Setelah Agnes, menyiapkan untuk sarapan pagi. Ia berangkat ke sekolah dengan buru-buru. Karena ia tidak ingin, berangkat sekolah bareng dengan suaminya.
Semenjak menikah dengan pak Reza, ia menghabiskan waktu nya untuk ke perpustakaan. Tidak sekali, ia belajar untuk di rumah.
Usianya terbilang muda namun siapa sangka, jika Agnes sudah menikah dengan guru mata pelajaran penjas.
Di balik hatinya, Reza juga akan berusaha bagaimana agar, istrinya mau di ajak bersama. Tidak seperti kebanyakan orang-orang.
Wajarnya di usia sangat muda, agnes juga tak ingin terlalu serius sekali menanggapi pertanyaan yang di berikan oleh suaminya.
Ia yang sudah menyiapkan bekal, dan mengeluarkan kereta miliknya. Tapi hal itu, di cegah oleh suaminya sendiri.
"Tunggu??" Kali ini, saya tidak akan izinkan kamu untuk pergi sendirian. Tidak boleh, dengar itu!" Ucapnya yang baru menyadari, jika kekhawatiran suaminya agar Tidak Agnes pergi sendirian.
Agnes yang Tidak mendengarkan ucapan yang di lakukan oleh suaminya, segera tancap gas.
Namun, suaminya malah mengerjai agar tidak pergi sendirian ke sekolah.
Reza yang berpura-pura pingsan, dan langsung dengan pura-pura tidak mendengarkan ucapan Agnes yang tidak tahu, mengapa ia justru kasihan, merasakan sesuatu yang tidak ingin suaminya pergi.
"Pak bangun, aduh bagaimana ini. Apakah ku pergi dan ku tinggalkan di sini, tapi dia kan suamiku juga" ucap kepanikan Agnes, maka ia mengurungkan niatnya Tidak jadi pergi sekolah.
Reza hanya terkekeh pelan, saat dirinya mengetahui jika Agnes justru merasa kasian. Ia juga tak ingin, jika istrinya keheranan seperti itu.
"Gimana bawa ke dalam . Masa iya, Agnes gendong. Ukuran badan pak Reza kan berat, dia sekarang gemukan" ucap nya Agnes, padahal Reza tak kuasa menahan dirinya, karena ia sangat pura-pura pingsan.
Agnes yang merasakan kebingungan hanya menatap langit-langit, apakah dirinya ingin memberikan nafas buatan pada suaminya sendiri.
"Masa iya, aku kasih nafas buatan. Jika ia pingsan, masa tiba-tiba. Ni pasti akal-akalan pak Reza saja" gumamnya Agnes, yang Tidak lain, juga mengerjain dengan sebuah hewan yang di takuti pak Reza.
Agnes mengambil cicak di dinding, yang masih hidup. Ia meletakkan di pakaian, pak Reza, dan sekilas untuk melihat aksi pak Reza .
Ada yang sesuatu, sedang bergerak di bagian tubuhnya . Spontan, ia langsung bangkit dari tidurnya.
Agnes Tidak percaya, jika pak Reza hanya berpura-pura pingsan agar menuruti kemauan suaminya.
Dengan lihai, ia tak sadar jika agnes mulai terkekeh dengan cara peran suaminya.
Lalu ia pergi meninggalkan suaminya, tetapi apa? Pergelangan tangan Agnes, di pegang oleh suaminya. Ia sudah cukup, tidak ingin bersama suaminya yang anti baper.
"Pak lepasin, sudah kah kalau Agnes, akan pergi dengan motor Agnes sendiri!!" Ucapnya Agnes, dengan ucapan sedikit Reza keheranan.
"Kamu itu istri aku, jangan pergi sendirian, kalau ada orang jahat padamu. Kamu bisa melawan nya, Hah?" Hari ini, dan seterusnya jangan pernah lagi membantah perintah saya, dengar kamu Agnes" jawab lantang Reza, rasanya ia juga akan sabar dalam menghadapi kemoodan istrinya .
"Hmm, baiklah saya akan menuruti perintah bapak , tapi lepaskan dong tangan saya" kata Agnes.
"Sebelum kamu bilang ,saya sudah melepaskan. Saya bukan bapakmu, melainkan suami mu yang tercinta " papar Reza, yang ingin membalas karena tidak suka baginya, seorang istri menyebut nama seperti itu.
"Suami tercinta?" Emang secinta apa sama ku, dasar guru BAPER".
"Kenapa kamu diam saja, Agnes ."
"Iya suamiku, udah itu. Sekarang puas".
"Ulangin, kata terakhir nya.."
"Aduh pak, gimana yang salah?" Seperti nya diriku salah mulu sama bapak ini, eh suamiku" ucap Agnes dalam hati, sambil tersenyum kecut menatap kearah lain.
"Agnes?"kenapa diam saja. Silahkan ulangi kata terakhirmu" .
"Menyebalkan, tadi harus lembut, sekarang ini harus di kuatkan. Dasar guru tidak jelas".ucapnya sewot tidak ingin melihatnya, padahal dirinya juga melihat ketampanan suaminya.
Maka dari itu, Reza langsung menarik tangan Agnes. Karena ia sudah mungkin terlambat untuk ke sekolah.
"Ayo ikut, sekarang bawa tas saya, jangan lupa jika di sekolah harus manggil pak" ucap Reza, yang sedikit aneh.
"Iya ,pak?".
"Eh, di rumah jangan panggil pak, panggil suamiku, entah sayang, gimana sih kamu". Ucapnya malah ikutan sewot .
"Ogah pak, lagian ga di rumah, di sekolah tetap sama" .
Mereka menaiki mobil satu tempat, tidak ada yang aneh di dalam mereka, hanya saja ada sedikit kecanggungan di dalam nya. Di mobil Tidak ada ucapan, apalagi sekedar berbicara tentang hal ini, dan itu biasa saja.
Sampai di sekolah, mereka turun. Banyak sekali pasang mata. Mulai dari temanya Agnes, maupun guru-guru suaminya.
Mereka sedikit heran, begitu turun Reza menggandeng tangan Agnes. Seperti nya mereka belum mengetahui jika, Reza sudah lama menikah dengan Agnes.
Jika hubungan mereka akan di ketahui oleh seorang, maka baginya ada ancaman untuk Agnes.
Siapa takut? Agnes selama di sekolah, sebagai murid periang, pandai ,mudah bergaul. Nah, sekarang malah ia jarang, lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan.
Tak di sadari Radit, yang menyukai Agnes, kini ia hatinya mulai sakit. Sakit tak berdarah? Seorang guru penjas, sudah berani menggandeng pujaan hatinya.
Tapi di hati Agnes, ia tidak memiliki ikatan cinta terhadap Radit. Bahkan dirinya, menganggap itu hanya ilusi biasa, yang tidak akan pernah untuk menggapainya.
Sikap polos Agnes, tidak percaya jika Reza melepaskan pergelangan tangan Agnes. Tujuan apa?
Sangat heran, ketika masih di sekitaran parkiran, ia sendiri yang memegang tangannya Agnes, ini sudah di lepaskan begitu saja.
Tapi dengan entengnya, Reza segera membisikan sesuatu yang terkait dengan dirinya.
"Nanti, pulang bareng sama saya lagi. Jika tidak , kamu akan saya cium di ranjang".ucapnya yang ingin mengerjai istrinya.
"Iya deh, sekarang Agnes akan nurut, kalau soal di ranjang, Agnes belum siap".
"Kenapa kan enak, apalagi kita sudah sah. kan sudah halal".
"Iya, tapi kalau sempat terjadi, saya akan tanggung jawab soal masalah ini, ikuti saja perintah suami mu ini"pinta nya , yang menawarkan untuk menuruti perintah suaminya.
Berhasil? Baginya sangat mudah untuk mengerjai Agnes dengan iming-iming persoalan di ranjang. Sungguh, Reza hanya Tidak ingin ,ia berkenalan dengan Radit . Cowok yang begitu suka dengannya, dan bagi Reza ia begitu cemburu.
"Apa sih, itu pak Reza. Kenapa ia bisik-bisik di telinganya Agnes, malah ia serius banget."
"Aku harus segera melakukan sesuatu, bisa-bisanya pak Reza merebut pujaan hati ku, ini tidak bisa di biarkan, seharusnya aku yang berada di sana, bukan guru itu" ucap Radit, yang mengepalkan tangannya untuk memberikan perhitungan padanya, bahkan dirinya sangat tidak ingin pujaan hatinya menaruh hati pada pak Reza.
Reza juga sudah tahu, maksud Radit. Baginya ia sudah memanasi pikiran Radit, dengan menggandeng tangan istrinya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Adalah Suamiku(Tamat)
Teen FictionAgnesia Anella adalah gadis yang cantik, periang , memiliki bola mata biru, pandai, dan suka menulis itu . telah menikah dengan seorang guru yang sama sekali ia tidak sukai. usia Agnes saat ini 16 tahun. Pernikahan mereka telah mencapai 3 bulan, na...