Prolog

453 28 2
                                    

Happy Reading

Tap

Tap

Tap

Terdengar sebuah derap langkah kaki yang beradu dengan lantai yang terbuat dari marmer.

Seorang lelaki tampan disana, terlihat ia yang taksengaja melihat seorang gadis yang sedang berdiri dibalkon istana tersebut.

"Sarada?" gumam lelaki tersebut, menyebut nama gadis dihadapannya ini.

"Apa yang sedang kau lakukan disini" tanya lelaki tampan tersebut sambil menghampiri Sarada yang sedang memandangi sebuah keindahan yang belum perna ia lihat sebelumnya.

Ia berhenti disebelah gadis tersebut, karna tak mendapatkan respon iapun mulai sedikit menoleh samping untuk memastikan keadaan sahabatnya tersebut, apakah ia baik baik saja? sejak keberangkatan misi mereka ke-Bulan Sarada selalu saja berdiam diri bahkan sesekali ia ketahuan sedang melamun seperti sedang memikirkan suatu hal. Dari tatapan sayu gadis tersebut seperti sedang merindukan sesuatu.

Lelaki tersebut mengerti dengan tatapan sayu tersebut, gadis dihadapannya ini telah melewati beberapa penderitaan nan rintangan sulit, melihat pengorbanan sang Gurunya a.k.a Papa Sarada sendiri demi desa membuat lelaki tersebut semakin tambah yakin untuk selalu berada disisi sang gadis, melindunginya adalah janjinya dulu hingga nanti ajalnya tiba.

Hal tersebut mengingatkannya pada ingatan saat ia takdapat mengendalikan kekuatan dasyat yang diberikan Momoshiki kepadanya, gadis cantik dihadapannya ini memaksakan diri untuk masuk kedalam alam bawah sadar miliknya, membantunya untuk kembali tersadar, yang membuat gadis cantik tersebut banyak kehilangan chakra.

Tak terduga lelaki tampan tersebut terlarut dalam pemikirannya, bahkan ia sedikit terpana dengan wajah cantik tersebut, ada apa ini? sejak kapan sahabatnya menjadi secantik ini.

Surai raven sepinggang milik Sarada sedikit terbang terbawa oleh angin, kalau diperhatikan Sarada mulai sedikit pendek atau dirinya yang mulai meninggi?. Tiba tiba saja kedua pipi milik lelaki tersebut sedikit bersemu merah mudah. Setelah beberapa saat memandingi wajah cantik nan idah tersebut tiba-tiba saja terdengar sebuah suara yang membuat lamunannya barusan sirna.

"Apa yang sedang kau lihat Boruto?" ujar gadis cantik tersebut sambil menatap bingung lelaki yang berada disebelahnya.

Lelaki tampan yang dipanggil Boruto tersebut langsung tersentak kaget, sebuah cairan bening sebesar biji jagung mulai turun dari atas jidatnya. Ia seperti seorang pencuri yang tertangkap basah. Karna takmendapatkan jawaban, Sarada mulai sedikit canggung dengan keadaan mereka yang saling menatap satu sama lain, membuat gadis cantik tersebut sedikit merona.

Sarada dengan cepat mengalihkan pandannya kedepan, kembali menatap lurus. Pergerakan gadis tersebut barusan membuat Boruto kembali tersadar, ia dengan canggung mulai membuka suara.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Boruto, dengan posisi yang sama.

"A-aku sedang menatap rasi Bintang" ujar Sarada sambil mengarah netranya keatas, memperhatikan beberapa Bintang.

"Mereka sungguh cantik bukan?" lanjutnya tanpa mengalihkan netra jelaganya dari objek indah disana.

"Ya.."
'Cantik seperti dirimu Sarada..' lanjutnya dalam hati, sambil mengalihkan netranya kearah Bintang-Bintang disana.

"Ohh iya.. sedangkan kau, sedang apa disini?" tanya balik Sarada sambil menoleh kesamping untuk menatap lawan bicaranya.

"Aku sedang berkeliling, tak sengaja aku menemukanmu disini" ujar Boruto.

...
Hening, satu kata yang mendeskripsikan keadaan mereka berdua, kedua sejoli tersebut nampak sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.

"Sarada/Boruto" ujar mereka berdua secara bersamaan.
....
"Ka-kau duluan saja Sarada.."

"T-tidak, kau saja duluan Boruto.. apa yang ingin kau bicarakan?" ujar Sarada spontan.

"Aku ingin menanyakan tentang suatu hal.." ujar Boruto sambil menggantungkan ucapannya.

"A-apa yang kau ingin tanyakan..?" boe Sarada yang penasaran, ia seketika menjadi gugup, sebuah rona mera padam seketika muncul dikedua pipinya.

...
"Jadi seperti ini.. kau tau siapa orang yang disukai oleh ketua kelas?" tanya Boruto diakhiri dengan cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Mendengar pertanyaan Boruto barusan entah kenapa membuat ia merasa sedikit sesak, seketika ekspresi Sarada berubah menjadi sedikit kecewa, ada apa ini.. padahal ia dan Boruto hanyalah sebatas sahabat... kenapa ia menjadi pencemburu seperti ini....

"Eehh, so-soal itu aku juga tidak tahu.." ujar Sarada jujur, ia memang tak mengetahui siapa yang Sumire sukai...

"Ohh.. baiklah kalau begitu.. ngomong ngomong apa yang ingin kau bicarakan?" ujar Boruto, sambil kembali bertanya.

"A-ah.. bu-bukan apa apa.. lupakan saja, itu tidak penting kok.. hehehe" ujar Sarada sedikit gelagapan diakhiri oleh kekehan garing.

'Padah a-aku ingin mengungkapkan perasaanku...' ujar sendu Sarada dalam hati.

Setelah percakapan singkat tersebut, Sarada kembali mendongakkan kepalanya keatas untuk menatap objek indah disana.

...

'Sepertinya aku memang takmemiliki kesempatan untuk mengungkapkan prasaanku padanya... Boruto.. kau sepertinya telah menemukan cintamu sekarang.. ketua kelas... kau sungguh beruntung..' ujar Sarada dalam hati, sambil menutup kelopak matanya, membiarkan angin yang dingin menerpa kulit beserta surai ravennya.

Tbc...

28-4-24


Boruto The Last NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang