2: White Dress and Orange Juice

111 29 2
                                    

Aku mencintaimu karena itu kamu. Cintaku padamu, tak kan hilang semudah itu. - Adel.

.
.
.

Adel masuk ke dalam ballroom megah tersebut yang kini sudah dipenuhi oleh hingar bingar musik dan gemerlap lampu di tengah temaramnya pencahayaan. Mayoritas orang disana tengah mengobrol dengan circle masing-masing sambil meminum minuman di gelas kaca yang mereka pegang. Di pinggir-pinggir ruangan berjajar aneka minuman yang bisa dipilih sesuka hati, mulai dari jus, soft drink, hingga alcohol dengan kadar yang ringan. Di ujung ruangan terdapat sebuah stage dengan peralatan DJ dan seorang DJ yang memainkan musik disana. Di tengah-tengah ruangan terdapat beberapa meja yang menyediakan makanan ringan, mulai dari yang asin hingga yang manis. Beberapa pelayan berpakaian putih hitam berlalu Lalang membawa minuman diantara orang-orang yang kini sudah memenuhi area ballroom.

“Selamat malam semuanya! Selamat datang di Reuni Akbar SMA Sentosa Angkatan 2013-2023!” seorang MC mulai membuka acara reuni tersebut sesuai jadwal, yaitu pukul delapan malam. Orang-orang yang hadir bertepuk tangan dengan riuh, beberapa berteriak dan bersiul, suasana menjadi lebih ramai dari sebelumnya. 

Tapi tidak bagi Adel. Dia tidak merasakan keramaian itu. Perhatiannya hanya fokus pada wanita berbaju putih yang kini sedang dia cari keberadaannya. Dia berjalan menembus puluhan orang di depannya sambil mengucapkan kata ‘maaf’ dan ‘permisi’ berkali-kali. Dia tidak ingin kehilangan orang ini lagi setelah 10 tahun mereka terpisah tanpa kabar.

“Nah, dresscode kita kan hitam nih, apakah disini ada yang salah kostum? Kalau ada, gimana kalau kita minta dia ke depan panggung!” seru sang MC lagi. Adel mendengar perkataan itu, membuat pikirannya agak kalut. Dia takut Freya harus naik ke atas panggung karena kesalahannya. Walaupun dia tahu kalau Freya adalah orang yang pemberani, bahkan pernah menjadi ketua kelas saat SMA kelas sebelas, tetapi dia juga tahu, naik panggung karena salah itu adalah humiliation, dan dia tidak mau Freya dipermalukan di depan ratusan orang yang ada disini.

“Oh, itu dia!” seru sang MC membuat dada Adel berdetak kencang. Dia langsung berhenti berjalan dan mencari ke arah seseorang yang diminta MC untuk naik ke panggung. “Woww! Ini sih bukan salah kostum, tapi memang orangnya ingin naik ke atas panggung. Siapa lagi kalau bukan starboy kita! Zee!!” seru sang MC. Adel menghela napas lega karena itu bukan Freya. Dia pun lanjut berjalan mencari sesosok wanita berkuncir kuda dengan dress berwarna putih dan jas hitam yang disampirkan di pundaknya.

“Gue gak mau mabok Fiony!” seru Freya kesal karena temannya itu terus saja menawarinya minuman beralkohol. 

“Dikitt!” seru Fiony yang sudah meminum beberapa teguk alkohol di tangannya.

“Ya sama aja memabukan. Lu tahu gue islam kan?” ujar Freya kesal. Fiony memutar bola matanya.

“Flora islam, tapi dia minum tuh,” ujar Fiony.

Flora menghela napas. Dia meminum minuman beralkohol di tangannya beberapa teguk lagi.

“Gak semua orang islam doyan yang haram-haram,” ujar Flora. “Udah tuh fokus sama MC ngomong apa. Entar lu tiba-tiba disuruh ke depan baru tahu rasa,” lanjutnya. Fiony yang sering demam panggung hanya bisa terdiam. Dia ingat terakhir kali dia ikut acara gerak jalan, tiba-tiba nomor yang dia pegang menang undian utama acara tersebut, lalu dia dipanggil ke atas panggung dan diminta memberikan sepatah dua patah kata. Bukannya berbicara, dia malah kentut. Kebetulan, suara kentutnya pun sangat besar. Flora? Dia ada disana, menemani Fiony yang ngebet ingin mencoba Sepatu Nike terbaru miliknya di acara gerak jalan.

Freya terkekeh. “Gue jadi inget pas acara gerak jalan itu kan? Harusnya gue dateng tuh jadi bisa lihat ekspresi lu kaya gimana. Pas kentut, tainya gak keluar kan?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Impossible FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang