PROLOG

242 12 2
                                    

Kamu hanya perlu memilih
Menjadikanku seorang kekasih
Atau tidak ada sama sekali

BIP!

Pemuda itu lantas menutup handycamnya dengan kasar dan melemparnya asal pada sofa ruang tengah miliknya, lantas menghempaskan diri disampingnya. Ia menggeram kesal, menekuk kedua tungkai kakinya dan meletakkan kedua siku tangannya pada kedua tungkai tersebut sembari memijat tulang hidungnya pelan. Sungguh, ia sama sekali tidak tau masalahnya akan seserius ini.

"Aku akan membantumu mencarinya, percayalah!" Seorang pemuda yang lain dengan pakaian formal mencairkan suasana yang tegang dengan menepuk bahu pemuda itu.

Pemuda itu sama sekali tak menoleh atau menanggapi omongan tersebut. Ia hanya menghela nafas berkali-kali seolah-olah takut jika ia tidak melakukannya, maka ia akan mati.

Pemuda yang lain beranjak berdiri dan meninggalkan pemuda itu sendirian dengan segala pikirannya. Tapi, sebelum dia sempat membuka kenop pintu untuk keluar, pemuda itu berucap dengan nada yang dalam,

"Selamatkan dia. Yang terpenting yang harus kamu lakukan adalah menyelamatkan dia. Sisanya, biar aku yang akan bertanggung jawab".

Pemuda yang lain menoleh dengan senyum tipis terkembang di bibirnya. "Tentu". Lantas dengan langkah lebarnya ia pergi, meninggalkan pemuda itu dalam kesendirian.

"Meski aku harus mengenyahkan perasaan menyenangkan ini" Pemuda itu melanjutkan dengan nada lirih, dan... Ya, setitik air menetes dengan tidak tau diri dari pelupuk matanya yang indah.

# # #

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang