01. GOING HOME TOGETHER

63 9 0
                                    

Saka menjadi perhatian para tamu serta mc dengan buket yang masih berada di tangannya. Haidan bersama Reina yang pertama kali menghampiri Saka untuk mengangkat tangan pria itu.

“INI BANG MC ANAKNYA YANG DAPET!”

Suara toa Haidan membantu pekerjaan mc yang meminta pria itu untuk maju ke depan tapi Saka menolak. Dia malah memberikan buket itu kepada Haidan dan Reina dan memutuskan untuk berdiri di sebelah orang yang sudah lama tidak ditemuinya.

“BANG JADI SAYA BANG YANG MEGANG BUKETNYA!”

Suara toa Haidan menggelegar lagi menambah kemeriahan acara resepsi terakhir yang diadakan pasangan Malik-Aruna. Reina yang ada di sebelahnya menanggung malu tetapi sedikit tersipu saat Haidan menggenggam tangannya.

“Waduh kalo dipindah tangan gitu berarti saya doainnya dua ya! Semoga mas pertama yang dapat buket siapa mas namanya?”

“SAKA!” ini Jemian yang bantu menjawab.

“Bersama pasangannya serta mas kedua siapa mas?”

“HAIDAN DAN REINA MAS!”

“Mas Haidan dan Mba Reina bisa menyusul dalam ikatan pernikahan seperti pasangan Malik dan Aruna ya!”

“AAAMIIIINN.” Suara Haidan menjadi yang paling kencang di ballroom tersebut menambah keramaian serta gelak tawa dari para tamu.

Saka sendiri hanya mengamini dalam hati berharap semoga pasangan yang akan dia nikahi adalah orang yang berdiri di sebelahnya. Satu-satunya wanita di hatinya, Arletta Dikara Gantari. Amin amin amin.

“Saka gimana kabarnya?”

Kara tersenyum menghadap Saka yang sekarang seperti kehilangan kata-kata. Sudah bertahun-tahun tidak bertemu, tapi wanita di depannya justru tambah cantik, menarik, dan mempesona di mata Saka.

“Baik kak, kakak gimana sekarang? Baru dateng atau gimana kak? Kok tadi aku gak lihat kakak?”

“Udah daritadi sih cuma mungkin karena orangnya banyak jadi kita baru ketemu sekarang ya.”

Reina berlari menghampiri Kara memeluk wanita itu dengan erat hingga Kara hampir terhuyung. Dia sangat rindu dengan seniornya yang sudah lama tidak bertemu itu.

“Kak Kara dateng sendiri?”

Reina celingukan mencari pasangan Kara sementara Saka juga jadi ikut penasaran. Dia sepertinya tidak melihat ada pria lain yang menatap Kara seolah mau menghajarnya saat Kara berbicara dengan Saka. Karena kalau Saka yang jadi pasangan Kara, Saka yakin dia akan menjadi super posesif dan cemburu. Kara itu terlalu berharga dan terlalu cantik untuk dibiarkan sendirian.

Kara menggeleng, “Itu sama Jio.” Telunjuknya menunjuk ke arah Yvonne yang berjalan bergandengan bersama anak berumur lima tahun.

Saka mengerjapkan matanya beberapa kali, melihat anak yang mirip sekali dengan Kara seolah jiplakan wanita itu hanya saja dia laki-laki dan dia kecil.

“Mamaaa!”

Kara berjongkok menyambut anaknya Jio dengan pelukan hangat, dia mencium pipi gembil Jio kemudian menggandeng anaknya.

“Ayo Jio kenalin ini temen-temen mama. Ini namanya Tante Reina dan ini Om Saka.”

Ouch. Saka bisa mendengar ada retakan di hatinya. Bukan hanya retakan, tapi sepertinya seluruh hatinya sudah hancur lebur. Padahal dia baru saja berdoa untuk dapat menikahi wanita yang ada di depannya tapi Saka langsung ditampar oleh kenyataan bahwa Kara sudah bukan wanita single. Lebih buruknya, dia sudah bersuami dan memiliki anak.

PRAGMA [JENRINA FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang