UNCOMMON FEELING

35 1 0
                                    

***********************4 TAHUN KEMUDIAN***********************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***********************
4 TAHUN KEMUDIAN
***********************

Sepasang stileto maroon melangkah nyaring di atas lantai-lantai marmer bercorak semburat hitam dan emas menuju suatu ruangan di puncak gedung itu. Pemiliknya merupakan seorang gadis bersurai panjang kecoklatan ditata updo dengan sedikit poni yang menutupi dahinya, bersetelan serba fit body berwana hitam badan mungilnya melenggang luwes mendekat ke satu-satunya meja besar diruangan itu. Sudut bibirnya terangkat, melihat seorang pria yang duduk dibalik meja besar itu.

Jemari pria itu terhenti dari aktivitasnya yang sedari tadi membolak balikan lembar-lembar file. Ia pun mendongak untuk melihat siapa yang datang.

"Siapkan rapat siang ini juga setelah makan siang dengan semua manajer lini", titahnya seraya melonggarkan dasi. Wajahnya nampak kusut menyiratkan kemarahan.

Hidung mancungnya menghirup dalam aroma menyegarkan yang bersumber dari nampan di tangan sang gadis.

Tahu saja kalau tenggorokannya terasa kering setelah dua jam berjibaku dengan file-file laporan peluncuran desain baju seasonal yang minim kebaruan.

"Baik Sajangnim", patuhnya seraya mendaratkan secangkir teh chamomile beserta ketelnya di atas meja ber-plang nama "General Manager Lee Jeno".

"Just reminding, setengah jam lagi anda ada janji makan siang dengan nona Choi di resto Bravia"

"Ah — benar, aku baru ingat"

Lee Jeno menyesap teh chamomilenya selagi hangat. Dipikir-pikir, sudah 2 minggu ini ia tidak menyambangi kekasihnya itu, karena kesibukannya yang padat.

Tidak ada salahnya bukan, menyempatkan waktu sejam demi terjalinnya hubungan yang baik antara CEO a.k.a kakeknya dengan direktur departement store mitra perusahaannya a.k.a ayah dari Choi Haejin, kekasihnya.

Lalu tubuh tinggi nan atletis itu pun bangkit dari tempat duduknya hendak berangkat bertemu Choi Haejin.

"Sekretaris Yoon, kau ikut aku", perintahnya.

Mau tidak mau Seeun melangkahkan kakinya mengekori sang bos yang gaya jalannya petantang petenteng, bahkan lebih mirip preman daripada seorang bos perusahaan. Ia memutar bola matanya malas.

Bahkan di waktu istirahat pun aku harus makan siang dengan dia dan pacarnya. Apa aku benar-benar tidak punya waktu me-time?

"Sialan", lepas Seeun lebih seperti gumaman sambil berjalan guntai dibelakang pria itu.

"Kau bilang apa barusan?"

Tanpa melirik sekretarisnya, Jeno berjalan tegap keluar lift saat tiba di lantai dasar.

"Ti-tidak ada sajangnim"

"Baiklah, kau saja yang menyetir mobilku. Aku kira, kau lebih bisa dipercaya daripada penasehatku", Lee Jeno menyerahkan kunci mobilnya. Ia tahu sekali bahwa penasehatnya, Nakamoto telah menjadi informan setia bagi kakeknya dirumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PACAR DUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang