[END] [BL] Setelah Crossdressing, Aku Membuat Sang Tiran Hamil

4.Menggoda

    Lu Changping, melihat "Xie Yan" bertransformasi dengan pakaian ganti, hampir pingsan dan pingsan di tempat.
   
    Jadi, apa sebenarnya yang dia lakukan sebelumnya?
Dia tidak hanya dengan santai menyelamatkan tiran musuh, tetapi dia juga memberi tahu tiran itu sendiri bahwa dia sebenarnya membencinya?

    Lu Changping telah mendengar bahwa sejak tiran itu naik takhta, mereka yang menentangnya akan mati atau melarikan diri. Selama bertahun-tahun, tidak ada yang berani bersikap sombong di depan sang tiran.
   
    Pantas saja sikap "Xie Yan" tiba-tiba menjadi begitu aneh tadi malam...
Karena keterkejutannya, Lu Changping bahkan tidak menyadari kekaguman sekilas di mata tiran itu ketika dia pertama kali melihatnya tanpa cadar.

    Pada saat dia akhirnya pulih, Xie Yan... tidak, Xie Xuan Yuan, sudah mengalihkan pandangannya dari wajahnya, memasang ekspresi mulia dan dingin, berbicara dengan nada marah seperti biasanya.
   
    "Apa? Sekarang kamu tahu siapa aku, kamu mulai menyesalinya?"
   
    Sayangnya, suasana hati Lu Changping persis seperti yang dia gambarkan.
Menyesal, dia benar-benar menyesalinya sampai mati. Mengapa dia melunakkan hatinya dan memberi makan kaki ayam tiran itu? Kenapa dia malah repot-repot membalut lukanya?

    Jika dia lebih kejam, meninggalkan pria itu di kuil bobrok itu tanpa peduli, mungkin tiran itu sudah kehabisan darah sekarang.
   
    Xie Xuan Yuan menunggu beberapa saat, memperhatikan perubahan ekspresi wajah Lu Changping dengan penuh minat, dan entah bagaimana, senyuman muncul di wajahnya dari pikirannya sendiri.
   
    Dari segi penampilan saja, bahkan Lu Changping harus mengakui bahwa tiran itu sangat tampan, dengan mata cerah dan gigi putih, dan ketika dia tersenyum dengan tulus, dia memancarkan pesona muda yang murni dan tidak berbahaya, sangat menipu.
   
    Setelah menatap wajah Lu Changping cukup lama, tiran itu tanpa basa-basi memasuki rumah.
Ia berjalan dari luar ke dalam dengan langkah pelan dan mantap, tidak membutuhkan dukungan siapa pun.

    Seandainya Lu Changping tidak menyaksikan luka berdarah di kakinya pada malam sebelumnya, dia mungkin tidak akan pernah percaya bahwa orang di hadapannya hampir lumpuh.
Saat dia melewati Lu Changping, tangan tiran itu tidak diam, sedikit mengaitkan dagunya, sedikit merendahkan suaranya untuk berkata di telinganya:
    "Mengingat kamu rela mengorbankan reputasimu demi aku tadi malam, aku akan mengampuni nyawamu untuk saat ini dan tidak memikirkan hal-hal lain.Namun, Anda berjanji untuk membantu saya dengan suatu tugas, dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat Anda tarik kembali atau tolak."
   
    Untuk sesaat, saat nafas hangat melewati telinganya, pikiran Lu Changping menjadi kosong sama sekali.
   
    Pada saat dia menyadari apa yang telah terjadi, tiran itu sedang duduk di dekat jendela di atas tempat tidur kayu Luohan Huali, menatapnya dengan seringai seolah-olah tidak ada hal aneh yang terjadi.
Lu Changping... baru saja digoda oleh tiran musuh!?
   
    Jelas sekali, mengingat keberanian sang tiran di depan umum, ia pasti terbiasa dengan pesta pora. Salah mengira dia adalah Zhao Yun karena penyamarannya, tiran itu pasti didorong oleh nafsu untuk mengambil keuntungan.
   
    Lu Changping secara mental mengecam tiran itu, menghibur dirinya dengan pemikiran bahwa balas dendam adalah hidangan yang paling baik disajikan dingin, dan pada akhirnya dia akan membalas dendam pada tiran keji ini.
   
    Biarkan tiran itu menyentuh wajahnya sesuka dia; itu tidak berarti dia harus kehilangan sepotong daging. Begitu ada kesempatan, dia akan membuat tiran itu membayar seratus kali lipat.
   
    Setelah menenangkan diri, Lu Changping merasa agak lega, bersyukur Zhao Yun tidak menikah dengan wanita bejat ini.
   
    Xie Xuan Yuan masih duduk di dekat jendela, jelas menjadi tidak sabar, dan tidak dapat menahan diri untuk mendesak, "Bagaimana kamu bisa begitu tidak mengerti? Ayo duduk di sini, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu."
Sang tiran menuduhnya tidak mengerti?

    Sepanjang hidupnya, orang lainlah yang harus memperhatikan suasana hati Lu Changping.
Mengepalkan dan kemudian mengendurkan tinjunya, Lu Changping menarik napas dalam-dalam, menahan keinginan untuk memukul Xie Xuan Yuan saat itu juga.