•PROLOG•

121 31 46
                                    

Mohon maaf bila bahasa dari author agak membingungkan dan pencampuran bahasa yang membuat pembaca tidak mengerti

NOTE:"CERITA INI BERDASARKAN KISAH NYATA DARI AUTHOR NYA SENDIRI:).


Teruntuk Kalian

buku ini ditulis dalam tempo singkat, tapi melalui perjalanan yang begitu panjang, Terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia-Nya telah membuat dunia berbaik hati mendukung tertulisnya cerita ini.

Terima kasih untuk kamu wanita hebat yang mampu menggerakkan tanganku untuk menulis cerita ini.

Terima kasih teramat sangat untuk kamu yang datang sesekali ke fikiran ku, aku tak tahu kamu datang untuk sekedar melepas rindu atau menyiksa ku karena aku tak dapat melupakanmu.

Teruntuk kamu, Terima kasih karena telah berkenan membaca cerita ini, saya ucapkan selamat membaca, dan selamat menyelam ke lautan rasa.

Prolog

Kenapa?
Aku tak tahu alasanmu
Kenapa kau mengabaikan cintaku
Padahal kamu tahu
Aku begitu mencintaimu
***

Apakah kalian percaya pada cinta yang membuat kalian jatuh sejatuh-jatuhnya, bagaikan tenggelam di dasar laut yang hanya menyisakan kalian sendirian? Jika tidak maaf berarti kita tidak sependapat. Aku termasuk orang yang percaya pada cinta itu, mengapa?

Menurutku, cinta itu aneh. Ia bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja, entah itu karena melihat gadis cantik ataupun cowo tampan, dan cinta tidak mengenali sasarannya, kepada siapa pun tanpa perlu kau inginkan, mungkin kau juga akan jatuh cinta kepadaku karena telah membaca buku ini.

Terdengar sangat rumit bukan? Tak peduli tentang apapun logika nya, kekuatan cinta tetap akan menjadi pemenang nya.

Dan itulah yang aku rasakan saat bertemu dengan 'dia' dan ia perempuan yang membuat ku jatuh cinta, dan perempuan yang mengajarkan ku tentang sebuah kehilangan,dirinya seperti mempunyai keahlian menghipnotis pikiranku untuk selalu memikirkan nya.

'dia' mengajarkanku banyak hal tentang hidup:tentang harus lebih menghargai keputusan orang lain dan juga mengajarkan ku untuk tidak terlalu egois. Aku masih menanti ke mana takdir membawaku dan dirinya sampai sekarang.

2020 , lama tak berjumpa, dunia mempertemukan ku dengan teman lama ku di taman komplek Perumahan, dia adalah pian, awalnya aku hanya ingin melamun dan membakar rokok saja di taman tapi aku malah bertemu pian. Kami mengobrol cukup panjang , sangat panjang mungkin? Ah entahlah kami terlalu lama tidak berjumpa jadi tak terasa berapa waktu yang kita habiskan untuk mengobrol. Jika di ingat kembali mungkin terakhir kami berjumpa sebelum wabah covid menyerang , benar benar wabah yang merajalela di tahun 2020 sehingga satu dunia tidak bisa beraktivitas seperti biasa.

Awalnya kita hanya mengobrol biasa basa basi tentang sekolah, namun topik menjadi melenceng di saat pian menanyakan "kumaha ayeuna dan, udah punya yang baru lagi?atau masih kangen ke yang dulu? "

Ah sial, pertanyaan itu seakan akan menembak bagaikan peluru yang melesat melubangi hatiku, lalu melemparkan ku ke ruang waktu yang menyimpan banyak memori tentangmu. Satu per satu memori itu seakan terputar sendiri dan menayangkan hal² yang ku lakukan saat bersamamu.

Aku bakar satu batang rokok kedua, lalu meminum kopi good day freze yang mulai agak dingin. Pertanyaan itu pembuka dari obrolan kita yang sangat panjang hari itu, sepertinya malam itu sengaja menemukan ku dengan teman ku yang tahu segalanya tentang kisah cintaku.

Ada banyak hal tentang setiap detik rinduku yang selalu menuju ke tempat dimana kita sering mengunjungi nya waktu itu, tentang harapan yang ku gantung setinggi langit dan kau jatuhkan layaknya seseorang yang sedang terjun payung dan sialnya aku tidak di beri perasut, dan -
Tentang dia yang tak pernah ku genggam.

"halo ini cerita pertama ku, kalo masih banyak bahasa yang membingungkan tolong komen yaa. "

"Dia yang tak pernah ku genggam"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang