Mereka mulai merencanakan agenda kegiatan untuk hari raya Idul Fitri yang tinggal seminggu lagi, kalau dipikir-pikir kami berlima selalu berkunjung kerumah Anisa—salah satu dari kami.
“Jadi nih ke rumahku?” tanya Anisa, toples toples mulai terisi penuh oleh nastar juga putri salju.
“Aku sih oke, habis itu giliran rumahku ya.” Lulu juga turut andil menyolatip penutup.
Alya dengan April tentu ikut setuju. Toh, terhitung jarak rumah antar Anisa Lulu dan Alya April juga cukup dekat berkisar memakan waktu 10 menit.
“Kamu gimana?”
Mereka menatap kearah perempuan berusia 21 tahun yang sedari tadi curi curi menyicip nastar dan putri salju, Niken.
“Manut sih.”
“Haish, kamu itu lho Ken! Nastar kita stoknya dikit lho. Jangan diabisin!” April bersedekap dada, mendelik kecil yang langsung membuat Niken nyengir kehabisan kata.
“Harus kamu pikirin itu, apa kamu bisa kesini pas lebaran? kamu tahu sendiri mobil yang biasa kamu bawa itu kadang suka rewel. Ayolah, mosok nggak iso ngopeni awakmu dewe.” masa nggak bisa mengurusi dirimu sendiri.
“Iya, Lu. Paham aku—”
“Paham apa? diumurmu yang segini kamu belum entos, Ken.” bantah Anisa.
Niken cuma bisa menarik nafas dalam, mau marah tapi perkataan para sahabat pun ada benarnya.
“Udah-udah, gini aja coba nanti kamu kalau ada yang bisa jemput kesini. Kalau nggak, nanti kujemput.” Alya menengahi, menepuk pelan bahu Niken.
Seperti biasa, perdebatan rampung dengan tenang. Persahabatan mereka dimulai kala bangku SMA, cukup klise tetapi tidak terlalu membosankan.
Tertua dalam grup adalah Anisa, Anisa Laily Pohan. Gadis bersampul introvert yang nyatanya bersifat ngegas, hanya dibeberapa kesempatan Anisa didapati tengah misuh-misuh khas timuran. Berperawakan kecil mungil jadi beberapa orang tidak menyangka kalau Anisa jika diurutkan usia adalah yang paling tua, Anisa tidak gampang akrab apalagi dengan orang yang sudah memiliki kesan pertama yang buruk bagi Anisa. Anisa cukup tegas, tidak menye-menye, namun siapa sangka seorang Anisa sangat clingy dengan Jovan—pacar Anisa yang umurnya terpaut 3 tahun lebih muda.
Tetua kedua digrup yang tidak disangka selanjutnya adalah Niken, Niken Adisti Hanung Ningtyas. Niken ini kalau diibaratkan menungso setengah gendeng, setengah e mie ayam alias pecinta mie ayam garis keras. Niken gampang sekali berbaur, hampir semasa SMA setiap jurusan terdapat setidaknya 3 sampai 5 orang yang mengenal Niken selain itu, Niken anaknya gampang sekali SKSD tanpa mengenal rasa malu sedikitpun. Garis muka Niken terkesan galak, judes dan culas sehingga tak sedikit orang mengira gadis itu sangat sombong, fakta terakhir setelah putus dengan mantan 3 tahun percintaan seorang Niken tidak mulus.
Urutan ketiga, Alya. Alya Fatimah Azzahra.
Tidak seperti Anisa dan Niken, Alya adalah gadis yang lempeng dan normal saja. Tidak neko-neko apalagi sesembrono Niken, Alya suka sekali dengan hal sentimental entah apapun itu, memiliki koleksi kamera yang siap memotret apapun yang akan menjadi favorit atau sebatas ‘momen ini tidak boleh dilewatkan tanpa diabadikan.’ Selama 21 th hidup Alya belum pernah merasakan pacaran, bukan tidak laku tetapi belum ingin. Menurut Alya, pacaran adalah hal yang sangat membuang tenaga. Alya masih sangat normal, tetapi berkumpul bersama keluarga, sahabat-sahabat Alya dan mengurus bisnis sudah sangat menyita waktu dengan cara yang menyenangkan. Jadi mungkin, Alya belum mau, belum ingin dan belum terdaftar dalam rencana untuk memulai soal bab asmara.Keempat, Lulu Ariana Syaibila. Lulu. 'Mother of Group' tersemat dalam pribadi Lulu meskipun berada diurutan nomer empat dalam urutan usia. Galak, judes tetapi sebenarnya penyayang. Lulu adalah definisi tepat untuk gadis jawa kental, banyak sekali tradisi dan adat yang ia tahu berbekal dari belanja sayur setiap pagi didepan rumah bersama mbah-mbah tetangga. Lulu masih mengambang, pikiran yang masih memusingkan adalah diumurnya yang menginjak 21 tahun ia harus apa? bekerja ia mau, tetapi ia mematok minimal harus bisa ke Jepang, untuk urusan menikah... sebenarnya Lulu belum mau walaupun pasangan pun sudah punya. Iya, betul. Lulu juga tersemat anggota satu-satunya yang memiliki pacar, walaupun hampir setiap hari teman-temannya ikut pusing saat Lulu bersama mas pacar bertengkar.
Terakhir, Aprillia Dianti Harum. April, perempuan feminim yang hanya akan bisa akrab dengan orang yang selalu ia temui tiap hari. Dalam beberapa kesempatan, April akan tutup mulut rapat-rapat bila ia merasa lingkungan sekitar bukan 'April banget' apalagi April juga bukan tipikal SKSD seperti Niken yang mungkin setiap pertemuan pertama bisa langsung mendapat teman. Sama seperti Alya, April juga gampang sekali terkecoh dengan hal-hal yang menggemaskan, juga gadis pecinta Bangtan Boys yang gemar sekali blushing bila ditunjukan foto personil band negri gingseng tersebut. Alya dan April seperti satu kesatuan, saking cocoknya April juga tidak ambil pusing dengan urusan asrama seperti Alya. “Nggak dulu deh, aku belum cukup umur.” memang diantara yang lain, April sangat muda walaupun dalam realita tahun ini sudah menginjak usia 20 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalu, selanjutnya?
Teen FictionKehidupan dan lika liku setelah masa SMA yang katanya adalah masa keemasan, masa iya sih? nikah atau kerja? lalu, selanjutnya?