1 Cinta yang Terpendam Selama 13 Tahun

429 35 4
                                    

Cintaku padamu, sedalam itu.
Aku hanya ingin mencintaimu, meski kau tak pernah tahu. -Adel.
.
.
.

Malam itu, sebuah pesta diadakan di salah satu ballroom hotel di Jakarta. Ratusan orang berdatangan ke dalam ballroom tersebut, membuat suasana yang tadinya sepi dan hanya berisi tatanan gelas, minuman, dan makanan ringan, kini penuh oleh orang-orang. Diantara mereka, ada yang datang sendiri ataupun bersama pasangannya. 


Orang-orang itu memakai pakaian serba hitam, dress-code yang dipilih oleh panitia di pesta reuni akbar SMA Sentosa. Rata-rata pria yang hadir memakai setelan jas hitam dengan kaos atau kemeja polos yang dipadukan dengan jeans atau celana bahan hitam. Sementara, para wanita memakai dress, baik itu mini dress maupun long dress. Untuk wanita muslim, mereka memakai dress Muslimah atau abaya, dengan kerudung yang juga berwarna hitam. Intinya, semua orang disana memakai pakaian serba hitam.

“Astaga!” umpat seorang wanita berambut Panjang dikuncir kuda. Dia menatap ke depan dan lihat ke arah kanan dan kirinya. Lalu, dia melihat pakaian yang dia kenakan.

Dia memejamkan mata dan mengatupkan gigi atas dan bawahnya dengan geram.

‘Gue lupa dresscode nya hitam!! Padahal tadi malem udah diingetin sama si Fio!’ serunya dalam hati sambil sibuk menghubungi teman-temannya di grup chat geng mereka. Sayang, tidak ada balasan. Mungkin mereka sedang sibuk Bersiap? Entahlah. 

Wanita itu menghela napas. Dia sudah sampai di depan ballroom dan hendak melakukan registrasi kedatangan di meja tamu, tadinya. Tetapi karena kostumnya tidak sesuai, dia pun memilih untuk... pulang.

Bagaimana tidak? Dia memakai dress pendek berwarna putih tulang! Pasti mencolok sekali diantara para tamu yang memakai pakaian serba hitam itu! Daripada jadi bulan-bulanan masa, lebih baik dia balik kanan dan pulang kan?

Begitu dia membalikan badan hendak menjauh dari pintu masuk ballroom, dia menabrak seorang pria dengan jas hitam. Pria itu lebih tinggi darinya, sehingga matanya hanya bisa menatap dada sang pria yang dia tabrak. Dalam sepersekian detik itu, dia bisa melihat sebuah kalung salib berwarna perak bertengger disana. “Ah, sorry,” ucap wanita itu.

“No problem, eh, Freya?” ucap sang Pria agak terkejut. Wanita itu terkesiap karena sang pria mengenalinya. Dia pun mendongakan kepalanya. Menatap ke arah pria berambut pendek dengan model undercut dan berkacamata dengan bingkai hitam di hadapannya.

Untuk sepersekian detik, mereka saling memandang tanpa berkedip, mencoba mencerna semua yang sedang terjadi diantara mereka saat ini. Hingga akhirnya, wanita yang dipanggil Freya itu mengerjapkan matanya lalu mundur dua langkah dari hadapan pria itu. 

Dia memiringkan kepalanya, mencoba mengingat-ingat kembali siapa pria ini? Kenapa dia mengenalinya? Dan kenapa dia tidak mengenali pria ini?

“Emm,” Freya mencoba mengingat-ingat. Kali ini dia sambil mengerutkan keningnya, berusaha keras. Mau bagaimana lagi? Dia lulus dari SMA Sentosa 10 tahun yang lalu, sementara satu angkatannya ada sekitar 400 orang. Lalu reuni ini untuk Angkatan 2013-2023. Dia tidak mungkin mengetahui semua orang kan? Tapi dia yakin, pria ini tidak pernah satu kelas dengannya.

Freya menatap pria itu beberapa detik sambil tersenyum kikuk.

Tapi, tampang dan penampilannya boleh juga sih.

“Sorry?” ucap Freya, memberi kode bahwa dia tidak ingat pria itu.

“Adel, Fre,” ucapnya sambil tersenyum.

“Adel?”

“Kita satu ekskul komik dulu,” ujarnya.

Freya membelalakan matanya. Dia ingat, dulu dia pernah masuk ekskul komik karena suka baca komik meski tidak bisa menggambar sama sekali. Adel? Dia adalah komikus favorit Freya di sekolahannya!

Impossible FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang