"Jika kamu tidak ingin ditindas, maka bangkitlah untuk menindas!"
"Seseorang bisa saja berubah kapan pun yang ia mau, itu semua tergantung waktu yang tepat. Terkadang, kejamnya seseorang itu berawal dari hati yang tersakiti, dan bangkitnya seseorang bisa saja berawal dari seringnya tidak dihargai."
(Author: dekta.ams)
***
Terlihat seorang gadis cantik dengan dres yang ia pakai berwarna biru muda, sambil menenteng tas mungil di tangannya, tanpa menggunakan alas kaki yang terus berjalan menyusuri jalanan sepi. Gadis itu terlihat seperti sedang memikul beban yang sangat besar di tubuhnya. Ia terus berjalan hingga akhirnya gadis itu menghentikan langkahnya tepat pada jembatan yang terdapat di pinggir jalanan tersebut.
Gadis itu menatap lurus ke arah sungai yang ada di bawah jembatan itu. Lumayan mengerikan jika dilihat pada malam hari, gelap sekali di bawah sana. Gadis itu kemudian memutar pikirannya dengan beberapa pertanyaan pada dirinya sendiri.
'Kalau gue mati, mungkin semuanya akan selesai. Dan mereka akan lebih baik kalau gue gak ada.'
'Tapi ini sungai pasti dalam, ngeri banget.'
'Terus, kalau iya gue jatuh terus mati. Kalau gue kagak mati? Kalau gue cuma luka-luka doang yang ada gue bakal ngerasain hal yang lebih sakit lagi dari pada ini di hidup gue.'
'Huf ... gini banget hidup."
Begitulah gerutu gadis itu membatin. Gadis itu kembali menatap sungai di bawah jembatan itu, lalu tanpa berfikir panjang, ia pun memberanikan dirinya untuk melangkah lebih maju dan perlahan mulai menaikkan sebelah kakinya ke atas jembatan itu. Ia sudah berniat untuk melompat ke bawah sana sekarang juga. Namun, hal itu ia urungkan ketika ia tiba-tiba mendengar suara jeritan seseorang dari seberang jembatan.
"What the f*ck!" seru gadis itu terkejut kala melihat seorang perempuan yang sedang ditarik paksa oleh dua orang laki-laki bertubuh jakung dengan pakaian serba hitam. Wanita itu yang memberontak kemudian diseret paksa oleh kedua laki-laki itu dalam lorong gelap dan sunyi yang berada di seberang jembatan.
Gadis itu melirik jam tangannya, pukul 03.16 wib. Gadis itu kemudian melihat ke sekitar, tidak ada satu pun orang di sana. Tanpa memikirkan apa-apa, ia pun segera berlari mengikuti kedua laki-laki yang telah membawa paksa seorang wanita itu. Hingga gadis itu sampai di dalam lorong itu, namun ia tidak menemukan siapa-siapa di sana.
Kemudian ia perlahan kembali berjalan, langkahnya terhenti di samping gang kecil saat ia mendengar rintihan seorang wanita yang ia yakin sekali bahwa suara tersebut berasal dari suara wanita yang sebelumnya ia lihat. Sejenak gadis itu mengatur nafasnya, berharap ia tidak akan melihat kejadian buruk dan semuanya akan baik-baik saja.
"Huf ... bismillah," gumam gadis itu, kemudian mencondongkan kepalanya ke dalam gang kecil itu untuk mengintip apa yang terjadi di dalam sana.
Gadis itu terkejut saat melihat apa yang sedang terjadi di gang kecil tersebut. Salah satu laki-laki itu tengah mencondongkan sebuah pistol tepat pada kepala wanita itu. Gadis itu menutup rapat-rapat mulutnya sambil terus mengintip di balik tembok gang kecil itu.
"Bilang sama gue siapa yang nyuruh lo!"tanya laki-laki itu penuh penekanan.
"GUE LEBIH MILIH MATI DARI PADA HARUS KASIH TAU SIAPA ORANG ITU!"
"BANGSAT ...!"
DOR!
Suara tembakan itu sontak membuat gadis yang sedang mengintip menyaksikan kejadian saat itu terkejut dan membulatkan matanya sempurna. Sungguh kakinya menjadi lemas saat ini, ia yang sebelumnya merasa penasaran terhadap apa yang ia saksikan kini seketika berubah menjadi ketakutan baginya. Gadis itu dengan gemetar perlahan memundurkan langkahnya, terus dan terus mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE PSYCHOPACT
Fanfiction"Jika kamu tidak ingin ditindas, maka bangkitlah untuk menindas!" Seseorang bisa saja berubah kapan pun yang ia mau, itu semua tergantung waktu yang tepat. Terkadang, kejamnya seseorang itu berawal dari hati yang tersakiti, dan bangkitnya seseorang...