1

2.6K 74 2
                                    

Joelin Alessandra adalah putri konglomerat perusahaan shipping di Amerika. Dia adalah anak kedua dari empat bersaudara keluarga Dexter. Keluarga yang cukup berpengaruh dan tidak banyak disorot publik selain hanya dari berita bisnis. Joe kini berusia 20 tahun dan masih menjalani pendidikan tingginya di bidang ekonomi. Keluarga Joe adalah keluarga yang sangat terpandang. Mereka juga dikenal baik dan senang melakukan charity events. Hal itu memaksa Joe untuk menjadi orang lain dengan berpenampilan feminim.

"Kau menerima pernikahan ini?" tanya seorang pria bertubuh kekar dengan jas hitam yang terpasang sempurna di tubuhnya. Pria itu tampan dengan matanya yang tajam dan bulu matanya yang hitam pekat. Rambutnya berwarna hitam arang dan rahangnya tegas. Jambang tipis menghiasi rahangnya. Matanya berwarna abu abu gelap, tampak misterius juga seksi. Tubuh pria itu dua kali lebih besar dari tubuh Joe. Tingginya mungkin hampir dua meter, sebab ketika bersanding, Joe berada sedikit di bawah dada pria itu.

Nama pria itu adalah Caleb Dante. Pria pemegang perusahaan tambang terbesar di Amerika. Keluarganya telah berbisnis tambang sejak perang dunia kedua dan berjasa banyak dalam menyumbangkan sumber daya energi pada pemerintah saat itu. Kini, perusahaan besar itu jatuh di tangan seorang pria 36 tahun yang memiliki reputasi sangat buruk. Reputasi buruk ini tentu hanya diketahui orang-orang kelas atas saja, sebab orang awam bahkan tidak akan pernah tahu jika ada pria bernama Caleb Dante di belakang perusahaan tambang Norris Group, Ltd. Pria itu sangat berkuasa dan dominan, tetapi anehnga tidak pernah masuk majalah apalagi sekelas Forbes. Caleb Dante lebih memilih bersembunyi, sebab ia tidak suka jika dikejar kejar orang aneh.

"Ya, Sir," balas Joe sambil merapikan rambut panjang sepinggangnya dan meminum teh.

"Meskipun kau tahu aku sudah empat kali menikah dan selalu bercerai," gumam Caleb sambil mengusap dagunya.

"Tentu, Sir." Joe tersenyum sopan.

"Tidak ada pertanyaan?" Caleb menatap gadis di depannya dengan tatapan menilainya yang terang terangan. Gadis di depannya adalah gadis yang masih sangat polos dan tampaknya baik serta sopan. Dress yang dipakainya bahkan di bawah lutut dengan neckline yang sopan. Tak hanya itu, rambutnya pun panjang, bergelombang dan feminim. Dan lagi, tidakkah gadis ini terlalu muda untuknya? Mantan istrinya rata rata berusia 28 ke atas dan kinu ia disodorkan dengan seorang bocah? Namun, jika itu yang diinginkan maka Caleb tidak keberatan. Ia penasaran apakah gadis ini akan jatuh di lubang yang sama dengan perempuan lain sebelumnya?

"No, but I do have something to discuss about."

"What is it?"

"I want an agreement. And it must be official. I'll call my lawyer right now, if you agree to do this with me."

"What a nice offer," gumam Caleb dengan wajah tertariknya. "Why is it have to be official?"

"Supaya... saya merasa aman, Sir," jawab Joe dengan wajah ragu ragunya.

"Fine," balas Caleb. Ini adalah pertama kalinya dari keempat perempuan yang dia nikahi, perempuan itulah yang mengajukan perjanjian pra nikah. Joe meraih map yang ia bawa sejak tadi dan memberikannya pada Caleb. Caleb meraih dua lembar kertas itu dan membaca perjanjian yang tertera di sana.

"Pertama, pihak pertama akan memberikan pihak kedua dana sesuai yang dibutuhkan pihak kedua. Kedua, kedua belah pihak tidak akan mengurusi urusan satu sama lain. Ketiga, kamar kedua belah pihak akan dipisah. Keempat, baik pihak pertama, maupun pihak kedua tidak boleh menyentuh satu sama lain tanpa consent dan tidak akan ada hubungan seksual dalam pernikahan ini," ucap Caleb, membaca perjanjian itu dengan senyuman jahatnya. "Ini surat resmi yang sangat amatir tetapi akan saya terima."

"Thank you, Sir."

"Apa sanksinya jika ini dilanggar?"

Senyuman muncul di wajah Joe. Bukan senyum sopan atau pun manis, melainkan senyuman penuh intrik. "Itu yang ingin saya bahas dengan Anda.

"Denda?" balas Caleb berani.

"Tidakkah itu terlalu ringan, Sir?"

"100 thousand dollar," sergah Caleb, membuat Joe melebarkan matanya kaget. Meskipun dia lahir di keluarga konglomerat, tetapi jumlah yang ditawarkan Caleb terlampau besar untuk kontrak sederhana yang amatir seperti ini.

"What?!" balas Joe kaget.

"Kurang? How about 500 thousand dollars?" tambah Caleb membuat Joe meyakini pria itu gila. Jika seandainya Joe kalah dari mana ia bisa mendapatkab uang sebanyak itu. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, memangnya dia bisa kalah? Ia tidak yakin.

"Fine," balas Joe, sebelum pria itu menawarkan harga yang lebih besar.

"Then, we have a deal, right?" gumam Caleb dengan senyuman devilnya. Joe mengangguk, membalas senyuman devil itu dengan senyuman anggunnya.

Joe tahu Caleb mengajukan uang sebesar itu sebab pria itu tidak akan kalah. Pria itu gay.

^^^

"Ahh... ahh... engh... ahhh... please," desah lelaki muda bertubuh kurus di bawahnya. Suara laki-laki itu terlalu berat untuk ukuran tubuhnya yang kecil dan itu membuat hasrat Caleb langsung padam. Caleb menarik rambut laki-laki di bawahnya dan menutup mulut lelaki itu.

"I told you to shut your mouth," geram Caleb sambil menggenjot pinggulnya dengan gerakan yang lebih kasar dari sebelumnya, membuat tubuh pria di bawahnya tersentak sentak. Caleb menekan wajah lelaki itu di ranjangnya kemudian kembali mendorong seluruh kejantanannya membuat lelaki itu mengerang, merasakan perutnya seperti akan sobek. Kejantanan Caleb cukup besar untuk mematahkan seluruh tubuhnya, padahal pria itu sudah memakai satu botol pelumas.

Caleb adalah seorang hiperseks. Ya, dia sangat menyukai seks termasuk bereksplorasi. Ia sudah meniduri berbagai macam wanita. Wanita memang masih cukup memikatnya sekarang, tetapi semua wanita yang ia tiduri tak ada yang berbeda. Semuanya sama saja bahkan rupanya pun sama. Dan kini ia ingin mencoba lelaki. Lelaki yang ia tiduri seringkali masih ada sisi feminim di dalamnya. Caleb sempat menyukai hal itu, tetapi kini ia mulai bosan dan malah merasa jijik pada suara berat yang tidak sesuai dengan tubuh mereka. Meskipun Caleb liar dalam seks, tetapi ia selalu menjaga kesehatannya dengan memakai kondom dan selalu memastikan pasangannya tidak memiliki penyakit kelamin.

Caleb menggeram tidak puas sembari menarik kembali kejantanannya yang masih menegang dan mendorong tubuh lelaki di depannya yang terbaring lemas. Air mata menjalari pipi lelaki itu, sebagai pertanda jika Caleb cukup kasar padanya. Caleb melepaskan kondom dan membuangnya ke tempat sampah. Berpetualang seks bukannya memuaskannya tetapi membuat preferensinya kian mengerucut dan semakin tidak jelas. Caleb menginginkan laki-laki dengan suara yang lebih feminim dan lembut serta bertubuh mungil dengan lekuk seperti perempuan. Dimana ia bisa mendapatkan laki-laki seperti itu.

Caleb membersihkan tubuhnya di kamar mandi dan juga memuaskan dirinya dendiri di sana, sebab pelacur laki-laki itu sangat tidak memuaskan. Setelahnya ia mengeringkan tubuhnya dan menyalakan pemantiknya. Caleb merokok di balkon sembari merenung sesaat. Preferensinya kian spesifik dalam hal pasangan seks dan ia pasti menemukannya. Jika ia menemukan pasangan seks yang sangat ia inginkan, Caleb tidak akan melepaskannya.

UNBREAKABLE ARRANGEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang