yang membuat siapa saja akan merinding.
"So-sorry, gu-gue gak sengaja". Ucap Seorang perempuan bernama Nana itu sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada.
Teman-teman Mala menghampiri Mala lalu mengelus pundaknya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Eagle Eyed Lovers
Teen FictionMenceritakan tentang dua kekasih yang dihadapkan dengan keadaan yang mengharuskan keduanya untuk berpisah meskipun dengan terpaksa. Mala Launa Zafiena. Seorang perempuan yang berasal dari keluarga terhormat karena seluruh keluarganya selalu menyeli...