Kotak Makan Siang

34 4 0
                                    

Author Point Of View On

War kini sudah bangun lebih awal untuk menyiapkan kotak makan siang untuk dirinya dan juga suaminya di dapur. Dia memasak semua makanannya sendiri lalu memasukkannya ke dalam kotak bekal makan mereka masing-masing. War selalu melakukan ini setiap pagi sebelum dia berangkat ke tempat kerja.

"Phi Yin pasti belum bangun. Kebiasaan banget harus dibangunin terus." Monolog War yang kini sedang melihat ke arah jam dinding.

Jam dinding itu kini sudah menunjukkan jam setengah 6. Yin harus segera bangun untuk bersiap-siap pergi bekerja. Mereka bekerja di tempat yang sama, jadi mereka pergi bersama-sama. Meskipun mereka pergi bersama-sama, Yin harus menurunkan War di jalan agar tidak ada yang mengetahui hubungan mereka berdua.

"Phi Yin! Ihh kebiasaan! Semalam tidur jam berapa?" Tanya War yang kini sudah berada di dalam kamar dan sedang menarik selimut suaminya.

"Lima menit lagi, sayang."

"Ngga ada! Jangan sampai telat ya! Aku ngga mau dimarahin sama Phi Joss lagi!"

"Nanti aku marahin Joss, kalau dia marahin kamu!"

"Jangan dimarahin! Phi Joss sudah baik banget karena membantu kita menyembunyikan hubungan kita di kantor."

"Bagaimana sih kamu? Pokoknya aku mau bobo lima menit lagi sayang."

"Ngga! Ngga boleh!"

"Menyebalkan banget!" Yin kini mengeluh kepada War.

Yin kini beranjak dari atas tempat tidur lalu berjalan ke dalam kamar mandi. War yang merasa lelah kini duduk sebentar di pinggir tempat tidur. Kehamilan War sudah memasuki usia 7 bulan, jadi dia cukup merasa engap dan cepat merasa lelah ketika melakukan kegiatan yang sedikit berat.

"Nak, bisa bantu Papa sebentar? Papa mau beresin kamar dulu biar Bibi ngga perlu beresin kamar ini. Boleh ya?" Tanya War sambil mengelus perutnya.

Anehnya, tiba-tiba saja War mendapatkan kekuatan yang entah darimana. Dia kembali berdiri lalu membereskan tempat tidur itu dengan cepat. Yin dan War mempunyai asisten rumah tangga, tapi asisten rumah tangga War tidak pernah masuk ke dalam kamar pribadi Yin dan War. Mereka biasanya hanya membersihkan ruangan-ruangan publik saja dan beberapa ruangan yang Yin dan War izinkan.

"Sayang, tolong ambilin handuk!" Teriak Yin dari dalam kamar mandi.

"Kebiasaan! Besok bawa handuk donk yaaang!"

"Maaff..."

War kini beranjak dari tempatnya berdiri lalu berjalan menuju ke tempat handuk dan mengambilkan Yin handuk. Setelah menyerahkan handuk itu, War kembali duduk di pinggir tempat tidur sambil menunggu Yin.

"Nak, besok jangan seperti Daddymu ya! Dia suka banget lupa bawa handuk. Bagaimana hidupnya kalau tanpa Pa.."

"Jangan bilang begitu! Kamu ngga akan kemana-mana! Aku akan terus bergantung kepadamu!"

"Issh, bagaimana kalau aku meninggal saat melahirkan?"

"War, aku beneran ngga suka kamu bilang kayak gitu! Demi Tuhan, aku akan menciummu sampai kamu lemas kalau sampai kamu mengatakan hal itu lagi!"

"Maaf, aku tidak akan mengatakan itu lagi."

"Kamu kok suka banget bilang kayak gitu. Aku beneran ngga suka War. Itu buat aku trauma kalau kamu hamil lagi."

"Jangan trauma! Kan kita mau punya anak tiga!"

"Aku ngga mau! Cukup satu saja! Kamu jadi sering ngomong sembarangan pas lagi hamil."

Story Time (YinWar)Where stories live. Discover now