1.BROKEN H(OME)EART

2.2K 86 2
                                    

"Gimana sayang? Sekolah barunya seru gak?" Tanya Arum kepada Raden Ajeng Rosa Pranindhita Utomo panggil saja Ocha.

Ocha menoleh kedepan dimana ada Tante dan Pamannya yang sedang duduk di kursi supir dan penumpang.

"Iya."

Arum menghela napas ketika Ocha menjawabnya singkat, lalu ia menoleh kepada sang suami yang sibuk menyetir.

Arum yakin Ocha pasti sangatlah sedih, Ocha gadis yang belum genap 17 tahun itu harus menghadapi perceraian kedua orang tuanya.

Terlebih hak asuh Ocha jatuh ditangan ibunya, namun Ajeng Pranindhita ibu ocha, sekaligus kakak iparnya itu tak mau mengurus ocha.

Begitupun Raden Utomo, kakak iparnya itu juga tak mau mengurus ocha. Apalagi ocha adalah anak tunggal mereka, tapi jika dilihat-lihat mereka cukup kuat bertahan sampai 17 tahun dalam pernikahan yang begitu banyak percekcokan, karena perjodohan.

"Ocha, mulai sekarang panggil Om sama Tante Arum, mama sama papa ya." Ucap Fajar, paman ocha.

Ocha menoleh, namun kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah jalanan yang kini mulai gerimis.

"Iya, Ocha akan berusaha."

Akibat perceraian kedua orang tuanya pun, kesehatan Ocha mulai menurun, berat badannya pun begitu. Namun anehnya teman sekelas ocha yang lama malah bersyukur, karena Ocha bukan lagi menjadi gadis bertubuh gempal.

Kini Ocha menjadi gadis bertubuh curvy, dimana bentuk pinggangnya begitu ketara.

Dan setelah mengalami penurunan berat badan juga ocha menjadi gadis yang sering ditembak oleh kakak kelasnya maupun adik tingkatnya. Ocha sempat berpikir, apakah mereka tidak tau ocha ini masih sangat sedih karena kedua orang tuanya bercerai?

Lahir dari keluarga yang dibilang juga kaya, namun Ocha nyatanya tak merasakan kehangatan bersama mereka. Raden, ayahnya itu bekerja sebagai Nahkoda, yang tentu saja jarang pulang. Dan ibunya adalah seorang pilot.

Kesepian? Tentu saja.

Ketika orang tuanya belum bercerai, ia dirawat oleh asisten rumah tangga dari sang ayah. Hingga sang asisten itu telah meninggal ketika ia berumur 14 tahun. Namun bukannya mencari asisten baru, Ayah dan ibunya malah mempercayakan Ocha rumah rumah sebesar itu sendiri.

Ayahnya akan pulang selama 6 bulan sekali, dan ibunya pulang ketika 1 bulan sekali. Sang ibu memang lebih memilih menetap di dekat bandara tempatnya bekerja, sehingga ia tak perlu repot jauh-jauh datang.

Ketika ayah dan ibunya pulang pun, ia malah merasakan mereka adalah orang yang bertamu dirumahnya. Lalu ketika mereka pulang pun, pasti ada saja percekcokan yang terjadi.

Tinggal sendiri pasti kesepian? Tentu saja. Bahkan ketika asisten rumah tangganya itu telah tiada, ia benar-benar sangat kehilangan.

Bagaimana tidak? Orang yang telah mengajarkannya banyak hal, seperti memasak, membersihkan rumah, belajar, serta menata diri pun kini telah pergi jauh darinya.

Ia pun tak memiliki sahabat berarti, ia hanya memiliki teman saja. Namun teman-teman ini berharap seperti Ocha, hidup sendiri, lalu tiap bulan ia dapat transferan dari kedua orang tuanya, mereka menganggap hidup ocha sempurna.

Jamuan perkataan teman Ocha yang paling membuatnya sakit hati adalah...

"Gak masalah, meskipun kamu gendut, kamu kan punya uang banyak. Gak perlu mikirin orang tua, mereka kan selalu kirim kamu uang banyak, jadi gak masalah."

Memang dari segi finansial ia adalah termasuk murid yang sangatlah berkecukupan. Tapi ia hanya kesepian, Ocha hanya itu saja.

Peran kakek nenek di kehidupan pun tak ada.

3. TOUCH YOUR HEART [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang