Our Wedding Story

OWS-39

7 Bulan Kemudian,
Waktu yang terus berjalan tak terasa hampir mencapai akhir tahun. Bulan Oktober puncak musim gugur di Korea Selatan. Daun mulai berubah warna pada akhir September, dan musim berlangsung hingga pertengahan November ketika cuaca musim dingin tiba.

Seperti halnya musim yang dapat berganti di setiap berapa bulan sekali, hubungan pun bisa berubah. Yang membenci akan berbaikan, yang baik-baik saja menjadi saling benci dan yang hidup tanpa rasa menjadi penuh cinta.

Sejauh ini hubungan pasangan yang berjuang untuk mendapatkan buah hati, semakin harinya semakin protektif. Jennie dan Lisa terkadang masih sering berdebat, walaupun berdebat untuk hal kebaikan. Tapi setelahnya mereka saling mencari, Jennie tanpa Lisa bukanlah wanita kuat, Lisa tanpa Jennie bukanlah orang hebat. Keduanya saling membutuhkan. Perdebatan sejauh ini tentu saja untuk kebaikan buah hati yang saat ini masih berada di perut Jennie. Usianya kini sudah 30 minggu, jenis kelamin sudah bisa diketahui namun keduanya memilih untuk menyimpan rasa penasaran itu. Bagi mereka mau itu baby perempuan ataupun laki-laki, itu sama saja. Mereka akan menyayangi anak mereka dengan sepenuh hati.

Kediaman Jenlisa
Pagi ini keduanya seperti biasa, mereka akan sarapan terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas. Lisa sudah meminta Jennie untuk cuti agar bisa lebih banyak istirahat dirumah, namun Jennie selalu bisa meyakinkan Lisa bahwa dia baik-baik saja. Lagipula dia juga bekerja di Rumah Sakit, Irene saja masih bekerja kenapa dia harus cuti duluan.

Pagi ini Lisa memiliki jadwal flight bersama Seulgi pukul 11 nanti. Namun Lisa sudah bersiap, dia berniat pergi mengunjungi Wendy terlebih dahulu bersama Seulgi setelah mengantar istrinya bekerja. Ahjussi dan Ahjumma yang berada di rumah Manoban kini bekerja dengan mereka. Ahjumma Jung juga masih bekerja merawat Hana.

Hubungan Lisa dengan Joy sudah membaik, walaupun masih ada rasa segan dari Joy tapi sejauh ini mereka baik-baik saja. Lisa juga memberi tunjangan untuk Joy setiap bulannya sebagai bekal hingga Joy mendapatkan pendamping nanti. Bukan maksud menyogok agar dimaafkan, tapi ini niat baik dari Lisa membantu Joy, sejatinya bukan hanya Joy yang kehilangan. Tapi Lisa dan yang lainnya juga kehilangan Wendy sebagai sahabatnya. Tenang saja, Jennie sudah tahu mengenai ini. Jennie juga yang memberi ide seperti ini.

"Dad, pulang nanti mau dijemput aku atau diantar Ahjussi?" tanya Jennie yang sedang menyiapkan bekal untuk Lisa. "diantar Ahjussi saja Mom, kau langsung pulang saja agar cepat istirahat...Mommy jangan terlalu lelah ne" jawab Lisa.

"iya sayang, tenang saja..aku tahu apa yang harus dan tidak perlu aku lakukan. sudah menghubungi Mommy?"

Setelah bercerai, Pharita memantapkan dirinya untuk kembali ke kampung halamannya di Thailand. Dia tenang meninggalkan Lisa karena ada Jennie yang pasti merawat anaknya dengan baik. Do-Ha masih berada di Korea Selatan, tepatnya di Pulau Jeju. Do-Ha dipecat dengan tidak hormat dari maskapai karena kasusnya berselingkuh yang menjadi akar pembunuhan. Walaupun bukan Do-Ha yang melakukan, namun nama maskapai tempat bekerja terbawa ke berita yang sempat ramai diperbincangkan selama 2 minggu. Kini Do-Ha menjadi seorang pelayan yang dibayar pemilik kapal. Mengasingkan diri menurutnya lebih baik, daripada membuat malu anak dan menantunya, bahkan besannya.

"aku sudah mengirim pesan tadi sebelum sarapan, mungkin nanti aku akan menelpon saat menunggu flight" jawab Lisa. Jennie mengangguk, "jangan lupa hubungi ne, jangan buat Mommy khawatir..selalu beri kabar seperti kau memberi kabar padaku" balas Jennie.

Lisa berdehem menjawab pernyataan Jennie, dia sedang mengunyah mulutnya penuh dengan nasi goreng yang dibuat Jennie. Walaupun sudah memiliki maid, urusan perut Lisa itu masih tanggungjawab Jennie.

"sudah lengkap semua, aku ke kamar dulu merias sedikit dan membawa tas" ucap Jennie. "aku antar Mom" tawar Lisa.

"tidak perlu, Daddy makan saja...aku akan perlahan tenang saja"