CHAPTER 1 - DIA

465 23 5
                                    

"Lia! Lia!"

Kelihatan seorang pria tinggi berlari di koridor hospital. Bunyi telapak kakinya berlari bergema di seluruh ruangan di sana. Beberapa pasien dan ahli keluarga yang mengunjungi mereka  melihat pria yang kelihatan bingung mencari arahnya itu.

"Tuan, mohon bertenang yah. Pasien mana yang tuan coba cari di sini?"

Seorang suster yang lewat mencoba untuk menenangkan pria muda itu.

"Namanya Lia...dia baru masuk ke sini beberapa jam yang lalu karena kecelakaan mobil...ku mohon..aku harus menemuinya sekarang"

Pria yang mengenakan pakaian serba hitam itu menjawab dengan suaranya yang sedikit bergetar.

"Yang tenang yah...kalau boleh tahu apa tuan ahli keluarganya?"

"Aku...aku..aku temannya"

"Maaf, Tuan. Tanpa konfirmasi keluarganya, Tuan tidak bisa pergi menemuinya"

"Ku mohon...aku bukan-"

Belum lagi pria itu menghabiskan kata-katanya, matanya menangkap sosok familiar yang datang mendekati mereka.

"Tidak apa-apa suster, saya mengenali orang ini"

Seorang pria jangkung yang terlihat jauh lebih tua berkata setelah melihat pria yang lebih muda di depannya itu.

"Zee...gak usah Khawatir, dia baik-baik saja. Tidak terjadi sesuatu yang serius"

"Paman..."

Laki-laki yang lebih tua itu kemudian menawari pemuda yang dipanggil Zee itu untuk duduk di kursi yang telah disediakan tidak jauh dari sana.

"Bagaimana dia bisa mengalami kecelakaan? Apa karna seseorang? Kalau iya, aku bersumpah akan menemukan orang itu sampai-"

"Zee..."

"-mereka bisa membayar atas apa yang mereka lakukan. Bagaimana bisa mereka terus meninggalkan Lia begitu-"

"ZEE!!"

Pria yang lebih tua itu akhirnya memanggil nama Zee dengan keras. Zee sedikit terkejut dengan teriakkan yang tiba-tiba itu. Akhirnya Zee sadar kalau pria yang disebelahnya itu sudah memanggilnya sedari tadi.

"Tidak apa-apa...bukan karena siapa-siapa kok... kecelakaannya murni bukan karna siapa-siapa.. mobilnya saja yang bermasalah... tenang nak.."

Zee yang baru sadar kalau percakapannya yang barusan itu sedikit kurang ajar, menganggukkan kepalanya pelan. Zee berusaha menenangkan dirinya saat tahu kalau semuanya baik baik saja.

"Aku mengerti..."

Pria yang lebih tua itu menepuk pelan belakang punggung Zee sebelum menghela nafasnya panjang.

"Zee...kenapa kamu kemari? Bukankah kamu berada di Bangkok? Chiang mai dan Bangkok bahkan tidak sedekat itu"

Zee masih tidak berkata apa-apa setelah lelaki tua itu mengatakan hal ini. Pria yang lebih tua yang menyadari bahwa Zee melamun kemudian melanjutkan lagi...

"Aku cuma bertanya... Kamu bisa menemuinya setelah ini. Aku yakin dia sudah bangun. Setelahnya...kamu harus kembali..kamu pasti lelah setelah buru- buru ke sini..kamu harus istirahat"

"Paman...aku bergegas ke sini karna-"

"Iya aku tahu, aku tahu...kau tidak perlu menjelaskannya lagi"

Zee terdiam saat pria di hadapannya itu memotong percakapannya.

"Zee...kamu orangnya tulus...dan aku tahu tujuan kamu kemari juga baik. Aku percaya padamu dan bahkan memperlakukanmu seperti anakku sendiri... tapi kamu harus tahu...bahwa Lia akan segera menikah... kamu sebaiknya melepaskan saja dia pergi"

Star Dan Mr.Moon| Diam Yang Lebih Keras Dari Berbicara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang