03

194 17 0
                                    

Kini jihoon terlihat sibuk mempersiapkan perlengkapan woojin selama dirumah junkyu nanti. Woojin hanya duduk sambil matanya fokus pada layar yang menampakkan kartun kesukaannya sambil mengigit wartel sebagai cemilan. Ia sangat menyukai wartel apalagi sayur sayuran lainnya yang membuatnya bersemangat setiap kali bibi kang masak.

" pa, kenapa woojin tidak ikut sekalian dari pada harus kerumah paman junkyu". Tanya woojin tapi matanya masih fokus pada layar didepannya.

" papa ada urusan, kali ini woojin tidak  bisa ikut". Jawab jihoon sambil memasukkan beberapa perlengkapan kedalam tas woojin.

"Iya kenapa paa? Woojin malas hanya bersama paman junkyu. Paman junkyu taunya cuma tidur kalau tidak tidur main game. Woojin tidak diajak main". Sahut woojin kesal.

"Loh, bukannya paman junkyu ajak kamu keliling danau". Tanya jihoon yang kini menatap woojin.

Woojin menggeleng

" woojin main sendiri dengan mochi, paman junkyu tidur". Ucap woojin balas menatap jihoon " Paman itu sudah tua masih saja berbohong". Sarkasnya dengan nada kesal.

Junkyu sialan, berani dia bohong sama gw. " batin jihoon

" maaf kan papa ya nak, kali ini woojin tidak hanya berdua dengan paman junkyu, tapi buga bibi herin yang menemani woojin". Kini jihoon duduk disamping sambil mengusap pucuk kepala anak laki lakinya itu. Mata woojin berbinar mendengar penuturan jihoon.

" benaran paa?? Asiikkk". Ucap woojin senang. Jihoon tersenyum cerah menatap woojin yang begitu antusias Woojin memang sangat  menyukai  keberadaan herin. Mungkin Ia merasakan seperti memiliki seorang ibu.

Pernah setahun yang lalu woojin meminta herin untuk menjadi ibunya. Mendengar permintaan tidak masuk akal dari bocah  berumur 4 tahun itu. Junkyu murka dan langsung membuat benteng terhadap woojin dan juga herin. Bahkan berimbas pada jihoon. Setiap bertemu dikantor junkyu akan selalu menghindarinya dan menatapnya sinis. Padahal jihoon sama sekali tak menaruh perasaan terhadap kekasih sahabatnya itu. Anak kecil itu hanya belum pandai memilah kata kata. Kenapa jihoon yang jadinya dimusuhin.

Setiap jihoon mencoba untuk menjelaskan kepada junkyu bahwa ia hanya menganggap herin teman junkyu akan selalu menjawab dengan sinis.

Semua juga berawal dari pertemanan, Dulu juga gw gitu sama herin sebelum jadian.

Perang dingin waktu itu membuat jihoon kewalahan. Bahkan junkyu tidak bisa bersikap profesional dalam pekerjaan. Junkyu itu asisten sekaligus sekretaris jihoon. Komunikasi sangat diperlukan ketika mereka bekerja.

Ting tong

Mendengar bel rumahnya berbunyi, woojin langsung berlari untuk membuka pintu. Jihoon mengekor dari belakang. Saat pintu terbuka menampilkan seseorang paras cantik dengan pakaian casual yang melekat ditubuhnya membuat gadis itu terlihat cantik serta elegan. Tapi tidak ada yang spesial bagi jihoon saat matanya bertatapan dengan gadis itu melemparkan senyum persahabatan begitu juga dengan gadis itu.

Herin

" bibi herin woojin kangen ". Ucap woojin terkesan manja. Membuat herin menyamakan tinggi badannya agar bisa menatap woojin dengan dekat.

" anak bibi kamu makin gemes aja sih, sini peluk bibi". Herin merentangkan tangannya dan disambut dengan senang oleh woojin.

Jihoon menatap keduanya. Andai istrinya tak meninggalkan ia dan woojin waktu itu pasti pemandangan yang ia lihat sekarang ini adalah keluarga kecilnya yang bahagia.

" bagaimana perjalanan bisnis lo dijepang?". Tanya jihoon saat kini herin sudah membawa woojin dalam dekapannya. Walaupun woojin sudah berumur 5 tahun. Tapi ia masih sanggub menggendong anak sahabatnya itu.

A WIDOWER'S WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang