Cerita sudah tidak di lanjutkan lagi, alias diberhentikan. Namun saya telah membuat cerita baru dari cerita ini
BoBoiBoy hanya milik Monsta saya hanya meminjam karakter saja.
(Old Username)
Assalamu'alaikum syantik~😘 Kembali lagi dengan yira disini membawa book baruuu :>
Tiwa : banyak bacot kau thor, book kemaren aja belum tamat, udah bikin yang baru lagi
Nyehehehe lagian tanganku gatel pengen bikin yang baru 😋.
Tiwa : seterah kamu lah
Happy Reading . . . .
Di pagi hari yang cerah, dimana semua orang akan mulai sibuk untuk menjalankan aktivitasnya masing masing, namun berbeda dengan seorang gadis yang berumur 19 tahun, dirinya sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, yang bisa ia lakukan hanyalah tertidur di kasur rumah sakit untuk seumur hidupnya, ia adalah (full name) yang sering dipanggil dengan (name).
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nama : (Full name). Umur : 19. Sifat : Kalem, pintar, iseng, bar-bar, ceria. Hobi :(hobi kalian) Like :(kesukaan kalian) Dislike :(ketidaksukaan kalian) Pengidap penyakit Arteri koroner. (Name) memiliki penyakit Arteri koroner dikarenakan faktor turunan dari ayahnya yang memiliki penyakit ini juga.
Pintu ruangan yang ditempati oleh (name) terbuka dan menampakkan sosok wanita paruh baya yang sepertinya sosok tersebut ialah ibu (name).
Wanita tersebut mendekati kasur rumah sakit yang dimana itulah tempat (name) tertidur.
"(Name...maafkan ibumu ini yang tidak becus merawatmu.." wanita yang bernama 'Baiza', ia menangis karena harus melihat anaknya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
"Ibu...jangan menyalahkan dirimu sendiri, ini sudah takdir, aku hanya bisa pasrah."
"Jangan tinggalkan ibu sendiri (name)...sudah cukup ayahmu pergi jangan kau juga ikut pergi meninggalkan ibu sendiri."
"Ibu...aku ga bisa terus terusan di sampingmu, ada adik yang masih bisa menemani ibu, kan?"
"iya ibu tau, tapi ibu tak ingin kehilangan kamu...adikmu juga saat ini sedang sakit, ibu tidak ingin kehilangan kalian semua"
"Tak ada yang tau kapan aku pergi bu, bisa saja aku akan pergi tahun depan, bulan depan, minggu depan, besok, atau sekarang"
"Jangan berbicara seperti itu nak, hati ibu semakin tak rela jika kau pergi"
"Kalau begitu....kita habiskan waktu untuk terakhir kalinya, ibu juga akan ikut dengan ayah baru dan membawa adik, aku akan tetap disini, boleh ya ibu"
"iya nak, kita habiskan waktu...untuk terakhir kalinya.."
Mereka pun menghabiskan waktu untuk yang terakhir kalinya. . . . . . 4 jam lamanya, (name) masih asik mengobrol dengan ibunya yang masih setia berbicara dengan anaknya.
"Bu...mamah, boleh aku panggil mamah aja ga?, dari dulu aku ingin menggunakan kata mamah, tapi ga bisa bisa, m-mamah selalu bolak-balik dari Rumah sakit untuk menjenguk ayah"