Gadis itu menatap aneh gedung-gedung tinggi yang sekarang ia lihat, dia adalah Felicia entah bagaimana jadi nya ia bisa sampai ke tempat aneh ini, bukankah ia di tarik oleh lingkaran di langit? Namun mengapa ia malah ada di tempat aneh namun indah ini?.
Felicia sekarang benar-benar bingung dengan situasi yang terjadi sekarang, ia sekarang sedang berdiri di tepi jalan raya dengan para kendaraan yang melaju kesana kesini.
Ia masih memakai baju zirah lengkap dengan penutup kepala namun penutup kepala tersebut sudah ia buka sehingga sekarang ia memegang nya.
Tin tin tin
Felicia terdiam mendapati sebuah mobil di depan nya, ia tak mengetahui benda apa itu, ia berfikir jika benda tersebut adalah hewan buas, ia menarik pedangnya dan menyodorkan nya pada benda tersebut.
" siapa kau? " tanya Felicia waspada, ia kini menjadi pusat perhatian, banyak yang menatap nya aneh, kagum, dan lainnya namun Felicia tak mempermasalahkan nya karena itu bukan urusan nya.
Pengendara mobil tersebut turun lalu menatap Felicia dari atas sampai bawah, Felicia memiliki tubuh tinggi dengan wajah tirus yang terkesan tegas dan berwibawa, bola matanya yang berwarna biru bercampur hijau itu terlihat sangat unik dan jangan lupakan rambut perak milik nya yang memang sudah seperti itu sejak lahir.
" anjir lo siapa coi? " pemuda tersebut bertanya pada Felicia namun Felicia diam karena tak mengerti dengan apa yang pemuda itu katakan, dan jangan lupakan pedang yang masih ia arahkan pada mobil tersebut.
" mundur atau kau akan mati " desis Felicia, ia menatap sangat dingin pemuda tersebut.
" galak amat neng " celoteh pemuda tersebut namun lagi-lagi Felicia diam karena memang tak mengerti dengan ucapan dari pemuda tersebut.
Pemuda itu menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal lalu menatap pedang mengkilap milik Felicia lalu bergidik ngeri membayangkan jika pedang itu menebas dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicia {Rombak}
Teen FictionFelicia si gadis sengkalek yang mengalami transmigrasi jiwa ke dunia novel yang berlatar belakang kerjaan eropa. Memasuki raga seorang figuran yang sangat tak penting, hanya pernah di sebutkan sekali saja dalam novel. "Kau sangat lucu saat marah!" ...