KENAL 9

24 1 0
                                    

Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah memberikan vote dan komen.

Happy reading

Gavin menyatakan Minggu depan dirinya akan pulang di saat jahitan di kepalanya sudah lebih baik.

Saat ini hari sudah siang, dan Kenji memikirkan mau dibawa ke mana pernikahannya ke depan di saat ia sudah pulang nanti. Apakah Alvina mau memaafkannya atau tidak?

Gara-gara memikirkan itu semua, kepalanya jadi sakit lagi. Ia pun mencoba memencet tombol yang ada didekat brankar rumah sakit untuk memanggil dokter atau suster.

Tapi tangannya tidak sampai membuat ia hampir jatuh kalau tidak ada tangan seorang perempuan yang menahannya.

"Al," kaget Kenji ketika yang menahannya adalah istrinya, Alvina.

"Iya aku." Alvina pun menganggukkan kepalanya sambil membantu Kenji kembali ke tempat tidurnya dan meletakkan plastik yang ia bawa ke atas lemari dekat brankar.

"Aku senang kamu jenguk aku. Makasih ya, sayang," ucap Kenji tersenyum lebar karena sang istri akhirnya menjenguknya. Namun senyumannya itu hilang tatkala melihat gerakkan tangan Alvina dan mengerti arti gerakkan tanganya.

"Jangan panggil aku sayang!" peringat Alvina yang mau keluar ruang rawat suaminya karena sudah tidak tahan mendengar kata manis yang selalu di ucapkan Kenji. Itu membuat hatinya hancur berkeping-keping apalagi mengingat apa yang sudah dilakukan oleh sang suami terhadap sahabatnya.

Kenji segera menahan tangan Alvina begitu sang istri mau meninggalkannya. "Al, please dengarkan aku dulu!" mohon Kenji dengan air mata yang kembali jatuh.

"Gak! Kamu udah jahat!" tolak Alvina menghempaskan tangan Kenji lalu ia keluar dan tidak tau kalau Kenji terjatuh dari brankar akibat Alvina menghempaskan.

"Al!" Jerit Kenji memanggil istrinya yang sudah keluar dengan tangan yang mengeluarkan darah akibat jarum infusnya lepas. Sedangkan dirinya tidak bisa berdiri karena tiba-tiba kepalanya sakit lagi dan badannya masih lemas.

"Ya Allah, Kenji!" ucap Gavin sambil membantu Kenji berdiri dan ditidurkan ke brankar. Di saat Gavin masuk, ia melihat Kenji terduduk di lantai dengan keadaan infus yang terlepas dari tangannya dan kepalanya yang berdarah Kembali. Tidak lupa wajah Kenji yang pucat.

"Sebentar gue panggilkan dokter dulu," ujar Gavin sesudah memastikan Kenji sudah aman di brankar nya.

Lalu ia keluar dari ruang rawat dan kembali bersama seorang dokter dan satu suster.

Dokter dan suster pun mengecek keadaan Kenji dan memasangkan kembali infusnya yang sempat terlepas. Setelah selesai, dokter itu menghampiri Gavin yang memang menunggu di luar ruangan.

"Kami sudah memasang kembali infusnya," ucap dokter itu ketika sudah ada di depan Gavin.

"Saya minta tolong sama keluarga pasien, untuk tidak membiarkan pasien berfikir terlalu keras," lanjut dokter itu memohon kepada Gavin.

"Itu akan membuat keadaan pasien semakin menurun. Bahkan pasien akan kehilangan kesadarannya," sambung dokter tersebut menjelaskan bahwa Kenji tidak boleh berfikir terlebih dahulu.

"Baik, dok saya akan lakukan," jawab Gavin sambil tersenyum.

"Ya udah kalau gitu saya pamit. Kalau ada apa-apa lagi, tolong panggil kami," pamit dokter itu dengan memberikan pesan kepada Gavin dan dijawab anggukan kepala oleh Gavin.

Setelah dokter itu pergi, Gavin masuk dan melihat Kenji yang tertidur akibat sudah disuntikan obat bius.

Gavin pun mendudukkan dirinya di kursi di samping brankar Kenji dan memegang tangan Kenji.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang