BAB#4

844 70 1
                                    

NEVA POV

Setelah tadi malam aku memberikan identitas ayah pada Jelza, aku lantas tertidur dengan sendirinya. Ketika aku bangun ternyata Jelza semalam sempat menghubungi ku lagi, dengan segera aku menekan kontak Jelza untuk menghubunginya pagi ini.

"Halo Jel?"

"Nev, tadi malam udah tidur ya?"

"Iya Jel. maaf ya"

"Gak apa-apa Nev. Aku mau kasih tau, aku udah dapat kerjaan buat ayah kamu. Kira-kira kapan ayah kamu datang?"

Aku terkejut mendengar pernyataan Jelza, Lantaran aku belum menyiapkan apapun untuk kedatangan ayah dan ibu nantinya. Bahkan tidak mungkin aku membiarkan mereka untuk naik kereta dari Surabaya dengan sendirinya.

"Masalah transportasi, gak perlu dipikir. Perusahan yang menanggungnya"

"Haaaa? Jel ayah bakan belum bekerja. Biarkan aku saja ya"

"Sttthhhh jangan membantahku. Dengarkan aku, perusahan sudah menyiapkan semua untuk keluargamu. Jadi kamu tidak perlu memikirkan apa-apa lagi ya"

"Jelza, jangan terlalu baik padaku" ucapku dan menahan tangisku ini

"Apapun untuk mu Nev"

Lantas apa yang membuatku begitu tega menyakitinya. Dengan beberapa hari saja, dia mampu membuat kehidupanku begitu bahagia. Tapi di satu sisi, aku juga tidak bisa menyakiti kekasih ku. Hubungan kami sudah terlalu jauh, jika aku menemukan orang baru pun, apa pantas dia menerimaku yang sudah melakukan hubungan selayaknya suami istri selama ini dengan Revi?

"Aku gak bisa balas kebaikanmu saat ini, tapi aku janji aku akan membalasnya"

"Kamu janji?"

"Iya aku janji Jel"

"Kalau begitu, ayo balas kebaikan ku"

"Dengan cara apa, aku belum punya uang untuk membalasnya?" tanya ku bingung

"Sekalipun kamu punya uang, aku tidak membutuhkan itu Neva. Aku mau kamu kuliah, untuk biayanya aku siap membantu mu"

Mendengar itu, tangisanku yang dari tadi ku tahan keluar begitu saja, aku tidak tau terbuat dari apa hati manusia ini, "Jel, cukup. Kamu tidak mengenali ku. Jangan terlalu baik"

"Nev, jangan menangis tolong. Baik kalau kamu tidak ingin aku yang membiayai kuliahmu, tapi izinkan aku untuk mencari beasiswa untukmu. Dengan begitu, kebaikan ku sudah kamu balas lunas"

Aku kemudian memikirkan ucapannya, mungkin ada baiknya aku menerima tawaran beasiswa ini, dari pada dia harus membiayai kuliahku, "Oke aku setuju kalau ini, tapi kamu benar ya tidak boleh membiayai kuliahku"

"Iya sayang enggak. Segera hubungi orang tua kamu ya, aku kerja dulu"

"Haaa? Kamu manggil aku apa?"

Dari tangisanku kini berubah menjadi kebahagiaan, bagaimana tidak aku tidak mungkin salah mendengar dia memanggilku. Tidak tidak, Jelza kamu membuatku gila.

"Iya sayang, sayang kan umum Nev. Gak salah kan?"

"Iya sayang gak salah. Selamat kerja"

Aku segera memutuskan panggilan itu dan segera bangun dari tidurku melompat kesana kemari, ingat aku tidak jatuh cinta padanya. Tapi aku bahagia, bisa di mengerti bukan?

Aku kembali mengambil hp milik ku dan menghubungi ayah memberitahukan informasi ini. Aku tidak menyangka, pertemuan yang tidak di sangka-sangka saat itu bersama Jelza, ternyata membawa kebahagiaan besar dalam hidupku. Aku harus meminta Revi agar semua rencana ini di batalkan.

Soal RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang