"Hidup itu untuk dua hal, antara bertahan atau melawan".
-Cairo Alghafa Mahava-•••••
Cairo sudah berada di ruftoop sejak setengah jam yang lalu, duduk diatas kursi yang lapuk dan berdebu tidak membuatnya merasa jijik. Cairo simata elang itu melihat langit cerah, tangannya dimasukkan kedalam saku celana sekolahnya. Rambutnya berterbangan disapu angin sepoi-sepoi yang menerpa rambutnya.
"Ck. Lama banget". Cairo menatap kearah pintu yang masih tertutup sempurna.
Sampai tidak lama, suara derap langkah menerpa pendengarannya.
Ceklek
Dilihat, itu adalah Mala Launa Zafiena. Cairo simata elang itu berdiri dari duduknya lalu menghampiri Mala.
"Why ?!". Tanya Mala kepada Cairo. Mereka saling memberikan tatapan mata elangnya.
Mala dongkol, sungguh. Apakah lelaki didepannya ini gangguan telinga ?.
"Lo denger kan ?". Tanya Mala mencoba bersabar.
"I know". Jawab Cairo tenang.
Mala mengerlingkan matanya jengah, waktu masih pagi tapi sudah ada saja orang yang mengusik ketenangannya.
"Waktu gue mahal". Sarkas Mala membuat Cairo tersenyum tipis.
"Berapa harganya ? biar gue bayar". Ucap Cairo tak kalah sarkasnya.
Mala memelototkan matanya, apakah cowok ini gila ?.
"Gak semuanya harus dibayar dengan materi". Ujar Mala yang sudah terlanjur jengah kepada lelaki didepannya ini.
"So ? gak ada yang mau lo omongin kan ?". Tanya Mala dengan tangan yang dilipat didepan dadanya.
"Disekolah rame karena kasus kematian Radena situkang bullying. Apa lo tau ?". Tanya Cairo kepada Mala yang membuat jantung Mala berdegup kencang tapi mencoba untuk tetap tenang.
"Apa urusannya sama gue ? bukannya bagus kalo dia mati ?".
Cairo mengangguk, memang benar apa yang diucapkan Mala.
"Udah kan ?". Tanya Mala. Saat Mala akan berbalik untuk pergi, Cairo menahan tangannya.
"Ck. Apalagi sih ?!". Kesal Mala lalu menghentakkan tangannya keras.
"Cewek aneh". Ujar Cairo membuat Mala tidak terima.
Tanpa berlama-lama, Mala langsung pergi dari sana dengan langkah cepat. Dan dibelakangnya disusul oleh Cairo yang berjalan santai.
Melihat Mala dari belakang membuat Cairo terkekeh kecil.
"Cewek aneh tapi sialnya gue suka".
•••••
Saat Mala sedang duduk di kursi dikelasnya, tiba-tiba teman-temannya menghampiri Mala dengan Giana yang membawa poster.
"Liat". Ucap Giana sambil menyodorkan poster itu kepada Mala. Mala yang melihatnya tanpa minat pun hanya mengangguk pelan.
"Jadi ?". Tanya Mala kepada para teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Eagle Eyed Lovers
Teen FictionMenceritakan tentang dua kekasih yang dihadapkan dengan keadaan yang mengharuskan keduanya untuk berpisah meskipun dengan terpaksa. Mala Launa Zafiena. Seorang perempuan yang berasal dari keluarga terhormat karena seluruh keluarganya selalu menyeli...