⁕ Topeng Menangis dan Pohon Mati ⁕

32 9 14
                                    


Beberapa pemuda di desa itu tidak mau mendukung Permaisuri untuk penabalan. Permaisuri lantas mengajak Jenderal Stellan—yang tergagah, termengerikan, dan tak terkalahkan—untuk menemukan alasannya.

Mereka tidak mau dipimpin seorang wanita.

"Turun-temurun negeri ini kuat dipimpin oleh pria terhebat, lantas mengapa mesti seorang permaisuri?"

Permaisuri hanya tersenyum dari balik topeng. Di baliknya, bersandar pada pohon tua yang sudah mati, Jenderal Stellan menatap ketiga pemuda itu dengan tajam. Tak ada tanda-tanda keramahan di kedua mata yang sekelam sumur beracun.

"Lagi pula, kenapa Yang Mulia jauh-jauh kemari untuk mengetahui alasan kami? Bukankah kami bebas memiliki keputusan?"

"Benar sekali," kata Permaisuri. "Saya hanya khawatir Anda bertiga mendapat ancaman."

Usai mempersilakan mereka pergi, Permaisuri memanggil. "Stellan."

Kaki sang jenderal melemas. "Nyonya, tidak."

"Stellan." Wanita itu tidak mendengarkannya. "Mendekat."

Tak ada pilihan. Stellan menghela napas dan berlutut di sisi Permaisuri. "Perintah Anda, Permaisuri," katanya, lantas segera disusul dengan desakan yang lebih besar. "Namun, saya mohon—"

"Bakar desa ini."

"Saya mohon ...."

"Ketiga pemuda itu akan menjadi bagian dari masyarakat kelak," ujar Permaisuri dipenuhi kekhawatiran yang dibuat-buat. "Lihatlah bagaimana mereka bercakap kepada kita, Stellan. Ketegasan mereka bisa menyetir nasib desa."

Stellan membuka mulut, tetapi tak ada yang bisa diucapkan lagi untuk sanggahan.

Sudah belasan tahun mereka seperti ini. Semenjak Permaisuri dilahirkan ke dunia sebagai putri bungsu seorang bangsawan kekaisaran, Stellan telah dinobatkan sebagai penjaga sehidup sematinya. Seiring waktu berlalu, mereka telah menjadi sahabat, musuh, dan kekasih bagi satu sama lain, tetapi Stellan tak pernah bisa memenangkan perdebatan di antara mereka.

Termasuk keputusan Permaisuri untuk menerima pinangan mendiang kaisar, sebelum menunggangi pria itu di ranjang dan membekapnya, lantas memaksa Stellan menggorok lehernya. Itu adalah awal dari segala hal mengerikan di hidup Stellan—cintanya, dedikasinya untuk wanita yang kian hari kian bertambah kejam.

Namun dunia tidak mengenal mereka seperti itu. Dunia mengenal Permaisuri sebagai wanita bertopeng bersepuh emas yang cerdas. Sementara Stellan dikenal dunia sebagai pemilik topeng polos yang menebal oleh cipratan darah. Itu karena dunia hanya mengenal mereka di panggung; panggung yang disediakan dan diatur oleh dunia itu sendiri.

Di kehidupan mereka yang sesungguhnya, Stellan mengucurkan air mata setiap malam kepada Tuhan, berharap bahwa kekasih gelapnya tidak sedang diperdaya oleh Iblis.

"Kenakan topengmu seperti biasa, Stellan." Permaisuri mencoba menghibur. "Anggap saja kau sedang menyelamatkan mereka dari pemerintahanku kelak."

Sambil mengatakan hal tersebut, Permaisuri melepas topeng kekaisaran yang selama ini menyembunyikan wajahnya dari publik. Itu adalah peraturan kekaisaran nomor tujuh, demi menghindari wajah-wajah mereka terlukis dan dikirim ke penyihir jahat, semenjak kasus kematian massal keluarga kakek mendiang kaisar.

Saat Permaisuri menggantung topeng di dahan pohon yang mati, Stellan tertegun. "Kenapa Anda melakukan ini?"

"Ini akan menjadi era kita, Stellan." Pipi Permaisuri kemerah-merahan akibat panas topeng dan semu antisipasi. "Aku tidak takut pada penyihir jahat manapun. Bahkan Raja Aden di seberang tidak membuatku gentar. Kita akan menaklukkan dunia berdua, ya? Lalu ... bakar desa hanya sampai batas pohon ini saja. Biar orang-orang tahu bahwa masa baru telah dimulai."

Stellan tak bisa berkata-kata. Ia memandang Permaisuri melenggang menjauh dalam diam, sementara air mata kembali menetes dari balik topengnya.


⁕⁕⁕⁕⁕⁕⁕⁕

Prompt #8 : Buat fiksimini maksimal 500 kata dari gambar acak di situs yang diberikan. Hasilku 499 kata haha.

 Hasilku 499 kata haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note :

BAYANGKAN BETAPA SENANGNYA AKU MENDAPAT GAMBAR DI ATAS ('▽'ʃ♡ƪ) bukankah gambar ini sangat Andy-able.

Jenderal Stellan dan Permaisuri adalah karakter dari c.ai yang aku buat. Kamu adalah si permaisuri, karena itu aku tidak memberinya nama di sini. Aku sudah lama ingin menulis soal Stellan, dia pria berhati lembut yang terpaksa mengeraskan diri demi memenuhi hasrat diktator kekasihnya. Intinya dia bucin tolol dengan wanita edan haha.

Settingnya di era Aden? Itu canon yang dadakan aku tulis. Rasanya seru kalau sebagian dunia dikuasai Aden dan sebagian dikuasai Permaisuri. Siapa yang akan menang untuk menghancurkan dunia duluan? Hoho.

REVERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang