I. Pulang Kampung

24 0 0
                                    

X==x=x=X


Hai, perkenalkan namaku Ratna.

Aku adalah seorang gadis periang yang memiliki hidung mancung, kulit cerah, pipi merah merona, dan rambut berwarna coklat.

Namun dibalik semua itu, aku merupakan seorang penyandang disabilitas, yakni aku adalah seorang tuna wicara atau orang biasa menyebutnya dengan bisu.

Hinaan dan cercaan selalu dilontarkan kepadaku, ditambah lagi rumor bahwa aku merupakan anak dari hantu palasik.

Di kampungku, yakni kampung Batang Kabung yang terletak di provinsi Sumatera Barat, masih kental akan mitos-mitos yang sudah dikisahkan secara turun-temurun.

Hantu palasik adalah salah satu mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat, hantu ini diyakini sebagai makhluk ghaib yang suka memakan bayi/janin.

Tetapi, hantu palasik gagal untuk merebutku dari ibuku.

Semua ini bermula saat ibuku yang bernama Oetari mengandungku.

"Pa, semua pintu udah terkunci? Kompor udah mati belum? Ga ada yang ketinggalan kan?" Tanya Oetari kepada suaminya Taufan melalui jendela mobil yang terbuka.

"Udah ma, mama istirahat aja, masalah lain udah papa urus kok." Balasnya seraya menutup pintu bagasi mobil.

Taufan berjalan pelan menuju pintu mobil, ia pandangi rumahnya untuk sekejap sambil mengucapkan selamat tinggal.

Pintu mobil ia buka secara perlahan, memasuki mobil merahnya dengan kunci mobil di tangan kanannya.

Kunci ia tancapkan lalu ia putar perlahan, "Bismillah..." Mesin mobil berbunyi tanda menyala, pedal gas ia injak ringan.

Perjalanan dari kota Pekanbaru ke kampung Batang Kabung memakan waktu beberapa jam dan mereka memilih untuk memulai perjalanan tepat setelah shalat maghrib.

"Perut kamu udah semakin membesar ya mah, papa janji bakal menjaga dan merawat mama secara ekstra hingga anak kita lahir." Ucap Taufan seraya mengelus perut istrinya tersebut.

"Iyaa, terima kasih banyak yaa sayang. Ohh ya, menurut kamu kita beneran gapapa ke kampung dengan kondisiku seperti ini?" Tanya Oetari kepada suaminya.

Suaminya bingung akan pertanyaan yang keluar dari mulut istrinya, "Maksudnya sayangg?"

"Rumornya di kampung itu ada hantu palasik, hantu itu suka mengincar ibu-ibu yang lagi hamil tua."

"Itu cuma mitos sayangg, cerita begituan ga masuk akal, orang-orang memang masih percaya begituan, tapi tetep kita harus menghargai keyakinannya."

"Hmm... iyaa deh, tapi kamu janji 'kan bakal menjaga istrimu yang imut inii?"

"Iyaa sayangg, janji."

Sepasang suami istri yang sangat romantis, bagaimana tidak, Oetari pada akhirnya mengandung setelah 6 tahun perkawinan.

Tiada satu orang pun dari kampung mengetahui berita mengenai kehamilan dan kehadiran mereka ke kampung.

Perjalanan aman terkendali, hingga pukul menunjukkan angka 8, pertanda memasuki shalat isya.

"Eh, udah jam 8. Kita cari masjid dulu ya mah."

"Iya pah, boleh."

Tak lama, ia akhirnya menemukan sebuah masjid berkubah hijau, lalu ia parkirkan mobilnya ke area parkiran masjid.

Shalat isya mereka tunaikan serta bermunajat kepada Allah agar selamat hingga sampai ke tempat tujuan.

Setelah melaksanakan shalat isya, mereka kemudian kembali ke dalam mobil dan menyambung perjalanan menuju Batang Kabung.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Si Bisu Anak PalasikWhere stories live. Discover now