Gadis itu berjalan gontai, menyusuri jalanan sepi menuju mushola terdekat.
Ia menuju tempat wudhu wanita. Memutar kran air dan membasahi bagian tubuhnya dengan khidmat.
Setelah selesai dengan ritual itu, dirinya membenarkan pakaiannya memastikan tak ada rambut yang menyembul keluar. Kemudian dia melangkah menuju ke dalam mushola. Mengambil mukenah yang tergantung di dalam lemari, memakainya lalu meluruskan shaf sholat.
Suara imam yang amat merdu menjadikan hatinya yang keluh makin menderu biru. Tak disadari air matanya kembali melaju membasahi sekujur rupa ayu gadis itu.
Ia menangis tertahan karena tak mau mengganggu jamaah lain yang sedang beribadah. Ia terus menangis sampai akhir salam.
Ketika semua jamaah sudah menghilang, dirinya masih setia di dalam sana bersama sang imam yang terbatas kain antara shaf wanita dan pria. Andien mengangkat tangannya setinggi dada, merapalkan doa-doa dan mencurahkan segala hal yang terkubur dalam hatinya.
"Ya Allah..., kepadamu yang maha ESA. Kepadamu Yang Maha Kasih dan Sayang. Kepadamu yang Maha membolak-balikkan hati. Kepadamu yang menciptakan segala sesuatu tanpa cacat sedikitpun.
Ya Allah..., Aku tau setiap yang engkau hadirkan adalah yang terbaik dan aku tau setiap yang engkau hilangkan belum tentu baik. Tapi Ya Allah, apakah harus wanita yang mengandungku? Kenapa tidak aku?
Aku tidak bisa hidup tanpa kasih sayangnya, Tuhan. Keteduhan hatinya dalam menghadapi setiap tingkah laku ku tidak pernah ku temukan pada manusia lain. Kesabaran dan keteguhannya tak bisa menandingi apapun di dunia ini. Sungguh. Sungguh aku tersiksa kala Engkau mengambilnya dariku.
Siapa yang akan membuatkan bekal sekolahku? Siapa yang akan mengucapkan hati-hati ketika aku berangkat sekolah? Siapa yang harus ku jabat dan ku cium punggung tangannya? Siapa? Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi, Tuhan.
Ayahku yang seharusnya pahlawan duniaku sudah engkau ambil bahkan ketika aku belum hadir di dunia. Lalu sekarang ibuku. Kemudian siapa lagi yang akan hilang dariku?
Tuhan. Aku mohon padamu untuk menguatkan hati dan ragaku. Karena hanya kepadamu lah aku bisa mencurahkan segala isi hati tanpa harus mendapat perbandingan dari segi apapun.
Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.
Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.
Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt, wal mukminīna wal mukmināt, al-ahyā'i minhum wal amwāt, min masyāriqil ardhi ilā maghāribihā, barrihā wa bahrihā, khushūshan ilā ābā'inā, wa ummahātinā, wa ajdādinā, wa jaddārinā, wa asātidzatinā, wa mu'allimīnā, wa li man ahsana ilainā, wa li ashhābil huquqi 'alaynā.
Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.
Rabbanā ātina fid duniā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā 'adzāban nār. Subhāna rabbika rabbil 'izzati 'an mā yashifūna, wa salāmun 'alal mursalīna, wa shallallāhu 'alā sayyidinā Muhammadin, wa 'alā ālihī, wa shahbihī, wa sallama, wal hamdulillāhi rabbil 'alamīn.
Ya Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pleasure
Teen FictionTentang seseorang yang menyukai lagu Somebody's Pleasure dan tentang seseorang yang terobsesi dengan keindahan langit.