Egg

18 2 0
                                    

Terlihat seorang wanita duduk manis diantara beberapa mahasiswa yang sedang menggelar rapat kordinasi, mata tajamnya sibuk mengamati setiap kata yang tengah ia tulis, tangan terampilnya dengan cekatan mencatat tiap point penting yang muncul.
"Chi, udah dicatat belum apa yang dibutuhin?" tanya kinan kepada sachi yang sibuk mencatat.

"Kira-kira anggota mana yang belum bisa hadir sekarang?" imbuhnya.

"Perwakilan anak teknik sih kak" jawab sachi sembari memperbaiki letak kacamatanya, lantas kinan mengecek jam pada pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, dengan gusar ia mengambil handphone dari dalam saku. Datang seorang mahasiswi yang mulutnya dipenuhi dengan pentol seraya bertanya

"Loh udah mulai ta rapatnya?" dengan logat surabaya nya yang sangat kental berhasil membubarkan fokus semua orang yang berada dalam ruangan. 

*Zeevanya Audy Wansley seorang mahasiswi semester 5 yang menjadi perwakilan dari hima teknik. Dengan postur tubuh bongsor dan rambut pendek yang lebih mirip dengan copet mahasiswi ini lebih sering bergaya tomboy, dan setelan andalan cargo pants beserta kaos hitam yang dapat dipastikan hampir setiap hari dipakai. Zee termasuk seorang mahasiswi yang tak banyak mempunyai teman, dan lebih memilih untuk bergaul dengan beberapa orang atau menyendiri.

Sachi dengan geram lantas menjawab "Buta mata lo?! liat tuh jam berapa?! lo gabisa baca jam?!" membuat suasana seketika menjadi panas.

"Ya maap, aku tadi masih antri jajan. Bapake seng jualan lama pol" jawab zee.

"Cih alibi lo. gih masuk!!"

Lantas zee masuk dengan mulut yang terus mengunyah dan tangan yang penuh jajanan, dirinya segera memposisikan duduk diantara yang mahasiswa yang lain. Disisi lain, sachi yang melihat zee dengan gaya santainya masuk ruangan menghela napas untuk meredakan amarah.

"Buset neng, galak amat" seloroh gandi

Kinan kembali memimpin rapat pada sisa waktu yang ada, sesekali rapat terganggu karena aroma pentol yang semerbak memenuhi ruangan. Semua anggota berusaha fokus untuk mengikuti rapat hingga selesai, sampai pada akhirnya zee merasa haus "Ada seng bawa minum ta rek?" suara tersebut kembali memecah fokus rapat yang sedang berlangsung

Kinan yang melihat zee sedang kehausan berinisiatif memberikan botol minumnya "Nih ambil aja punyaku"

"Bae bener lo, gue si ogah yeu" sachi sewot atas perlakuan baik kinan kepada zee

"Iri bilang aja bos" timpal zee tidak terima

"Ih mit amit, LO MINUM AJA TU AMPE KEMBUNG !!"

Zee tidak membalas kembali omongan sachi, ia memilih untuk segera meminum air yang telah diberikan kinan. Hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 8 malam, rapat dapat diselesaikan walaupun sempat terjadi adu mulut antara sachi dengan zee. Peserta rapat mulai meninggalkan ruangan satu persatu, hingga tersisa beberapa orang didalam yang masih sibuk berbincang dengan urusan masing-masing.

"Eh sachi pulang bareng yuk" ajak gandi kepada sachi yang sibuk didepannya

"Sorry gan, gue masih sibuk" jawab sachi.

*Flavio arasachi ibtihal memang menjadi salah satu mahasiswi tingkat akhir yang cukup populer di kampus ini. Dengan tubuh semampai, sachi terkenal dengan gayanya yang anggun, otak cerdas dan pembawaan yang mudah bergaul dengan siapa saja menjadi daya tarik tersendiri baginya. Selain itu, sachi merupakan seorang atlet pencak silat yang pernah memenangkan kejuaraan POM. Sachi seorang perantauan dari ibukota yang saat ini sedang menempuh pendidikan tingkat tinggi salah satu kampus dikota pahlawan, dengan bekal semangat luar biasa dan otak cerdasnya sachi mampu membuktikan bahwa dirinya dapat mendapatkan beasiswa untuk masuk di kampus yang terkenal ini. 

Mendengar jawaban sachi, gandi lantas tidak menyerah begitu saja. Dirinya masih mencoba untuk memutar otak agar bisa mendapatkan perhatian sachi "Yauda aku tungguin yaa.." 

"Gausah gan, gue masih lama" tolak sachi untuk yang kedua kalinya.

Gandi yang merasa ditolak kembali oleh sachi, merasa kecewa atas jawaban yang ia terima. lantas ia berpamitan dengan sisa orang yang sedang berasa diruangan tersebut.

*Gandi brilian wiratama.. salah satu lelaki dari sekian orang yang menyukai sachi sejak lama.

~~~~~

"Zee, abis ini mau pulang langsung?" Tanya kinan sambil melihat zee yang sibuk membereskan sampahnya

"Iya mau pulang"

Mendengar jawaban singkat tersebut, kinan mengembangkan senyum "aku pulang bareng kamu dong zee" lanjut kinan

Dengan raut wajah bingung zee tidak dapat menolak permintaan kinan mengingat malam semakin larut, dan dirinya merasa cukup lelah dengan agenda rapat malam ini. zee mengganggukkan kepala dan bergegas menuju parkiran depan gedung.

"Chi kamu ga balik?" tanya kinan heran kepada sachi yang masih sibuk dengan laptopnya

"Duluan aja. abis ini gue mau nemuin pak devan di rektorat" sahut sachi tak menoleh

"Yauda aku balik dulu" pamit kinan kepada sachi dan dibalas denggan anggukan, ia segera menyusul zee yang sudah lebih dulu di parkiran. Tak berlangsung lama ia mendapati zee yang sudah siap diatas motor.

"Nih pake" zee menyodorkan helmnya kepada kinan, "aku cuma bawa 1 helm, kamu aja yang pake" sambungnya

"Kamu pake apa?" tanya kinan bingung

Zee menutupi kepalanya dengan kupluk hoodienya "gampang wes, aku tutupan hoodie ae"

"Eh serius ini aku yang pake?" dengan ragu kinan mengambil helm tersebut. Zee hanya menggangguk sebagai respon atas pertanyaan kinan. Dengan segera mereka berdua meninggalkan kampus dan menuju jalan pulang. Jalanan kota tampak sedikit lengang, udara dingin menyapa setiap orang yang berkendara malam ini, tiap lampu-lampu kota yang indah menyinari sudut jalan kota ini.

"Zee, aku laper nih, kalo kamu laper juga ta?" tanya kinan beradu dengan dengan deru suara motor

"Mau makan dulu?" lirik zee melalui spion motor, zee yang dasarnya tukang makan tidak bisa menolak tawaran yang menggiurkan baginya.

Kinan yang merasa ajakan tersebut mendapat lampu hijau dengan cepat merespon "boleh zee"
Zee memelankan laju motornya, kedua matanya memburu setiap tempat makan yang dilaluinya, hingga zee memutuskan untuk menepikan motornya didepan kedai kecil sate yang terlihat sepi "Makan sate aja, disini sepi. yang lain antri"

Kinan kaget melihat zee yang kali ini berinisiatif terlebih dahulu, seorang zee yang biasanya terlihat cuek dan apatis terhadap sekitar, mahasiswa satu tingkat dibawahnya ini cukup menyita perhatian kinan larasati yang notabenya adalah senior tingkah kecilnya cukup membuat siapa saja yang mengenalnya merasa heran. Dengan langkah kecilnya kinan menyusul zee masuk kedalam kedai yang terlihat sepi tersebut. Ditemani dengan lantunan lagu seakan mampu menghangatkan malam yang cukup dingin ditambah dengan ornamen kecil yang menghiasi sudut ruang. Setelah memesan beberapa menu, keduanya memilih tempat duduk yang berada dekat dengan jendela.

"Makasih ya zee" ucap kinan membuyarkan pikiran zee yang sedang asyik bergelut dengan dunianya sendiri

"Loh makasih kenapa?" tanya zee bingung

Kinan memiringkan tubuhnya untuk melihat zee lebih jelas "Makasih udah mau barengin aku dan Makasih udah mau tak ajak makan dulu" nitra hitamnya menatap zee lebih dalam, dirinya mencoba untuk menahan diri ketika berada disekitar zee, setidaknya untuk sekarang ini lebih dari cukup baginya. 

-----
80% based on our story

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berteduh AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang