Gemericik air keran yang bertemu langsung dengan porselen memenuhi gendang telinganya. Sampai beberapa langkah masuk bersamaan dan berdiri di sebelah. Nadila yang tadinya fokus pada tangan yang penuh dengan cat, mendongak untuk melihat beberapa orang dari pantulan cermin.
"Lo tau Dina anak FKIP? Beasiswanya dicabut."
"Kenapa?"
"Dari kemaren, kan, lagi ada evaluasi besar-besaran. Katanya, sih, yang udah di drop out atau nggak sesuai kriteria bakal dicabut beasiswanya. Nah, gue denger-denger si Dina udah nikah, terus IPK-nya juga anjlok."
Nadila awalnya mencuri dengar pembicaraan teman se-fakultasnya, karena penasaran saat membahas tentang beasiswa. Namun, saat sudah menyangkut masalah pribadi orang lain, dia tidak peduli lagi. Toh, kampusnya pasti memutuskan suatu hal setelah mempertimbangkannya.
Selesai dari toilet, Nadila beralih ke kelasnya. Hari senin yang sibuk karena jadwal dari pagi sampai sore. Terlebih sekarang yang mengisi adalah Dosen sekaligus Kepala Jurusannya di mata kuliah metodologi penelitian. Suasana kelas pasti akan berat karena sang Dosen akan menjelaskan banyak hal, termasuk permasalahan mahasiswa.
Begitu duduk di kursi, Nadila mendapatkan notifikasi dari grup yang berisi dirinya, Lavanya dan juga Jay. Ternyata Jay hanya memberitahu jika laki-laki itu sudah menyelesaikan proposal mereka.
"Dia emang pinter," gumam Nadila saat mengingat jika kemarin mereka baru menyiapkan konsep. Dia menaksir jika laki-laki itu bisa menyelesaikannya dalam 2 sampai 3 hari ke depan.
"Siapa yang pinter, Nad?"
"Ah?" Nadila mendongak dan menemukan teman sekelasnya yang tampak penasaran. "Temen gue," jawabnya singkat.
"Gue pikir si Kavi, soalnya muka lo blushing gitu kayak orang kasmaran."
Gue? Nge-blush? Apa mungkin ....
Nadila langsung mengenyahkan pikiran itu. Mana mungkin dia merasakan itu pada Jay, terlebih dirinya baru putus beberapa minggu lalu. Lagi pula, Jay terlihat masih mencintai mantannya, Jeslyn. Mereka berdua tidak mungkin bersama, sebab dia juga sangat nyaman berteman dengan Jay.
Suara ketukan heels yang bertemu dengan lantai mengalihkan perhatian semua mahasiswa di kelas itu. Seorang wanita berhijab dengan tampilan modis memasuki ruangan.
"Selamat pagi semua. Gimana kabarnya adik-adik?"
"Luar Biasa, Mrs!" sahut mereka dengan jargon yang khas saat kelas Mrs. Hana.
"Sebelum kita masuk ke pembahasan, saya mau kasih informasi. Atau kalian mungkin udah tau duluan daripada saya. Ini masalah PKM, ada yang ikut dari kelas ini?"
Nadila memperhatikan sekelilingnya dan tidak ada yang buka suara. Dengan ragu, dia pun mengangkat tangan. "Saya ikut, Mrs."
"Nadila ikut sama siapa aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Interested [TAMAT]
RomanceIni tentang Nadila, yang diselingkuhi padahal hubungan mereka baik-baik saja. Ini tentang Jayendra yang harus berpisah dengan pacarnya karena berbeda keyakinan. Keduanya bertemu saat menjadi relawan kampus untuk bencana alam. Ketika dua hati yang...