Ngapain?

85 13 0
                                    

***

Penerangan dari langit pagi yang cerah memberi keuntungan bagi Yangyang untuk dapat melihat ke arah luar dengan sangat jelas, lebih baik daripada cahaya temaram dari lampu kamar berwarna ungu yang ia pasang di kamarnya.

Sementara orang lain mungkin bersiap-siap pagi-pagi untuk memulai aktivitas kerja mereka, Yangyang memiliki rutinitas yang berbeda. Setiap pagi, tepatnya pagi di hari Senin hingga Sabtu, ia terbiasa menjalankan ritualnya secara khusus, yaitu melihat keluar jendela.

Yangyang sebenarnya memiliki pekerjaan, hanya saja pekerjaannya memungkinkan untuk dikerjakan di rumahnya, bahkan sambil rebahan pun ia mampu menyelesaikan pekerjaannya tanpa masalah.

Oleh karena itu, ia tidak merasa perlu untuk mandi di pagi hari dan berpakaian rapi seperti yang biasa dilakukan tetangganya, terlihat tetangganya itu memiliki rutinitas pagi yang sama setiap hari, mulai dari Senin hingga Sabtu.

Kedua rumah mereka, yang memiliki tipe suburban house dengan pagar pendek berwarna putih sebatas lutut, memiliki bentuk yang hampir identik di setiap rumah di kawasan daerah tersebut.

Rumah yang serupa ini memberikan Yangyang kesempatan untuk bisa menebak apa yang biasa dilakukan tetangganya setiap pagi. Pemandangan pagi yang monoton pemandangan pagi hari dan yang dilakukan itu-itu saja, tapi anehnya Yangyang selalu betah memandangi tetangganya itu dari jendela kamarnya.

Seperti Yangyang, tetangganya itu juga tinggal sendirian di rumahnya yang bersebelahan, dan usianya terlihat beberapa tahun lebih tua daripada Yangyang.

Sebenarnya, apa yang membuat pria muda itu begitu betah memandangi tetangganya dari jendela selama beberapa bulan terakhir?

Tentu saja, pemandangan yang memukau adalah eksposur tubuh bagian atas seorang pria bugar ketika ia sedang memasangkan kemeja kerja.

Kegiatannya itu mungkin kata orang terdengar cabul, namun hal yang membuatnya terus menerus melakukannya itu adalah, 'bahwa tidak akan ada seorang pun yang tahu' jika Yangyang memandangi tubuh pria tersebut setiap pagi, karena pikirnya (dengan pasti) jendela kamar Yangyang terbuat dari kaca yang dari arah luar akan terlihat hitam, juga disertai penerangan dalam ruangan yang minim membuatnya 'percaya diri' jika pria diseberangnya tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang memandanginya.

Yangyang menyeduh kopi tanpa gula dan membawa cangkir berisi kopi tersebut menuju meja kerjanya yang berada di kamar tidur yang diletakkan di depan jendela.

Yangyang melihat ke arah ponselnya yang menunjukkan notifikasi pesanan desain grafis perusahaan besar yang baru-baru ini dikerjakannya. Dari layar ponsel itu, terlihat pesan-pesan dari seseorang yang menunjukkan video suatu ruangan. Begitu melihat video tersebut, dia mengangguk mengerti akan keinginan kliennya.

Setelah menatap layar ponsel, pandangannya dialihkan ke arah jendela kamarnya yang menghadap langsung ke jendela tetangganya.

Pria itu sedang mengoleskan lotion di wajah dengan lembut dengan arah teratur mengikuti setiap lekuk wajahnya, berbeda dengan Yangyang yang ketika memakai lotion malah bukan di wajah melainkan di wajah adiknya yang suka berdiri itu (apa itu?). Yang tentu saja pada beberapa kesempatan ketika sedang tergugah untuk berpikiran cabul, dia akan mengaplikasikan lotion yang dimilikinya berbarengan dengan tetangganya yang sedang memakaikan lotion di wajahnya.

Pria diseberangnya selesai memasangkan dasi, yang menandakan ritual pertunjukan pagi hari khusus untuk Yangyang telah selesai dan ia akan setia menunggu pertunjukan lain di pagi-pagi berikutnya.

Beberapa menit kemudian terdengar suara mobil melaju yang suaranya melewati depan rumah Yangyang dari arah rumah tetangganya itu.

"Selamat bekerja, tuan Qian Kun." Ucap Yangyang seperti hari-hari biasanya ke arah mobil tadi berlalu.

Tak berselang waktu lama ponselnya berdering yang menunjukkan adanya panggilan bernama tagar 'Klien #76', yaitu orang yang sama sebelumnya mengirimkan video yang menunjukkan suatu ruangan.

Yangyang mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo, selamat pagi. Pak." Sapa suara dari seseorang di seberang panggilan telepon.

"Hallo, pagi juga." Jawab Yangyang.

"Tadi saya baru kirim video ruangan kantor saya, buat desain yang itu sederhana saja ya yang futuristik gitu seperti yang Anda tunjukkan kemarin, nah buat bagian kafetaria dan resepsionis saya mau Anda datang lagi secepatnyake lokasi buat jadi mandor langsung, nanti saya juga bakal sediain penginapan buat Anda selama ngawas disana." Jelas suara seseorang itu.

"Baik, pak saya mengerti." Jawabnya singkat.

"Nah buat sekarang Anda selesaikan rancangan desain 3D nya ya, udah itu langsung ke kantor" titah kliennya.

"Baik Pak, akan selesai hari ini juga."

"Oke, sip. Terima kasih. Pak."

"Sama-sama, pak." Tutup Yangyang.

Yangyang menghela nafas berat, ini adalah proyek terbesar yang pernah diterimanya. Klien-klien sebelumnya biasanya hanya meminta dibuatkan desain grafis biasa atau rancangan sebuah 3D bangunan untuk perusahaan. Namun kali ini seorang manajer perusahaan memintanya datang ke lokasi karena direktur perusahaan tersebut sangat menyukai desain awalan yang dibuat Yangyang dan orang tersebut ingin desainnya dibuat sama persis seperti yang diperagakan di pertemuan daring tempo hari.

Rancangan desain yang dibuatnya sebenarnya telah selesai, hanya saja ia ingin duduk sebentar agar mentalnya siap untuk bertemu orang-orang banyak dan memberikan komando ke orang-orang tersebut. Sebagai orang introver peerjaan seperti ini adalah tugas sangat berat.

Yangyang mengambil jaket kulit yang telah dipersiapkan kemarin dan memakainya, lalu menyemprotkan parfum sebanyak-banyaknya di badannya terutama di bagian ketiak.

Dia berjalan menuju ruang tengah dan menarik sebuah koper yang telah dipersiapkannya sejak kemarin malam, setelah itu ia keluar rumah, meletakkan koper pada kursi penumpang dan mengendarai mobil sederhana miliknya menuju kantor klien nomor tagar 76 yang lokasinya sangat jauh.


Next >>>

Stranger Neighbour | #Oneshoot #Onesit #Oneshit | #KunYang #Kun #YangYang WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang