Sepeda

92 24 1
                                    

Yo...balik lagi ama gua, disini gua bakal ubah nama Lunar jadi Cica karna apa? Ya karna jiwa si Lunar lagi nyangkut di badan robot :) walaupun ni cerita kgk rame, tapi gua bakalan tetap buat cerita karna ini baru permulaan dan segala tindakan itu butuh kesabaran bukan? Dari pada banyak cang, cing, cong, mending langsung masuk ceritanya. Let's go!!^^

Taufan dengan cepat langsung mendorong Cica ke pojok dinding "lu di sini dulu aja ya, Cica!!"

"iya! ntar proyek kita bisa ketahuan!!" Duri mengikuti dari belakang lalu menyelimuti Cica dengan sebuah kain.

" e-eh?...., hm_-" (nasib nasib)" gumam Cica dalam hati.

   Dari depan pintu lab, masuklah seorang remaja laki-laki dengan mata berwarna coklat ke emasan dengan raut wajah yang cuek.

"eh, ternyata gem gem^^" ucap Duri sambil berlari ke depan hadapan Gempa.

Blaze tiba-tiba menyeletuk "untung gua nggak jadi anggota osis!!"

Halilintar menaikan satu alisnya "emangnya kenapa?"

"lu liat aja si Gempa! dari tampangnya aja gue udah tau jadi anggota osis itu bikin capek. Apalagi para bang "Bofu (boy fusion)" lagi magang. Beh, pasti semua kerjaan di kasih ke Gempa!!" ucapnya sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"halah, emang lu nya aja yang udah pemalas dari lahir" ejek Ice.

Blaze menatap malas ke arah Ice "gitu amat lu jadi temen_–"

"biarin!!"

"udah-udah jangan bertengkar!!" sela Gempa.

"oh iya, robot rakitan kita mana? Kok nggak kelihatan?" Gempa melihat kesana-kemari.

"ada kok!!" Taufan membuka selimut yang menutupi tubuh Cica.

"Ini dia udah aktif!! "ucapnya sambil membawa Cica kehadapan Gempa.

"e.....h-hai^^" Cica menyapa dan melambai karna terlalu gugup.

Gempa melihat Cica dari atas ke bawah "hm.....aku kok ngerasa kayak pernah ngeliat kamu ya? Tapi dimana?" Ia berpikir sambil memperhatikan Cica.

"h-ha? P-pernah ketemu?"tanya Cica dengan gugup.

"(duh, Ini kan orang yang sepedanya pernah gua ambil terus rusak karna ketumbur pohon!! Jangan sampe dia ingat, kalau dia ingat kan bisa mampus gua!! Lagian ngapain sih make up seiras sama mukak sendiri? Gobl*k!! Gini amat nasib gue T^T)" ucap Cica dalam hati.

Setelah mengingat selama beberapa menit, Gempa kembali bersuara "hm......nah iya, kamu mirip sama anak yang ngambil sepedaku tanpa izin dan bikin sepedaku rusak!!"

"(mampus makek ingat segala lagi!!)" Cica tertegun.

Taufan menoleh ke arah Gempa "loh? sepeda gem gem dicuri?"

"ahaha, bisa di bilang gitu sih"

Solar yang penasaran kembali bertanya "emang dia nyuri sepeda lu buat apa?"

"dia ambil sepedaku bukan untuk kepentingan diri sendiri sih. Dia ngambil sepedaku buat ngejar copet. walaupun aku nggak terlalu ingat sama wajahnya, tapi aku bisa ngerasain kalau anak itu baik dan pemberani karna rela numbur pohon buat dapetin tuh copet" jelas Gempa pada teman-temannya.

"buset, segitunya dia!!" Ucap Blaze yang kaget mendengar hal tersebut.

Halilintar kembali melontarkan pertanyaan "terus, dia ada cedera nggak?"

Gempa mengingat kembali kejadian tersebut "hm....kalau nggak salah, aku sempat liat kepalanya berdarah"

"KEPALANYA PECAH DONG!!" Blaze berteriak begitu keras sampai membuat Ice memukul pundak Blaze dengan spontan PLAK "aduh!!"

"nggak usah teriak juga kali!!" Tegur Ice.

"ya kan aku kaget!!" Balas Blaze.

"terus, nggak lu bantu?" Halilintar kembali bertanya pada Gempa.

"pas aku baru mau nolongin, Dia langsung pergi. Nggak tau kenapa" jawab Gempa.

Duri berpikir sejenak lalu berbicara "mungkin dia kira gem gem mau marahin dia karna udah ngerusakkin sepedanya gem gem"

"hm....bisa jadi sih, padahal aku cuman mau niat bantu. Tapi dia malah langsung pergi habis bikin tuh pencopet pingsan dan udah di ikat" jelas Gempa.

Solar menyela obrolan tersebut "udah, nggak usah dipikirin lagi!! Mending kita fokus dengan proyek kita"

Gempa meresponnya dengan senyuman "iya juga ya, lagi pun itu kejadiannya udah lama. Pas aku masih kelas 1 SMP! jadi....ini robotnya udah aktif kan?"

"iya, nih robot baru login udah marahin kami!!" Blaze menunjuk ke arah Cica sambil mengaduh kepada Gempa.

"bener banget!! Mancing emosi beut dia!!" TimPal Solar.

"eh, tapi kok dia dari tadi diam aja ya?" Ucap Taufan sambil memperhatikan Cica yang tiba-tiba menjadi diam.

Halilintar mencoba memanggil "Cica?"

    Cica hanya bisa diam saat mendengar perkataan yang di lontarkan Gempa tentang pendapat Gempa kepadanya. Bagaimana tidak, dari kecil sampai dewasa, ia selalu dianggap sebagai anak nakal dan memiliki akhlak yang minus di mata orang-orang sekitarnya.

     Sementara itu, para Boel terus-menerus memanggil namanya untuk mendapatkan respon darinya.

"Cici!!" Duri kembali memanggil Cica.

"helo~" Taufan melambaikan tangannya ke depan wajah Cica.

"(huh....ternyata gini ya rasanya dibilang baik sama seseorang?)" ucap Cica dalam renungannya.

Dah sampe sini aja!! My otak nggak bisa mikir jauh-jauh, soalnya abis di pakek di pelajaran akuntansi tadi. And maaf aja nih, cerita yg gw tulis kebanyakan ngobrolnya :)

BluenezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang