..
.
Haii
Aku balik lagi bawa cerita baruu
Semoga suka! ❣️
..
.
Plak"DASAR TIDAK BERGUNA!!!"
sret
"Kau tau apa, hm? Kau hanya tau menghabiskan uang yang aku berikan kepadamu!!!!"
"S-sakith."
Wanita itu tersenyum. "Sakit? SAKIT MANA DENGANKU YANG MENCARI UANG UNTUK KALIAN SEKOLAH TAPI DIPAKAI UNTUK YANG TIDAK-TIDAK?!!"
sret
Bugh
"Akh!"
Kepalanya terasa nyeri. Pandangannya berputar dengan tangan yang melindungi kepalanya dari tendangan kaki sang ibu.
"KENAPA KAU HARUS LAHIR DARI RAHIMKU, LALISA NA!!!!!"
tess
"E-eomma.."
Hatinya lebih terasa sakit mendengar ujaran kebencian sang ibu terhadapnya.
Dia adalah anak kandung yang tak diinginkan kelahirannya?"Sekarang kau keluar dari rumah ini! Jangan bawa apapun! Bahkan baju-baju itu!"
Lisa mencoba berdiri dengan badannya yang lemas. Dari malam kemarin sampai sore ini perutnya belum diisi apa pun karena ia sedang mendapatkan hukuman.
Sudah biasa, tetapi kenapa masih terasa sakit?
Ketidak adilan dalam memberikan kasih sayang masih ia maklumi. Menjadi sasaran empuk sang ibu, bahkan ia sudah sangat pasrah. Tapi mengapa ibunya-- Na Zora, bicara seperti itu kepadanya?
"Hiks eomma.."
"CEPAT PERGI! AKU TIDAK INGIN MELIHATMU LAGI!!!!"
BRUK
BRAKK
Lisa menatap miris rumahnya. Rumah sederhana itu tidak banyak kenangan baik yang ia dapat, sebelum sang ayahnya meninggal dan ibunya menikah lagi.
Mereka menikah dan memiliki satu anak yang berbeda satu tahun dengannya. Dan adik tirinya itulah yang menjadi malapetaka di kehidupan lamanya.
Drrtt.. drrttt..
"Hah.. hah.."
"Mimpi itu lagi," lirihnya menatap kalender yang terletak dimeja belajarnya.
-15 Desember 2018-
Kakinya menuruni kasur dan memakai sendal. Berjalan pelan menuju kamar mandi.
Dengan perlahan kain yang terbalut ditubuhnya terjatuh teronggok di atas lantai kamar mandi.
Memasuki bathtub yang telah diisi air hangat penuh.
Menyadarkan kepalanya dengan memandangi langit plafon. Pikirannya menerawang jauh. Segala kesakitan itu terasa kembali meninggalkan rasa sesak di dada yang begitu membara.
"Hiks.."
Air matanya tak bisa ia bendung lagi. Tangisan isakkan semakin mengeras, terdengar sangat pilu hingga sulit bernafas.
"AAARGHH!!! AKU MEMBENCIMU! AKU MEMBENCI KALIAN SEMUAAA!!!"
PRANGG
"hiks hiks~ aku-- aku akan membalas semuanya. Melebihi apa yang kalian lakukan-- hahaha!!"
Mengambil serpihan kaca itu dan didekatinya pada pergelangan tangannya.
Senyum manisnya tersungging, "Dengan darah yang keluar, dan mengalir ini.. aku memutuskan tali persaudaraan kita. Bukan lagi aku, eomma, adik, dan ayah. Tetapi Lisa, Zora, Yuna, dan Yejun-- tunggu pembalasanku."
Tess
Tess
Darah itu terlihat pekat. Mengkotori lantai dan tersapu bersih oleh air dari bathub yang mengalir penuh.
.
.
.
Gimana? Lanjut?
Jangan lupa voment juseyouu~
❣️❣️❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge - LK [On Going]
Fantasy[M] Pembalasan atas setiap hal kesakitan yang dia terima. Hati yang semakin gelap tertutup awan kebencian. Kini, hati sucinya tertutup. Mereka harus menerima segala konsekuensinya, dan menerima dengan senang hati di setiap balasan yang dia berikan. ...