Jam 00:00 tengah malam, pemuda yang tengah asik begadang sambil memainkan ponselnya tak ingat waktu, dia Taufan pemuda dengan rambut coklat dengan sehelai putih di rambutnya, mata biru langit, tak cukup tinggi juga.
"Tunggu... Ada yang membicarakan ku...siapa yang peduli? Eh baterai ponselku tinggal sedikit yahh.. Dan jam berapa sekarang" dia sejenak melihat kearah jam dinding menandakan pukul 00:04 waktu pergantian hari.
"Alamak- abis lah aku... "
Malam berganti, Pagi hari yang cerah pukul 05:20, di rumah Taufan "TAUFAN! CEPAT BANGUN NAK! NANTI TERLAMBAT LAGI!" teriakan sang bunda yang dapat membuat rumah tersebut gempa beberapa menit akibat hal itu Taufan terjatuh dari kasurnya dan terbangun dari mimpi nya yang indah.
"Eh iya sebentar bunda!" -Taufan
"Aduh... Anak ini kebiasaan"-sang bunda
Rumah kembali bergetar Taufan dengan terburu-buru bersiap-siap untuk berangkat sekolah bahkan sampai terjungkal dari tangga beruntung tidak membuat luka fatal, sang bunda yang hanya bisa pasrah melihat anaknya yang tidak di siplin hanya bisa menggeleng kepala lelah.
"Bunda! Taufan berangkat ya! "-Taufan
"Hati hati di jalan! "-sang bunda
"siap bun!! "Taufan dengan cepatnya mengambil skateboard nya dan meluncurkan nya di pinggir jalan menuju sekolah nya, namun tak selancar yang dia bayangkan.
Terlihat di pintu gerbang pemuda osis gagah sedang menjaga pintu gerbang agar anak-anak yang terlambat dapat di pantau dengan teliti, tidak hanya satu orang saja namun juga pendamping nya berada di sana.
'Itu tidak seperti biasanya? Dimana yang satu?'-Taufan
Taufan hanya heran namun mengabaikan hal itu dan mencari ide untuk lolos dari mereka berdua, dia sudah terbiasa akan kejadian seperti ini dan sudah mempersiapkan ide matang-matang seperti kata pepatah, sediakan payung sebelum grimis.
Taufan menyelinap melalui pohon yang dekat dengan pagar belakang sekolah itulah jalan pintas satu- satunya selain pintu belakang pagar sekolah, dia meletakkan skateboard nya di belakang punggung nya dan sudah bersiap memanjat pohon itu namun tiba-tiba.
" Woi! "
"AAAAAA" Taufan melihat kearah belakang nya, terdapat pemuda sahabat nya Blaze dia memliki mata merah menyala bagaikan api, yang sepertinya terlambat juga, biasa teman seakrab.
"Yooo terlambat juga? "-Blaze
"Pakai nanya"-Taufan
"Awokawok cepetan manjat setelah itu giliran ku"-Blaze
"Siap!" Taufan pun memanjat pohon itu dengan cepat dan sudah berada di atas tangkai nya dekat dengan dinding pagar, Blaze menyusul di belakang nya.
Saat Blaze sudah berada tepat di belakang Taufan, tiba-tiba saja Taufan terdiam melihat kearah bawah lantas Blaze pun heran dengan tingkah laku Taufan, Blaze yang penasaran pun ikut melihat kebawah, dia ikut terdiam.
"Halooo bocah-bocah bermasalah" Seperti yang Taufan bilang sejak awal ternyata ini adalah jawaban mengapa tidak seperti biasanya, karena salah satu dari mereka sudah siap menunggu di tempat rahasia para anak terlambat.
Bel di bunyikan, pelajaran di mulai, namun itu tidak berlaku bagi Taufan dan Blaze yang sedang mengangkat satu kaki mereka dan membawa dua ember berisi air di tangan mereka, dengan panas menyengat terjemur di lapangan depan bendera berkibar.
"Aku sudah menduga hal ini... "-Taufan
" Solar sialan!!! "-Blaze
Mereka hanya dapat menggerutu dan pegal yang menyusul di tangan mereka dan tidak lupa panas yang membakar kulit mereka menjadi hitam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Berbeda Namun Sama
Short Story"Apasih sebenarnya ini? Eh...Halilintar?? " "Siapa kau! Berani-beraninya masuk kedalam kerajaan! Aku adalah pangeran di wilayah kerajaan ini, dan siapa gerangan kamu rakyat jelata! " "Eh... HAH?!!!!!!!! " Dunia Baru yang penuh petualangan! sihir yan...