Bab 36-40

353 27 5
                                    

    𝗕𝗮𝗯 𝟯𝟲

    Paman Zhang yang melihat banyak bakpao di dalam tas, dia langsung tidak sungkan dan memakan bakpao pemberian Lu Wan.

    Lu Wan yang melihat bahwa paman Zhang memakan bakpao, setelah itu dia melihat sekitarnya dan lalu dia naik gerobak.

    Setelah duduk di atas gerobak, dia memakan bakpao sambil melihat ke sana kemari dan untuk menunggu orang desa kembali.

    Meskipun dia melihat ke sana kemari, sebenarnya dia sedang memikirkan tentang tanah yang akan dia beli.

    Enaknya di mana ya kalau pilih tanah, dia berharap tidak dekat dengan tetangga dan juga tidak jauh dari tetangga.

    Dan yang terpenting dekat dengan aliran sungai dan gunung, coba nanti aku pulang tanya saja dengan Paman Zhang atau bibi Zhang.

    Lu Wan yang sedang melamun untuk memikirkan di mana tanah untuk membangun rumah, melihat orang desa memasuki gerobak satu persatu.

    Setelah melihat semua orang sudah naik ke gerobak, paman Zhang langsung menggerakkan gerobak sapi ke arah desa untuk pulang.

    Lu Wan sekali lagi takjub dengan pemandangan di sini, meskipun dia juga lahir di desa, akan tetapi desa dulu dia tinggal dan desa sekarang dia berasal berbeda.

    Mungkin ini terkait dengan polusi, di dunia tempat dia tinggal sudah ada beberapa pabrik yang di dirikan, dan banyak orang di tempatnya tidak pernah menghargai hutan.

    Dan kebanyakan orang-orang akan menebang hutan untuk proyek pembangunan, jadi di situlah masalahnya.

    Karena polusi udara yang baik akan hilang dengan seiring waktunya.

    Memikirkan ini, dia menghela nafas. Karena orang di abad 21 modern tidak akan pernah merasakan betapa baiknya polusi udara yang belum tercemar.

    Dan ini mungkin bisa di rasakan oleh orang tua yang hidup dan lahir pada tahun 40-80an.

    Lu Wan memikirkan ini semua sampai dia tiba kembali di desa, setelah sadar dia melihat paman Zhang memarkirkan gerobak sapi di pintu masuk.

    Setelah menunggu orang turun satu persatu, dan akhirnya dia tiba waktunya untuk turun dan sebelum turun dia mendengar paman Zhang berkata, " Gadis kecil, kamu pulang dulu ke rumah nanti paman Zhang akan membawa mu ke rumah kepala desa ".

    Setelah mendengar ini, Lu Wan mengiyakan paman Zhang dan dia pulang ke rumah.

    Sesampainya di rumah dia melihat bibi Zhang sedang memberikan makan ayam dan membersihkan kotoran ayam di kandang.

    Bibi Zhang yang melihat Lu Wan telah kembali berkata, " Gadis kamu sudah pulang, masuk dan cuci tanganmu, bibi sudah memasak ".

    Lu Wan mendengar ini, dia tersenyum dan menjawab, " Baik bibi Zhang, terimakasih bibi Zhang".

    Bibi Zhang menjawab, " Untuk apa kamu berterimakasih ".

    Lu Wan, " Karena bibi Zhang merawat ku mulai dari sakit sampai sekarang ini, jadi aku berterimakasih sekali sama bibi Zhang ".

    Bibi Zhang mendengar ini, merasakan sedih di hatinya. Dia mengetahui bahwa keluarga gadis itu di bantai oleh tentara Jepang itu.

    Dan dari 300 orang, yang tersisa cuma gadis tersebut.

    Kenapa saya mengetahuinya, itu karena putra bungsu saya yang telah menyelamatkan gadis tersebut.

    Oh iya, putra bungsu ku adalah seorang tentara. Sebenarnya Zhang tua dan saya, memiliki tiga seorang anak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Membawa Bangunan Komersial 99 lantai dan Ruang Peri ke Era Anti-JepangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang