***
Sama seperti rutinitas pagi hari orang lain, pria itu berjalan ke kamar tidurnya untuk bersiap-siap berpakaian untuk bekerja di kantor. Kamarnya diterangi oleh lampu LED putih yang telah ia nyalakan sejak malam hingga pagi. Lalu, dengan lembut ia menyingkap jendela kamarnya, dan dengan cepat cahaya cerah dari matahari pagi memenuhi ruangannya, mengungguli cahaya terang dari lampu kamarnya sendiri.
Kun mengambil kemeja putih yang masih bersih dari lemari yang diletakkan dekat dengan jendela. Lalu memakainya sambil menghadap jendela yang terkena pencahayaan dari luar.
Kun menunjukkan seringainya sambil mengancingi setiap inci dari garis kemejanya, bertingkah seolah-olah barusan ia memamerkan otot tubuhnya dan sekarang otot-otot maskulin yang menggoda imam itu telah tertutup oleh kemeja putih.
Dengan melihat dari cermin yang satu paket dengan lemari, Kun melihat kearah cermin dan memakaikan lotion wajah dengan gerakan lembut dan teratur bagaikan sedang melakukan pengambilan video untuk iklan perawatan wajah.
Setelah memasangkan dasi favoritnya, ia mengambil jas yang tergantung di sisi jendela dan memakainya asal supaya menggantung di pundaknya.
"Eh tunggu, jendelanya kek gak keliatan dibuka." Ucapnya terhenti karena melihat sesuatu yang tidak biasanya.
Kun melihat ke arah luar jendela kamarnya yang menghadap lurus ke jendela tetangganya.
Jendela tetangganya itu ternyata tidak disingkap hari ini, biasanya jendela itu menunjukkan ruangan temaram dengan pencahayaan berwarna ungu dan ada seorang pria yang menontonnya dari balik jendelanya sambil meminum sesuatu.
Beberapa bulan lalu, Kun menyadari jika selama ini tetangganya selalu melihatnya bersiap-siap berpakaian di pagi hari. Awalnya itu terasa risih Ketika mengetahui ada seseorang memperhatikannya dari luar jendela saat dirinya akan berpakaian.
Sejak mengetahui hal itu, Kun sempat tidak membuka jendela kamarnya ketika akan berpakaian selama satu Minggu bertutut-turut.
Tapi entah kenapa begitu mengetahui seseorang yang selama ini terasa memperhatikannya dari luar jendela adalah pria yang memiliki wajah tampan dan senyum manis membuatnya jadi berubah pikiran, sehingga pada hari-hari berikutnya ia menyingkap kembali tirai jendela kamarnya ketika akan berpakaian.
Kun beberapa kali bertemu tetangganya ketika berbelanja di toko setempat pada hari libur, pria itu sering sekali terlihat membeli banyak sekali susu tinggi kalsium dan kopi.
Pernah suatu hari Kun melihat tetangganya itu baru saja keluar toko lalu tertawa sendiri ketika melihat boneka angin yang baru dipasang bergerak meliuk-liuk seperti cacing. Tawanya sangat renyah dan itu terlihat sangat manis, entah apa yang menyerang Kun ketika itu, namun yang pasti saat melihat senyuman tetangganya tersebut membuat jantungnya berdebar-debar seperti serangan cinta.
Meski sudah mengetahui orang yang ia lihat di toko adalah tetangganya, Kun belum pernah memperkenalkan diri sebagai seorang tetangga kepada orang tersebut. Ia menunggu waktu yang tepat untuk memperkenalkan diri dan pada hari-hari selanjutnya mungkin saja ia bisa menghabiskan setiap akhir pekan bersama tetangganya itu. Tapi untuk saat ini Kun masih ingin pamer tubuh indahnya kepada orang yang masih anonim tersebut.
"Aneh, biasanya dia ada di deket jendela setiap Senin sampai Sabtu." Pikir Kun.
Kun menduga mungkin hari ini kebetulan tetangganya belum bangun, dirinya sangat menyayangkan kepada sang tetangga yang hari ini melewatkan pertunjukan setiap paginya.
***
"Ah, akhirnya selesai juga. Kerja bagus Pak Liu." Ujar manajer perusahaan begitu melihat desain interior ruang kerjanya selesai dengan gaya futuristik yang di desain Yangyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger Neighbour | #Oneshoot #Onesit #Oneshit | #KunYang #Kun #YangYang WayV
Fanfiction"Selamat bekerja, Tuan Qian." ~Yangyang si super introver di balik jendela kamar (With Censored) © Jocelyn Inferni Dalton