Bab 1 Keberangkatan

4 0 0
                                    

Langit senja memerah di balik perbukitan yang menjulang di sebelah barat. Di sebuah desa kecil yang terletak di lembah yang hijau, sebuah rumah kecil terlihat seolah-olah tengah memancarkan cahaya kecil di antara gelapnya malam yang mulai menyelimuti. Di dalamnya, seorang gadis muda bernama Taqwa duduk bersama keluarganya di meja makan sederhana, dengan cahaya lampu kekuningan yang redup menerangi wajah-wajah mereka.

Taqwa adalah anak sulung dari empat bersaudara. Ayahnya, Pak Muhdin, seorang petani, telah berusaha mati-matian untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, namun rezeki yang terbatas tak pernah cukup untuk memenuhi impian-impiannya. Ibunya, Ibu Aisyah adalah sosok yang tegar, selalu berusaha menyemangati keluarganya meskipun terjebak dalam kemiskinan yang menggelayuti mereka.

Hari ini, suasana di rumah terasa menenggangkan karena Taqwa, yang baru saja menyelesaikan pendidikan menengahnya, memutuskan untuk mengejar mimpi yang selama ini terpendam dalam hatinya. Mimpi untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya. Dia telah memutuskan untuk pergi ke kota besar, tempat di mana dia bisa menimba ilmu dan mencari pekerjaan yang layak.

"Ayah ibu, ada yang ingin Taqwa sampaikan" kata Taqwa

"apa itu nak" kata kedua orng tua Taqwa

Taqwa terdiam cukup lama, akhirnya dengan beberapa saat ia berkata

"Ayah ibu, alhamdulilah Taqwa lulus seleksi beasiswa SBNPTN di salah satu Universitas Yogyakarta". Kata Taqwa

Sambil melihat munculnya guratan kebahagiaan diwajah kedua orang tuanya. Tapi setelah itu, wajah sang berubah sendu.

"Alhamdulillah nak. Tetapi sayang, kau masih terlalu muda untuk pergi sendirian ke kota," kata Ibu Aisyah, bahagia sekaligus cemas.

Taqwa menatap ibunya dengan tekad di matanya. "Ibu, aku harus melakukannya. Aku tidak bisa lagi melihat keluarga kita terus menderita. Aku akan belajar dan bekerja keras agar bisa membantu keluarga kita keluar dari kemiskinan."

Pak Muhdin mendekati Taqwa dan meletakkan tangannya di pundaknya. "Anakku, kami akan selalu mendukungmu. Kami bangga akan keberanian dan tekadmu untuk membantu keluarga. Tapi, jangan lupakan asal-usulmu. Jadilah orang yang sukses, tetapi tetaplah rendah hati dan bersyukur atas segala yang kita miliki."

Dengan hati penuh harap, Taqwa memeluk kedua orangtuanya. Dia tahu perjalanan ini tidak akan mudah, tapi dia siap menghadapinya. Sebelum matahari terbit esok pagi, dia akan meninggalkan desa kecilnya dan memulai perjalanan menuju kota besar yang penuh dengan harapan dan tantangan. Langkah pertama menuju cahaya yang akan membawa perubahan bagi keluarganya.


-

-

-

-

-

-

-

-

-


Mohon maaf ya guys cerita agak kurang, karena ini cerita pertama aku. semoga kalian semua suka ya😊

Cinta Untuk TaqwaWhere stories live. Discover now