Prolog

152 12 0
                                    

meet the characters

meet the characters

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

playlist

Wide Awake — Katy Perry
Pray For Me — The Weeknd ft. Kendrick Lamar
Stay — Rihanna ft. Mikky Ekko
Cinnamon Girl — Lana Del Rey
Shameless — Camila Cabello
The Way I Loved You — Taylor Swift
Bring Me To Life — Evanescence

.

"Aduh, sebentar, jangan buru-buru!" Dengan langkah tertatih, Mikhaila Tanoto mencoba mengikuti langkah lebar kakak lelakinya, Moreno. Anak berumur empat belas itu terlihat mencolok dengan bando bintang-bintang dan gaun merah muda mencapai betis. Mikhaila sendiri sudah duduk di bangku kelas SMP 3, tapi tubuhnya jauh lebih mungil dibanding teman-teman seumuran yang lain, membuat beberapa pihak sering dibuat salah sangka. "Ko Moreno, ih!"

Moreno Tanoto memutar bola mata. Kalau boleh jujur, remaja berumur tujuh belas itu malas sekali membawa adik perempuannya yang rempong, tapi mau bagaimana lagi? Beberapa saat lalu, Moreno memohon kepada sang ayah, William, untuk diizinkan hadir dalam acara tahun baru Handjojo Group. William mengizinkan dengan satu syarat; Mikhaila harus ikut dan berada dalam pengawasan ketat Moreno—memiliki arti kalau ia diwajibkan menjadi babysitter selama empat jam ke depan. Bu Melati, asisten rumah tangga pulang hari mereka sedang sakit dan tidak masuk kerja. Meninggalkan Mikhaila sendiri di rumah tidak ada dalam kamus hidup William. Menurut Moreno, ayahnya itu terlalu memanjakan Mikhaila.

Kalau kalian tanya kenapa Moreno sangat menantikan momen ini—datang ke acara yang diselenggarakan oleh Handjojo Group, maksudnya—tentu saja demi eksis semata. Sebelumnya, Moreno hanya tahu kalau William bekerja untuk satu keluarga kaya raya sebagai asisten komisaris. Cukup mengesankan, tapi tidak semenakjubkan itu, pikir Moreno. Namun semakin umurnya bertambah dan pengetahuan Moreno berkembang, ia mulai sadar tambang emas macam apa yang ada di depan matanya. Handjojo Group bukan hanya sekadar perusahaan besar, tapi terbesar di Indonesia. Saat teman-teman Moreno tahu kalau ayahnya bekerja untuk Robert Handjojo, selalu ada decak kagum keluar dari mulut mereka, jelas membuat ego Moreno meroket tinggi.

Whiskey & CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang