Patéras

770 57 32
                                    

[Patéras]

▪️▪️▪️

Layaknya seorang ayah sudah sepantasnya dihargai dan dihormati oleh anak-anaknya. Menjadi tumpuan dan sandaran untuk keluarga kecilnya. Mendapatkan cinta dan kasih sayang yang berlimpah ketika ia sudah melakukan segala kebaikan untuk anak-anaknya. Namun, hal tersebut tidak dirasakan oleh Jaehyun, ayah tunggal satu anak ini mendapatkan sebuah kebencian yang sangat besar dari putra semata wayangnya. Apapun yang ia lakukan akan salah di mata putranya, apapun yang ia berikan tak akan ada harganya.

"Gyu-ya, Ayah kemarin tidak sengaja melihat gitarmu rusak, jadi ayah belikan yang baru, dengan merk yang sama" ujar Jaehyun saat melihat putranya sedang duduk santai di ruang tengah sambil menonton acara televisi.

Jaehyun menghampiri dan memberikan gitar yang ia katakan tadi kepada putra kesayangannya.

Alih-alih mendapatkan ucapan terima kasih atau pelukan dari sang putra, Jaehyun malah dikejutkan dengan reaksi putranya yang cukup tidak mengenakkan.

"Apa kau pikir aku akan terima barang dari orang menjijikan sepertimu?" Ujar Beomgyu dengan nada mengejek dan menatap remeh ke arah ayahnya.

"Nak, Ayah tahu kamu pasti tidak menyukainya, tapi Ayah juga tahu lusa kamu ada ujian praktek seni dan membutuhkan gitar ini sedangkan gitar lamamu sudah rusak. Ayah mohon terima, ya" bujuk Jaehyun dengan amat sangat lembut.

"Cih, lebih baik aku tidak mendapatkan nilai daripada harus memakai barang pemberianmu yang juga tidak tahu asal usulnya. Aku bahkan yakin kau mencurinya atau merampok uang orang lain untuk membeli gitar ini" tuduh Beomgyu dan langsung membanting gitar yang baru saja ayahnya belikan hingga mungkin akan rusak di beberapa bagian.

"Gyu, Ayah berani bersumpah jika ini dari uang halal dari hasil kerja Ayah, Nak" Jaehyun dengan miris mengambil kembali gitar tersebut untuk ia bersihkan dengan hati-hati.

"Aku tidak akan pernah percaya, sekali menjijikan akan tetap menjadi manusia menjijikan, dan itu adalah kau" setelah mengatakan itu, Beomgyu langsung saja beranjak ke kamarnya tanpa memperdulikan tatapan sendu sang ayah.

Jaehyun hanya pasrah akan ucapan maupun tindakan sang putra, ia selalu berpikir jika ini adalah hal yang pantas untuk ia dapatkan akan kesalahan masa lalu yang ia perbuat.

"Maafkan Ayah, Nak.." lirih Jaehyun sambil menatap nanar gitar yang ada di tangannya.

▪️▪️▪️

Terlahir dari keluarga yang sederhana cenderung menengah ke bawah membuat Jaehyun memiliki kebiasaan buruk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mencuri, mencopet, merampok, apapun ia lakukan untuk setidaknya mendapatkan uang untuk makan. Ayah dan ibunya tidak lagi memberikan uang maupun fasilitas sejak ia memasuki sekolah dasar.

Ia pun tidak berharap banyak kepada kedua orang tuanya, ayahnya yang hanya bisa berjudi dan mabuk-mabukan menghabiskan uang, sedangkan ibunya yang bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Kehidupan yang keras dan cenderung tidak baik, terbawa hingga Jaehyun memiliki keluarga kecil. Istrinya yang awalnya memaklumi tabiat Jaehyun berharap suaminya perlahan berubah akhirnya berada di titik lelahnya. Jaehyun tak kunjung berubah, jika uang hasilnya bekerja menjadi kuli tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, ia memilih untuk mencuri atau mencopet orang-orang yang sedang berada di pasar.

PatérasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang