10 [Hamil?]

10K 523 9
                                    

Selamat membaca~



***

"Udah ? Ini aja ?" Tanya Sagara

"Ya, itu aja, selebihnya kan masih banyak "

"Oke, lu tunggu di mobil, gue bayar dulu, ini lu beneran gak beli jajan ?" Tanya Sagara ke Bian  hanya untuk  memastikan

"Ya, bawel amat sih lu !"

"Cuma nanya anjing! Biasanya sampai mobil lu baru minta beli ini, beli itu "

"Iya sekarang gak, udah buruan bayar mumpung nih bayi udah tidur "  Bian sedikit mendorong tubuh Sagara, dan detik itu juga Sagara pergi ke kasir untuk membuat pembelanjaannya.

***

Bian melihat kedatangan Sagara dari dalam mobil, lelaki itu hanya memperhatikan tidak ada niat untuk membantu meski Sagara terlihat kewalahan dengan barang yang di bawanya, lagian Bian juga sedang memangku dedek bayi jadi gak masalah kalau gak ngebantu kan ? Toh Sagara pasti kuat.

Pintu mobil terbuka Sagara masuk setelah selesai menaruh belanjaannya di belakang jok mobil

"Pulang sekarang ?" Tanya Sagara

"Tahun depan " ucap Bian  sambil tersenyum ke arah Sagara

"Oke "  Sagara diam, tidak menyalahkan mesin motornya dengan sengaja.

"Kenapa diam ?"

"Katanya tahun depan, ya gue diem lah"

" Sagara .... Itu hanya sebuah perumpamaan ngerti gak lu ?"

"Kentang ... Gue cuma menuruti perintah lu tadi, jadi gue gak salah !"

"Oke!  Oke ! Jalan sekarang !" Titah Bian mengontrol emosinya

Bukannya takut Sagara malah tersenyum smirk melihat betapa lucunya Bian saat marah.

Rasanya gak etis kalau sehari gak bikin seorang Bian kesal, rasanya kayak ada yang kurang karena itu Sagara sangat tidak mau melewatkan hal yang mengasikan ini.

Di perjalanan pulang, Bian meminta Sagara untuk berhenti secara mendadak, untung saja tidak ada mobil lain di belakang.

"Apaa?" Tanya Sagara

"Beliin gue itu " Bian menunjuk  penjual ceker ayam pedas kesukaannya.

Melihat itu, Sagara menepi ke sisi jalan, "tunggu gue beliin " ujar Sagara yang langsung turun

Tidak lama Sagara kembali lagi dengan 2 kantong plastik yang isinya makanan kesukaan nyonya kentang.

"Nih! Di rumah, jangan di sini nanti bocah itu kena ,"

"Iya, " jawab Bian polos tanpa memalingkan pandangannya dari kantong plastik itu.

Sagara mengetahui kalau Bian sangat ingin makan ceker itu, karena tidak tega Sagara memelankan kecepatan mobilnya, supaya Bian semakin lama menunggu.

Bian menoleh ke Samping, "kenapa lu melambat ?"

"Suka-suka gue lah !"

"Buruan ga, gue mau cepat-cepat makan ini " rengek Bian.

"Gak baik bawa mobil cepat-cepat ! Lihat di depan macet " ujar Sagara sambil menunjuk ke arah ke depan dengan kepalanya

"Mata lu macet ! Bisa kan lu salip orang yang bawa sepeda ini ?" Ucap Bian meninggikan suaranya

"Kasian kalau kita duluan, kita harus ngalah karena bawa mobil "

"Aarrgghhh!!" Teriak Bian frustasi

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang