01 || Arras

9 0 0
                                    

Hai, jangan lupa dibantu vote, komen, share, ya!

Ambil baiknya dari cerita ini:>

Ambil baiknya dari cerita ini:>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


••

Pagi ini, cuaca di Kota ini sangat sejuk. Matahari yang belum memunculkan sinarnya, membuat siapapun malas untuk bangun di pagi hari. Sama seperti Ara, hampir saja terlambat dikarenakan bangun terlalu siang.

Ara tergesa-gesa merapikan seragam yang dikenakan, dan melihat jam yang sudah sangat siang. Lima menit lagi bel sekolah berbunyi, Ara menuruni tangga dan mendengar teriakan sang Mama.

"Ara! Sarapan dulu, sayang! Hei!" Teriak Mama Ara melihat putrinya yang tergesa-gesa turun dari tangga menuju pintu rumah untuk memakai sepatu.

Disela-sela memakai sepatu, Ara pun menjawab teriakan sang Mama, "Iya, Ma. Tapi, Ara gak cukup waktunya buat sarapan,"

"Nih, minum susu aja. Kamu diantar Kak Erza aja, ya! Tuh, udah nungguin di luar gerbang," ucap sang Mama panjang lebar sambil memberikan susu kotak untuk Ara.

"Iya, Ma. Ara pamit dulu, bye, assalamualaikum!" pamit Ara setelah mencium tangan sang Mama. Papa? Papa Ara sudah berangkat ke kantor lebih dulu, karena kalau menunggu Ara, bisa telat juga Papanya.

"Buruan naik, Cil!" ujar Kak Erza sedikit kesal telah menunggu lama tuan putri di atas motor kesayangannya.

"Sabar, Kak. Ish, ini juga susah amat naiknya!" kesal Ara kesusahan menaiki motor sang Kakak yang lumayan tinggi.

"Makanya jangan pendek-pendek, Cil!" celetuk Kak Erza. Dibalas tatapan sinis Ara dan bibir yang sudah maju beberapa senti.

Beruntung pagi ini jalanan Kota tidak terlalu macet untuk dilalui motor. Dengan kecepatan tinggi Kak Erza mengendarai motornya melewati gedung-gedung tinggi. Ara melingkarkan tangannya di perut sang Kakak sangat erat, karena Ara sebenarnya takut.

Tibalah di SMA Candrawala, hampir saja gerbang ingin ditutup oleh satpam. Tapi, beruntung Ara berlari memasuki gerbang itu sebelum tertutup rapat oleh satpam. Ternyata bukan cuma Ara yang hampir terlambat. Ara bersama temannya yang bernama Maira, jangan ditanya. Memang, Maira sering kali hampir terlambat, tak jarang pula Maira terlambat sampai dihukum oleh guru BK.

"Huhh, tumben lo hampir telat, Ra? Pasti begadang berakhir lo bangun kesiangan, 'kan?" tanya Maira heran dibalas anggukan kepala oleh Ara. Jarang sekali temannya ini berangkat sekolah mepet waktu jam masuk. Maira sangat hapal kelakuan temannya ini.

Sesampainya di kelas, mereka berdua sudah dihujani pertanyaan oleh Naya. "Hei! Kalian, untung aja gak telat, kurang satu menit lagi kalian pasti dihukum."

Maira yang mendengar itu memutar bola matanya dengan malas. Risa? Sudah dipastikan Risa sudah mengapel pacarnya dibangku paling belakang di mana bangku itu ditempati oleh pacar Risa yaitu Azka.

ARRASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang